Sudah menjadi kebiasaan usai menunaikan ibadah haji, para jamaah kemudian melanjutkan ikatan silaturahminya dengan mengadakan pertemuan rutin kelompok haji sesuai dengan KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) masing-masing. Pertemuan rutin tersebut, sebagaimana umumnya juga, diadakan sebulan sekali. Bentuk pertemuanya beragam, tapi paling dominan adalah pengajian dan dibarengkan dengan arisan.
Demikian pula yang dilakukan oleh kelompok haji Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pati alumni dari KBIH PDM Pati, Jawa Tengah 2004/2005. Kelompok yang beranggotakan 49 orang tersebut, rutin sejak pulang haji melakukan pertemuan dibalut pengajian sebulan sekali secara bergilir dari satu rumah anggota ke anggota yang lain. “Biasanya kami adakan di rumah salah satu jamaah yang yang pertemuan lalu memperoleh arisan,” ucap Slamet Ngadenan pimpinan rombongan kelompok haji PCM Pati saat berkunjung ke Graha Suara Muhammadiyah baru-baru ini.
Pertemuan sebagai pengerat tali silaturahmi ini disi dengan pengajian dan di akhiri dengan arisan. Namun sejak tiga tahun belakangan, Slamet menuturkan, ada keinginan dari jamaah agar format pertemuan rutin tersebut disajikan dengan hal berbeda. Maka kemudian muncul ide baru dengan melakukan pengajian sembari mengunjungi amal usaha Muhammadiyah sekaligus sebagai ajang studi banding. “Termasuk kunjungan kami ke Suara Muhammadiyah adalah dalam rangka itu,” terang purnawirawan kelahiran Boyolali Jawa Tengah tersebut.
“Tentunya kami berharap ingin memperoleh pengetahuan baru sebagi upaya untuk pengembangan diri jamaah kami, sekaligus kami bisa bertukar saran untuk saling menguatkan dalam ber-Muhammadiyah,” imbuhnya.
Di PCM Pati sendiri, Slamet mengatakan, sangat padat dengan kegiatan pengajian. Ia menyebutkan, ada pengajian Jum’at subuh berjamaah yang dilanjut dengan sarapan pagi, kemudian pengajian Ahad malam yang semntara sedang fokus mengupas kitab Bulughul Maram, juga kajian kitab kuning pada Rabu Malam yang diasuh oleh lulusan Mesir.
Hal lain yang dilakukan oleh kelompok haji ini, di antarannya memiliki program bersama bernama dana tali asih. Dana tersebut, Slamet memaparkan, merupakan dana yang terkumpul dari iuran anggota pada tiap pertemuannya. Fungsiny, sambungnya, adalah diperuntukan (disumbangkan) kepada anak yatim dan fakir miskin di sekitar Pati. “Sebagian lagi kami salurkan untuk kegiatan sosial, seperti membantu korban bencana alam, santunan kepada orang yang sakit, termasuk untuk anggota jamaah kami yang mengalami hal serupa,” papar Slamet. (gsh)
Sumber: Majalah SM Edisi 19 Tahun 2018