YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menyampaikan amanat dalam acara resepsi Milad Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta melalui media Zoom pada 8 Desember 2020. Acara yang diadakan di Masjid Hajah Yuliana di kompleks kampus terpadu Mu’allimin di Kecamatan Sedayu, Bantul, ini juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara digital melalui rekaman.
Dalam amanatnya, Haedar Nashir mengucapkan tahniah atas milad Mu’allimin yang ke-102 tahun sekaligus mengajak kepada keluarga besar Mu’allimin untuk menggunakan nalar bayani, burhani, dan irfani tidak hanya dalam memahami agama tapi juga dalam memahami realita semesta dan kehidupan yang senantiasa berkembang dan berubah-ubah.
Menurut Haedar Nashir , milad ke-102 adalah tonggak sejarah dalam melangkah ke depan memasuki era baru. Guru, karyawan, siswa, dan alumni Mu’allimin harus menjadi Anak Panah Muhammadiyah yang melintas batas dalam realita dengan kekayaan nalar bayani, burhani, dan irfani yang saling terkoneksi. Bukan justru menjadi bagian yang monolitik, verbal, dan hitam-putih.
Haedar Nashir juga mengajak agar senantiasa belajar dari para tokoh tentang kearifan, hikmah, dan keteladanan. Mu’allimin telah melahirkan tokoh-tokoh teladan seperti Pak AR Fakhruddin, Pak Djindar Tamimy, Pak Djarnawi Hadikusumo, dan Buya Syafii Maarif. “Saya banyak belajar membangun jiwa hikmah berorganisasi dengan para tokoh Muhammadiyah pada masanya,” ungkapnya.
Mu’allimin melintas batas kemajuan zaman dengan mendirikan kampus terpadu untuk bangsa dan kemajuan bersama yang diketuai oleh Buya Syafii Maarif. Buya memberi contoh kepada semua orang agar bernapas panjang dalam perjuangan untuk memajukan Muhammadiyah dan bangsa.
Milad ke-102 Mu’allimin dengan penuh gelora visi ke depan untuk memperluas horizon agar cakrawala terbentang luas. Program internasionalisasi Mu’allimin dengan mengirim siswa dan guru-karyawannya ke luar negeri secara rutin adalah dalam upaya memperluas cakrawala dan wawasan.
Siswa dan alumni Mu’allimin jangan membatasi dan mengurung diri dalam lorong gelap ekslusitifas, tapi harus melintas batas dengan prinsip nilai-nilai positif yang harus dipegang. Madrasah ini memiliki jejak visi Islam berkemajuan. Maka para siswanya harus diajari cara menyelesaikan masalah dan berdiaspora di masa depan.
Terakhir, Haedar menyampaikan rasa terima kasih kepada Yendra Fahmi, pengusaha muda yang menjadi donatur pembangunan masjid Hajah Yuliana Mu’allimin, dengan harapan agar masjid ini dapat menjadi oase di tengah gersangnya ekspresi beragama yang tandus. (Erik)