Membanggakan, MM Kine Club UMY Juara Pertama Festival Film Mahasiswa

Membanggakan, MM Kine Club UMY Juara Pertama Festival Film Mahasiswa

Film Dalam Jaringan MM Kine Club UMY

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menorehkan prestasi gemilang. Melalui Muhammadiyah Multimedia Kine Klub (MM Kine Klub) yang menyabet gelar juara satu dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia 2020 “Optimisme Ibu Pertiwi di Masa Pandemi”.

Agenda tersebut di selenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Agung Hermawan selaku produser, dalam sambungan telepon mengatakan ia bahwa tidak pernah menyangka buah karya team MM Kine Klub mendapatkan juara pertama.  “Perasaan kami sangat senang sekali, jujur ini sangat di luar ekpetasi saya mendapat peringkat pertama dalam ajang bergengsi antar mahasiswa se-Indonesia. Persiapan untuk lomba ini juga serba mendadak. Sebenarnya dari awal menerima informasi lomba, pendaftaran dan lainnya ini serba mendadak,” ungkap Agung, Selasa (1/12).

Walaupun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan tekad MM Kine Klub untuk tetap mengikuti lomba mewakili nama baik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Film yang diangkat oleh MM Kine Klub UMY ini berjudul “Dalam Jaringan” yang berkisah tentang problematika peserta didik yang dialami selama masa pandemi.

 “Jadi ambil contoh siswa sekolah yang harus sekolah secara online seperti sekarang ini. Ada beberapa permasalahan yang dialami oleh mereka. Misalkan seperti siswa yang yang tidak punya handphone, ada yang punya handphone tapi tidak ada kuota, ada yang punya HP punya kuota tapi susah sinyal,” ungkap Agung.

Berawal dari permasalahan itulah, film pendek yang berdurasikan 6 menit 35 detik ini menceritakan tentang keprihatinan sekelompok guru terhadap permasalahan pembelajaran online yang menjadi kacau balau. Mereka lantas mengusulkan untuk membuat kembali sebuah jaringan pemancar radio di desa mereka yang susah sinyal internet.

Hal itu mereka lakukan demi proses pembelajaran yang lancar dan lebih baik pada masa pandemi di wilayah tersebut. Meskipun dalam pembuatan pemancar radio itu mereka mendapat pertentangan juga penolakan, namun pada akhirnya pemancar radio komunitas di wilayah tersebut menjadi solusi untuk mempermudah pembelajaran di desa tersebut.

Setidaknya ada 129 film yang berpartisipasi dalam kompetisi ini yang kemudian diseleksi menjadi 30 finalis. Dari ketiga puluh finalis tersebut dipilih enam film sebagai juaranya, yang terdiri dari Juara 1 diraih oleh film “Dalam Jaringan” MM Kine Klub UMY, Juara 2 “2 Arah” karya Cindicat Pictures Universitas Trunojoyo Madura, Juara 3 “Mimih” karya Uniku Picture Universitas Kuningan.

Juara Harapan 1 “Gerhana Mengejar Bintang” karya Arti Team Universitas Multimedia Nusantara, Harapan 2 “Ayah” karya UKM Multimedia Universitas Teknologi Mataram, dan Harapan 3 diraih oleh film “Ayo Dolan” karya Cinema Komunikasi UMY.

Agung juga mengungkapkan bahwa tak mudah untuk memproduksi film di saat keadaan pandemi namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat tim MM Kine Klub. Dalam proses produksi film, Agung menyebutkan setidaknya ada 28 crew yang terlibat juga tambahan crew bantuan dari warga dusun Jetis, Samigaluh, Kulon Progo yang mana dusun tersebut menjadi lokasi syuting film “Dalam Jaringan”.

 “Ada 28 orang terlibat sebagai crew dalam produksi film ini juga bantuan dari warga sekitar tempat kami syuting bahkan semua talent dari film ini adalah warga dusun tersebut,” ujar Agung. Ia juga mengungkapkan bahwa membutuhkan setidaknya 2 minggu dalam proses produksi film ini.

“Dalam prosesnya mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi kurang lebih kami jalani selama 2 minggu itu menurut kami itu proses produksi yang sangat singkat dibanding dari produksi produksi kami sebelumnya,” tegasnya dalam wawancara.

Ia juga berharap teman teman Kine terus bersemangat dalam berkarya, karena hasil film ini tidak hanya untuk Kine, tidak hanya untuk UMY tapi untuk semua yang terlibat dalam produksi film ini. “Harapannya cuma sederhana, teruslah berkarya walaupun karya itu hanya sederhana,” pungkasnya. (RM)

Exit mobile version