YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Milad Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang ke-102 tahun pada 8 Desember 2020 dilaksanakan secara meriah melalui media digital. Berbagai acara diadakan untuk memeriahkan milad. Dalam miladnya kali ini, Mu’allimin mengusung tema Meneguhkan Kompetensi Kader Hadapi Pendidikan Era Baru. Sebuah tema yang relevan dengan situasi pandemi Covid-19 dan segala dampak yang ditimbulkannya.
Acara yang berlangsung sejak 24 November hingga acara puncaknya pada 8 Desember 2020 ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, di antaranya adalah lomba menulis artikel dan video kreatif bagi siswa, alumni, pegawai di lingkungan madrasah, dan siswa sekolah dasar, kemudian kegiatan Khatmil Qur’an, webinar internasional, dan acara puncaknya adalah resepsi milad Mu’allimin.
Pada acara resepsi milad, panitia yang diketuai oleh Erik Tauvani ini mengundang Prof Dr Haedar Nashir sebagai pemberi amanat, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pemberi testimoni milad Mu’allimin.
Meskipun semua pembicara menyampaikan tahniahnya melalui media digital karena dalam situasi pandemi Covid-19, acara ini berlangsung dengan lancar, bahkan Buya Ahmad Syafii Maarif juga turut menyaksikan melalui media Zoom hingga acara selesai.
Aly Aulia, Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa usia 102 tahun Mu’allimin harus kita syukuri. Di balik musibah pandemi harus ada lompatan pembaharuan untuk mencetak kader yang memiliki karakter dan kompetensi keilmuan, profesional, sosial kemanusiaan, kepribadian, gerakan, dan multidimensional.
Ia juga mengatakan bahwa di abad keduanya ini, Mu’allimin harus selalu merealisasikan cita-cita Muhammadiyah. Dengan pengembangan kampus terpadu, tidak hanya fokus pada aspek jasmaniah saja namun juga aspek ruhaniah.
Mu’allimin di abad pertama melahirkan para penggerak, ulama, pendidik, dan pemimpin tidak hanya unggul dalam aspek kognitif namun juga ada makna karakter dan tanggung jawabnya sebagai kader Muhammadiyah, bangsa, dan kemanusiaan. Maka lahirlah tokoh besar seperti Buya Ahmad Syafii Maarif.
Dengan optimisme yang kuat, Aly Aulia menegaskan, “Usia 102 tahun adalah saatnya kita berlari dan melompat untuk terus berprestasi, dan dengan langkah yang besar kita pasti bisa menjadi agen perubahan bagi kemaslahatan bersama.” (Erik)