YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan testimoni dalam acara resepsi milad ke-102 tahun Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta pada 8 Desember 2020 melalui rekaman video. Acara yang digelar di Masjid Hajah Yuliana Mu’allimin Sedayu ini juga dihadiri secara virtual oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, dan Ketua Tim Pengembangan Mu’allimin Buya Ahmad Syafii Maarif.
Anies Baswedan
Dalam testimoninya, Anies mengatakan bahwa Mu’allimin ini merupakan salah satu penyuplai pejuang yang dirasakan manfaatnya bagi perkembangan umat dan bangsa selama setarus tahun lebih. Mu’allimin, menurutnya, adalah sedikit dari perguruan yang direkturnya, tiga pimpinannya, menjadi pahlawan nasional: KH Ahmad Dahlan, KH Mas Masyur, dan KH Abdul Kahar Muzakir.
Mu’allimin menjadi saksi perjalanan sebuah lembaga yang melintasi waktu, menjadi tempat persemaian bibit-bibit terbaik, dan pengelolaannya tumbuh berkembang terus menerus. Tidak hanya anak didiknya yang menebar manfaat di aman-mana, tetapi juga pendidiknya yang menjadi teladan hingga diakui menjadi pahlawan nasional.
Anies menyampaikan harapannya agar dalam peringatan usia yang ke-102 tahun ini Mu’allimin harus melihat ke depan. Ia juga menanyakan bahwa usia Mu’allimin ke-102 tahun itu sebuah usia tua atau muda? Baginya, tergantung pada cara pandangnya. Bila yang dibicarakan adalah masa lalunya, menurut Anies, maka ia sudah tua, tapi bila yang dibicarakan adalah masa depannya, sesungguhnya ia masih muda. Selanjutnya, pilihannya ada pada Mu’allimin sendiri.
Pertanyaan selanjutnya, apakah sekarang materi didik, kurikulum, pengetahuan, wawasan, jejaring, disiapkan untuk global? Disiapkan untuk kontribusi yang lebih besar? Bila Mu’allimin di masa lalu berkontribusi besar untuk umat dan bangsa, maka ke depan pertanyaannya bagaimana Mu’allimin berkontribusi untuk umat manusia?
Tantangan yang dihadapi hari ini adalah bagaimana kita berkontribusi bukan saja terhadap masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, tapi masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Seperti saat ini kita ditimpa pendemi yang tidak mengenal geografis, suku bangsa, uisa, semua kena. Belum lagi masalah lingkungan hidup, keadilan, kesejahteraan, dan masalah lainnya yang datang silih berganti.
Anies berharap agar Mu’allimin seperti yang sudah-sudah, melampaui zamannya. Dalam sejarahnya, Mu’allimin mangalami perubahan demi perubahan nama lembaga. Bagi Anies, itu adalah cermin dari transformasi mengikuti perubahan zaman. Selalu membaca tanda-tanda perubahan zaman.
baca juga: Direktur Mu’aliimin
Kesempatan memperingati ulang tahun, bagi Anies, jangan sampai untuk mengglorifikasi masa lampau meskipun itu juga penting, tapi yang tidak kalah penting adalah melihat ke depan. Di milad yang ke-102 tahun ini menjadi kesempatan Mu’allimin untuk menata masa depan. Jika harapannya besar, maka perlu melakukan langkah-langkah besar sekarang. (Erik)