Sri Mulyani: Terima Kasih, Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta

Sri Mulyani

Sri Mulyani Milad Muallimin 102

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, hadir dalam resepsi milad Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta ke-102 secara virtual dan menyampaikan tahniah sekaligus testimoni atas milad ini. Selain Sri Mulyani, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dan Gubernu DKI Jakarta Anies Baswedan juga turut hadir secara online.

Dalam acara yang diselenggarakan pada 8 Desember 2020 di Masjid Hajah Yuliana Mu’allimin Sedayu ini, Sri Mulyani merasa gembira karena dalam usianya yang ke-102 tahun, Pendidikan di Mu’allimin tetap dan selalu relevan dengan perubahan zaman.

Dengan usia yang begitu panjang dan menggambarkan perjalanan dari madrasah ini dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, peringatan milad ke-102 yang mengambil tema Meneguhkan Kompetensi Kader Hadapi Pendidikan Era Baru ini bagi Sri Mulyani sangat penting.

Sri Mulyani mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam milad Mu’allimin ini sangat relevan dengan situasi saat ini ketika umat manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dilanda wabah Covid-19. Situasi dan tantangan yang luar biasa ini mengakibatkan dampak pada berbagai aspek kehidupan tidak hanya keselamatan jiwa, tapi juga dampak sosial, pendidikan, ibadah, dan ekonomi yang luar biasa.

Covid-19 adalah faktor perubah di dalam perekonomian dunia dan Indonesia saat ini. Meskipun vaksin terus diupayakan dan ditemukan, kita tetap harus menjaga agar wabah ini tidak semakin meluas. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker, dan menjaga jarak adalah cara yang bertanggung jawab dari kita semua.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan dan peluang Indonesia ke depan, khususnya tentang Bonus Demografi. Jika kita menjaga ekonomi kita, maka pada tahun 2045 insyaallah Indonesia mejadi negara dengan nilai ekonomi lima besar dunia. Pada tahun itu Mu’allimin akan merayakan milad ke-127 tahun, pada saat itu kita berharap Indonesia sudah memasuki perekonomian dan negara yang berpendapatan tinggi.

Namun visi seperti ini tidak akan terjadi secara otomatis, namun hanya akan terjadi apabila kita semua ikut membangun dan menjaga Indoensia. Tidak ada impian yang terjadi secara begitu saja. tidak ada tujuan yang datang tiba-tiba dari langit. Namun kita semua sebagai umat manusia diminta untuk betikhtiar. Ikhtiar adalah bagian dari ibadah kita.

Untuk bisa mencapai optimisme Indonesia masa depan tersebut, kita perlu membangun persyaratan-persyaratannya. Syarat negara bisa maju: SDM yang berkualitas, infrastruktur yang mendukung, menjadi bangsa penemu teknologi, birorasi dan regulasi yang baik, stabitilas sektor keuangan yang terjag, serta sektor hukum yang adil dan berkepastian.

Muhammadiyah, termasuk dalam hal ini Madrasah Mu’allimin, di dalam kurun waktu yang panjang telah berkontribusi mengatasi tantangan dalam berbangsa. Dalam testimonya kali ini, Sri Mulyani menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Muhammadiyah dan Madrasah Mu’allimin atas kontribusi yang nyata selama ini.

“Madrasah Mu’allimin yang ada di Yogyakarta pada masa agresi militer dijadikan kantor dari Kementerian Keuangan. Ini adalah suatu fakta sejarah kontribusi yang luar biasa. Kami atas nama Kementerian Keuangan ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Madrasah Mu’allimin yang telah memberikan kantornya untuk bisa menjalankan fungsi Kementerian Keuangan pada awal-awal masa Indonesia merdeka,” ungkap Sri Mulyani

Kader-kader Muhammadiyah juga banyak tersebar di berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Keuangan. Bahkah lanjutnya, “Kementerian Keuangan pernah dipimpin oleh seorang kader Muhammadiyah, yaitu Pak Bambang Sudibyo, teman saya, di kabinet di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Abdurrahman Wahid,” tambah mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

“Kita terus mendukung dan terus mengharapkan para cendekiawan Muhammadiyah untuk bisa menjadi pilar-pilar yang bisa menjaga Republik Indonesia di salam perjuangannya mencapai cita-cita yaitu untuk menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya. (Erik)

Exit mobile version