MEDAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumatera Utara melalui TBCare-HIV memasilitasi peningkatan kompetensi pengurus Pejuang Sehat Bermanfaat (PESAT) dalam bentuk pelatihan guna meningkatkan kompetensi dalam memerankan tugas organisasi, edukasi, komunikasi dan pendampingan penderita tuberculosis yang jumlahnya masih cukup banyak.
Pelatihan berlangsung selama dua hari di Hotel Polonia Medan, melibatkan pengurus PESAT Sumatera Utara. Pelatihan ditutup oleh Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara Hj. Elynita Koto, Jumat kemarin. Sedangkan pembukaan pelatihan dilakukan oleh Kasi P2P Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dr. Yulia Maryani M.Kes.
Persoalan tubercolusis masih menjadi P-R serius karena angkanya masih sangat tinggi ditambah lagi dengan kasus TB-HIV yang membutuhkan perhatian sama. Penanganan penderita tuberculosis di Sumatera Utara selama ini dilakukan oleh PW Aisyiyah Sumatera Utara melalui lembaga TBCare yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah. Namun kemudian, kebijakan PP Aisyiyah akan menghentikan keberadaan TBCare Aisyiyah pada desember 2020 Maka Aisyiyah menginisiasi peningkatan peran PESAT yakni organisasi yang terdiri dari mantan penderita tuberculosis.
TB Care Aisyiyah Sumatera Utara kemudian melakukan pelatihan di hotel Polonia Medan selama dua hari dengan materi yang beragam mulai dari fundrising yakni kemampuan untuk melakukan kerjasama pendanaan, komunikasi dan media sosial sampai persoalan pemahaman tuberculosis itu sendiri.
Materi fundrising, komunikasi dan media sosial disampaikan oleh Amrizal MPd yang juga Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara sedangkan materi tuberculosisi disampaikan oleh dr. Amiruddin Sp.P(k) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia serta Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara Hj. Elynita,
Tuberculosisi Belum Selesai
Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara Hj. Elynita Koto kepada menegaskan bahwa persoalan tuberculosis belum selesai. Namun karena keberadaan TB Care harus berakhir maka untuk meneruskan peran pendampingan, edukasi dan motivasi kepada penderita TB diharapkan dapat dilanjutkan oleh PESAT yang selama ini merupakan kader TB Aisyiyah.
Hj, Elynita yakin Pesat yang sudah berusia lima tahun dan kerjasama yang sangat baik selama ini dengan TBCare Aisyiyah dapat meneruskan peran tersebut. ” Untuk itulah kita lakukan pelatihan agar kompetensi mereka bisa semakin baik,” kata Elynita.
Pada kesempatan yag sama Ketua SR TBCare Aisyiyah Zubaidah Pohan menjelaskan walau TBCare akan berakhir namun perhatian dan kerjasama Aisyiyah kepada PESAT akan terus dilakukan agar tugas pendampingi penderita tb tidak berhenti.
Minta Dukungan
Sementara itu, Sekretaris PESAT Sumatera Utara Pardamean Nainggolan berharap PESAT dapat meneruskan tugas TBCare Aisyiyah Sumatera Utara yang sudah bekerja dengan baik. Pengurus Pesat itu berharap agar masyarakat dan pemerintah melalui Dinas Kesehatan dapat memberikan bantuan.
Pengurus PESAT Sumatera Utara dipimpin oleh Listiani Ketaren sebagai ketua, kemudian Pardamean Nainggolah sebagai sekretaris dan Tini Silalahi sebagai bendahara.
PESAT organisasi mantan pasien tb yang selama ini berada dibawa koordinasi tb-care aisyiyah maka setelah tb-care mengakhiri peran PESAT berada dibawah koordinasi Dinas Kesehatan di daerah. (Syaifulh/Riz)