JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) merupakan kampus kebanggaan persyarikatan Muhammadiyah yang semakin unggul berkemajuan. Dalam beberapa tahun terakhir ini Uhamka terus berkembang menjadi salah satu kampus terbaik dan memperoleh tempat di hati masyarakat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi memberikan sambutannya dalam Wisuda Uhamka Selasa (17/11). Haedar menyampaikan terima kasih kepada Civitas Akademika Uhamka, LLDIKTI, dan orang tua mahasiswa dalam mencerdaskan generasi bangsa.
“Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kerja sama selama ini untuk perguruan tinggi Muhammadiyah, InsyaAllah sinergi ini merupakan modal penting kita mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga dengan kerja sama ini kita mewujudkan semangat persatuan Indonesia untuk kemajuan bangsa dan negara,” ungkap Haedar.
Menurutnya perguruan tinggi Muhammadiyah merupakan kekuatan penggerak untuk membangun peradaban bangsa. Sekaligus menjadikan Muhammadiyah sebagai aset strategis Indonesia dalam kehidupan bangsa dan pergumulan di tingkat global.
Kepada para wisudawan Haedar berpesan agar agar menjadikan integritas diri berbasis akhlak mulia sebagai bekal ruhaniah di masa depan. “Ananda memiliki tanggung jawab yang lebih besar, perjuangan yang lebih berat, sekaligus tantangan yang tidak ringan,” tutur Haedar.
Bangsa di manapun selalu memerlukan warganya yang memiliki integritas termasuk para elit dan pemimpin bangsa. “Secerdas apapun, sepandai apapun seseorang, apalagi menjadi pemimpin dia akan kehilangan kepandaian dan kecerdasannya ketika dia tidak memiliki integritas diri yang kuat,” tandasnya.
Haedar menyebut integritas tersebut dalam bentun moral, perilaku, ucapan yang menjadi ukuran budi bekerti. Termasuk berbasis nilai-nilai agama, budaya luhur bangsa, dan Pancasila dan dasar negara.
“Bangsa ini pada hari ini dan ke depan semakin memerlukan orang-orang yang berintegritas moral yang tinggi,” imbuh Haedar.
Salah satu aspek integritas akhlak adalah kejujuran. “Ananda sekalian dimanapun berada, bekerja di manapun lapangannya, dan hidup di tengah masyarakat di manapun, jika jujur insyaAllah akan memperoleh tempat yang berwarwah dan bermuru’ah (bermartabat),” ucap Haedar.
Selain itu, masih menurut Haedar, bangsa ini juga memerlukan generasi yang cerdas, berilmu, dan berkeahlian tinggi. “Tidak boleh berhenti belajar, asah kecerdasan, tambah ilmu dan keahlian. InsyaAllah di manapun ananda berada, kecerdasan, keilmuan, dan keahlian itu akan memberi nilai tambah dan nilai lebih,” pesannya.
Terakhir, yang diperlukan bangsa ini adalah kecerdasan sosial atau kemampuan untuk hidup di tengah masyarakat, umat, dan bangsa. Dalam suasana apa pun dan keragaman apa pun. “Masyarakat akan menilai seberapa jauh peran, partisipasi, dan kebermaknaan atau kontribusi ananda sekalian dalam kehidupan masyarakat luas. Jadilah uswah hasanah di tengah masyarakat dimulai dari yang kecil sekalipun,” kata Haedar.
Termasuk di era pandemi, jika lulusan Uhamka serta keluarganya mampu menjaga disiplin dan protokol kesehatan sudah merupakan sumbangan besar dalam relasi sosial untuk mengatasi pandemi.
“Menjaga protokol kesehatan adalah sebagian dari iman, untuk hifdzun nafs (menjaga jiwa). Sebaliknya kalau kita mengabaikan, lalai, dan bertindak semaunya atas nama apapun, itu merupakan tindakan yang bertentangan dengan akhlak mulia, mengancam orang orang lain, bahkan bisa juga mengancam kesehtan diri sendiri,” pungkasnya. (Riz)