YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Meneguhkan gerakan keagamaan, solusi hadapi pandemi dan masalah negeri,” merupakan tema yang dipilih dalam peringatan Milad ke-108 Muhammadiyah yang berlangsung pada Rabu, 18 November 2020. Dari tema tersebut setidaknya terdapat tiga aspek yang menjadi fokus Muhammadiyah ke depan. Pertama, peneguhkan gerakan keagamaan. Kedua, tentang bagaimana Muhammadiyah menghadapi pandemi. Ketiga, mengenai permasalahan bangsa yang datang secara bertubi-tubi.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, Islam hadir untuk membawa keselamatan dan kebahagiaan bagi umat manusia. Artinya, Islam hadir sebagai sistem yang menciptakan keseimbangan hidup berupa perdamaian. Maka dari situ Sang Nabi diutus guna menyempurnakan akhlak manusia yang pada saat itu mengalami degradasi moral seperti, pembunuhan, perbudakan, perzinaan, kecurangan, kesewenang-wenangan, dan lain sebagainya.
“Dan pada akhirnya Muhammad Saw. berhasil membawa umat manusia kepada tatanan kehidupan yang damai, toleran, dan berkeadaban dengan simbol Al-Madinah Al-Munawarah. Kota peradaban yang cerah dan mencerahkan,” ujar Haedar dalam Press Conference Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait dengan penyelenggaraan Milad ke-108 Muhammadiyah (16/11).
Haedar berpesan, sebagai seorang muslim yang berada di negara mayoritas muslim, tentu nilai-nilai kenabian ini harus diejawantahkan dalam gerakan dan tindakan nyata, apa pun orientasi dan pandangannya. Menjadikan akhlak dan perilaku nabi sebagai cara dan pedoman hidup, mulai dari tutur kata, perbuatan, hingga pikiran yang berkemajuan.
Dalam konteks yang lebih inklusif, Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin. Peristiwa diutusnya Nabi Muhammad di Jazirah Arab merupakan pertanda rahmat bagi seluruh alam. Beliau membawa kesejukan, perdamaian, kasih sayang kepada siapa pun. “Nilai-nilai kemuliaan semacam ini perlu terus kita digelorakan, syiarkan, dan teladani,” ungkapnya.
Haedar menambahkan, membawa agama sebagai nilai yang menciptakan kebahagiaan dan keselamatan, diperlukan sebuah proses internalisasi dan keteladanan yang kuat. Nilai-nilai luhur agama dan Pancasila perlu dihidupakan kembali dengan cara mengamalkannya. Maka lahirnya Muhammadiyah bertujuan untuk menggelorakan, mensyiarkan, dan mewujudkan nilai-nilai Islam yang bersifat subtansif.
“Oleh karena itu kita hadirkan semangat peneguhan gerakan keagamaan yang membawa kepada perdamaian, keselamatan, pencerahan, ketertiban, dan kemajuan hidup umat manusia,” tegasnya.
Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, dalam menghadapi gembang pandemi yang belum selesai, Muhammadiyah tetap berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif kepada negeri. Bagi Muhammadiyah, permasalahan ini masih merupakan rangkaian dari refleksi Al-Maun dan bagian dari jihad kemanusiaan.
Dalam penyelenggaraan Milad ke-108 Muhammadiyah, akan berlangsung secara virtual di tiga titik, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Surakarta. Agus Taufiqurrahman mengajak seluruh pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan baik, dan memaknai momentum Milad ke-108 dengan penuh kesyukuran. (diko)