YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pembukaan Musyawarah Nasional Tarjih XXXI diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Gresik pada Ahad, 29 November 2020 dengan tema Mewujudkan Nilai-nilai Keislaman yang Maju dan Mencerahkan. Acara yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur ini diselenggarakan secara online melalui media Zoom Meeting, Youtube, dan disiarkan secara langsung oleh TVMU.
Dalam kata sambutannya, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Dr M Saad Ibrahim, tuan rumah Munas Tarjih XXXI, menyampaikan bahwa Munas ini adalah bagian dari khidmat Muhammadiyah untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan secara luas. Dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani, Muhammadiyah berupaya untuk merespon dan menjawab tantangan zaman dengan prioritas masalah kebangsaan dan kemanusiaan.
Saad juga menjelaskan bahwa Munas Tarjih ini sekaligus untuk membangun mindset pada warga Muhammadiyah agar selalu istiqamah mengikuti garis yang telah ditentukan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Perubahan zaman yang berdampak secara luas di berbagai lini kehidupan mendorong Muhammadiyah untuk selalu berpikir maju dan mencerahkan dengan tetap kokoh pada prinsip nilai-nilai agama.
Prof Syamsul Anwar, Ketua Majels Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, menyampaikan dalam kata sambutannya bahwa berbagai persoalan dan tantangan zaman selalu muncul, berubah-ubah, dan meniscayakan pola pikir kontekstual agar agama selalu menjadi solusi di manapun, kapanpun, dan bagi siapapun.
Prof Syamsul mengimbau agar umat tidak melupakan agama dalam menyelesaikan masalah, namun harus diakui bahwa agama bukanlah barang jadi dan siap pakai, tapi merupakan nilai-nilai yang harus dipahamai dan dijabarkan. Agama harus direintepretasi agar selalu sesuai dengan konteks zaman yang senantiasa berubah. Agama adalah proses pencarian jalan Tuhan yang dilakukan terus menerus sebagaimana diperintakan di dalam Surat al-Ankabut ayat 69. Pencarian jalan ilahi ini tidak jarang luput dari masalah. Maka, pemahaman agama yang moderat menjadi suatu keniscayaan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menitikberatkan sambutannya pada tiga masalah besar di era kini dan masa yang akan datang, khususnya bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, yaitu: Global Islamic Economy, halal food, dan nilai-nilai kemanusiaan di era teknologi informasi. Khofifah berterima kasih sekaligus memberikan harapan kepada Muhammadiyah yang memiliki kekuatan besar, khususnya dalam dunia pendidikan, agar mempersiapkan generasi yang unggul dan berkemajuan.
Acara pembukaan Munas Tarjih XXXI ini dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir. Dalam pidato iftitahnya, Prof Haedar menegaskan bahwa Muhammadiyah harus mampu menjawab tantangan zaman yang senantiasa berubah dengan tetap kokoh pada prinsip agama.
Saat ini perubahan landscape kehidupan itu hadir dan sebelumnya tidak diduga tapi justru menjadi realitas baru. Bagi Prof Haedar, metode bayani yang terbatas tidak akan pernah cukup memadai dalam merespon tantangan zaman. Untuk itu diperlukan nalar bayani, burhani, dan irfani yang holistik. Ia berharap Munas Tarjih XXXI ini melahirkan produk pemikiran yang maju dan mencerahkan sesuai dengan tema yang diusungnya. (Erik)