YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk terus tumbuh dan bertransformasi. UMKM di Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan produk global bukan hanya akik, batik, atau kripik.
Hal tersebut disampaikan Teten dalam agenda pembukaan Bimbingan Teknis Pemberian Pembiayaan Dana Bergulir KUMKM di Yogyakarta, Ahad (15/11). Sekaligus penandatangan MoU Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.
Teten mengungkapkan, pemerintah berkomitmen membantu pembiayaan koperasi dan UMKM baik di masa pandemi maupun pasca pandemi. Koperasi bukan hanya penyalur UMKM, melainkan sebagai partner membangun ekonomi rakyat.
Menurutnya Kementerian Koperasi dan UKM mendorong usaha mikro untuk naik kelas. Dalam hal ini diperlukan transformasi, diantaranya perbaikan kelembagaan, transformasi menuju digital, dan produksi berbasis teknologi.
Kemandirian Ekonomi
Sementara itu, Ketua PP ‘Aisyiyah Dra Latifah Iskandar menyambut baik dukungan Kementerian Koperasi dan UKM kepada ‘Aisyiyah. Karena dalam membangun kemandirian ekonomi tidak bisa dilakukan secara sepihak.
“Para kader ‘Aisyiyah bukan hanya sekadar pengurus koperasi, melainkan Mujahidah yang bersungguh-sungguh membangun ekonomi umat,” ungkapnya. Dalam hal ini peningkatan kapasitas pengurus dan pengelola koperasi serta peningkatan performa koperasi menjadi prioritas.
Untuk itu Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan bermitra dengan LPDB KUMKM memberikan kesempatan kepada koperasi – koperasi ‘Aisyiyah untuk mengikuti Bimbingan Teknis. Dalam rangka persiapan pengajuan modal bergulir, yang diharapkan bisa menstimulus kinerja koperasi ‘Aisyiyah dengan narasumber dari LPDB dan ‘Aisyiyah .
Kegiatan ini dilakukan secara Luring dan Daring. Peserta Luring merupakan perwakilan dari koperasi – koperasi ‘Aisyiyah dari berbagai daerah dengan 40 peserta dari 20 koperasi yang sudah diseleksi.
Kegiatan ini juga dilaksanakan secara Daring dengan 100 peserta dari 50 koperasi ‘Aisyiyah yang belum mempunyai kesempatan untuk mengikuti secara Luring. Output dari kegiatan ini diharapkan Koperasi ‘Aisyiyah bisa mengakses dana LPDB KUMKM.
Kiprah ‘Aisyiyah
Permasalahan ekonomi yang masih terjadi di Indonesia sangat berdampak pada perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga. Kondisi tersebut menjadi keprihatinan ‘Aisyiyah, sejak Muktamar ke 19 di Bukit Tinggi cikal bakal koperasi sudah dirintis.
Ketika saat itu diperlukan dana untuk pembangunan gedung dan terus bertumbuh hingga lahirnya Bagian Ekonomi pada Muktamar ke -39 di Padang yang teraktualisasi dengan terbentuknya BUEKA (Badan Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah). Di dalam bagiannya ada kelompok-kelompok simpan pinjam yang menjadi prakoperasi.
Sejarah panjang ‘Aisyiyah dalam membangun koperasi sebagai sarana dakwah ekonomi terus ditumbuhkembangkan hingga muncul koperasi-koperasi ‘Aisyiyah di beberapa wilayah dan daerah yang saat ini sudah berjumlah 426 koperasi.
Dan pada tahun 2018 lahirlah Koperasi Sekunder Syariah Nasional dengan nama KSPPS BWM sebagai wadah koperasi-koperasi ‘Aisyiyah sehingga menjadi jaringan koperasi nasional.
Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagai bagian penting dari cita-cita nasional para pendiri bangsa sampai saat ini masih menjadi perhatian serius. Sehingga ‘Aisyiyah ikut berkontribusi di bidang ekonomi yg juga merupakan pilar ketiga Muhammadiyah abad ke-2 melalui gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Dalam hal ini melalui koperasi – koperasi ‘Aisyiyah yang diharapkan sebagai jembatan yang bisa mewujudkan agenda strategis dalam dakwah ekonomi. Juga sebagai wadah yang bisa mendorong tercapainya tujuan mulia koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota, sekaligus meningkatkan kualitas koperasi ‘Aisyiyah. (Riz)