Okky Madasari: Sastra sebagai Jihad Anti Korupsi

MALANG, Suara Muhammadiyah – Setelah sukses menerbitkan buku cerita pendek karya para Narapidana dari Lapas Wanita Kelas 2A Malang, Lembaga Kebudayaan (LK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menggelar seri lanjutan, yaitu pendampingan dan pelatihan menulis yang dilaksanakan pada Selasa, 8 Desember 2020.

Adapun topik yang diangkat adalah Menulis Cerita Anak dalam Bingkai Budaya Anti Korupsi. Pelatihan ini ditujukan untuk para Guru PAUD, TK, dan SD se-Malang Raya. Penulis ternama Okky Madasari diundang sebagai pemateri dalam acara tersebut.

Okky yang lahir 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur merupakan seorang pengarang Indonesia pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2012 untuk novel ketiganya yang berjudul Maryam. Novel pertamanya, Entrok, bercerita mengenai kehidupan di bawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless. Dua novel lainnya, Pasung Jiwa dan Maryam juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul The Outcast dan Bound.

Dalam paparan disampaikan secara daring ia menekankan pentingnya sastra anak sebagai jihad anti korupsi. Menurutnya, sastra mampu mengusik kenyamanan, menggugah kesadaran, memberikan sudut pandang baru serta membentuk karakter manusia baru. Ia juga menekankan bahwa sastra bagi anak sangatlah penting, bahkan jauh lebih penting ketimbang bagi orang dewasa.

“Akses sastra bagi anak-anak perlu diberikan ruang yang lebih luas. Hal itu tak lepas dari peran penting sastra bagi tumbuh kembang anak di masa depan,” tutur sastrawan yang sudah dikenal di kancah nasional dan internasional tersebut.

Pemateri kedua, Tinuk Dwi Cahyani selaku Pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang, Ia menjelaskan bahwa budaya anti korupsi harus ditanamkan kepada calon-calon pemimpin masa depan sedini mungkin. Ia juga sempat menyebutkan sepuluh karakter budaya Islam yang relevan dengan usaha menumbuhkan budaya korupsi.

“Banyak contoh perbuatan korupsi yang sering kita temui di lingkungan sekitar kita. Ada baiknya mulai dihindari karena bisa memberikan contoh buruk bagi anak,” ungkap perempuan yang juga menjadi peneliti dan dosen di UMM tersebut.

Daroe Iswatiningsih, Kepala LK UMM menuturkan, seri pelatihan menulis ini merupakan komitmen LK UMM pada budaya menulis dan bercerita. Ia berharap agenda ini dapat memberikan dampak positif dan memotivasi orang lain untuk menulis. Apalagi tulisan-tulisan yang berdasarkan pengalaman atau pemikiran yang mendalam sehingga ada rekaman yang bisa menginspirasi orang lain.

“Selain dengan pengayaan melalui webinar, LK UMM juga akan mendampingi dan menerbitkan kumpulan tulisan para peserta dalam sebuah buku,” jelasnya lebih lanjut.

Rencananya, LK UMM akan bekerjasama dengan Tiga Serenada Publisher dalam menerbitkan buku yang berisi karya tulisan para peserta.  Karya ini sekaligus menjadi hasil akhir dari pendampingan dan pelatihan menulis yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Adapun penerbitan buku karya para peserta akan dicetak pada tahun 2021. (diko)

Exit mobile version