MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Status merapi sejak di tetapkan status menjadi siaga III pada 5 November 2020 oleh BPPTKG sampai sekarang belum ada perubahan. Posko pengungsian semakin bertambah untuk dipersiapkan kedepan dan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Pengungsi yang diprioritaskan lansia dan anak-anak tersebut sudah mencapai 814 orang.
Kegiatan yang dilakukan Relawan Muhammadiyah dari Muhammadiyah Disaster Management center (MDMC) Kab Magelang selain membantu dalam penyediaan logistik pengungsi, MDMC juga melakukan pendampingan kesehatan dan psikososial bagi lansia dan anak-anak.
Salah satu Posko di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Muntilan contohnya. Dibantu AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah), Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Muntilan dan LLHPBB Lembaga Lingkungan Hidup dan Penangggulangan Bencana) ‘Aisyiyah, Posko tersebut melakukan kegiatan pendampingan bagi pengungsi dengan baik dan rutin (13/11).
Pendampingan Lansia berupa pengecekan kesehatan selama di posko dengan melibatkan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang. Selain itu Lansia diajak untuk senam Lansia dan pra Lansia oleh LLHPB Aisyiyah dan Timkes dari Psikologi UNIMMA.
Sedangkan untuk Balita kegiatan Trauma Healing oleh Angkatan Muda Muhammadiyah Muntilan diberikan sejumlah mainan edukasi dengan didampingi oleh IGABA (Ikatan Guru TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal) Muntilan. Balita masih dalam masa perkembangan dan pertumbuhan dan harus didampingi agar mereka terus belajar hal baru untuk perkembagan pendidikan usia dini.
“Kami sengaja membawakan mainan yang mendidik agar tidak bosan dan perkembangan mereka tidak terhambat dan kita juga melakukan kegiatan lain yang posistif untuk mendidik spiritual mereka sesuai usia”, Kata Uswatun Hasanah selaku koordinator Psikososial AMM Muntilan.
Sampai saat ini kami masih ada beberapa kebutuhan mendesak di posko PAY Muhammadiyah Muntilan. Kebutuhan mendesak tersebut adalah ketersediaan pakaian dalam bagi wanita dan anak-anak, makanan balita dan kapur barus.
“Kami masih membutuhkan segera untuk adanya pakaian dalam wanita, dan makanan untuk anak-anak agar gizi mereka tercukupi, kami juga membutuhkan kapur barus untuk pewangi kamar mandi” Kta Taryati, LLHPB ‘Aisyiyah Kabupaten Magelang.
Selama pengungsi didatangkan, MDMC Kabupaten Magelang sudah aktif dalam upaya penanggulangan berupa evakuasi warga, pendataan sampai pendampingan bagi pengungsi Merapi. (NSP/Riz)