JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Deputi Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Prof Dr R Agus Sartono, MBA mengapresiasi kontribusi Muhammadiyah dalam membantu pemerintah terkait penanganan Covid-19. Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Comand Center (MCCC) sejak awal telah terjun langsung ke masyarakat menjadi panutan menangani pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Prof Agus dalam Seminar Nasional Peran Strategis Ormas Keagamaan dalam Penanggulangan Covid-19, Sabtu (19/12). Penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa diatasi hanya dengan satu pihak. Sinergi antara komunitas agama maupun organisasi masyarakat adalah prinsip utama bagi pemerintah bagi penanganan pandemi Covid-19.
Muhammadiyah Panutan Penanganan Covid-19
“Kami sangat mengapresiasi peran dan kontribusi Muhammadiyah dalam membantu pemerintah terkait penanganan Covid-19. Keberadaan MCCC yang telah menyalurkan dana 300 miliyar bahkan lebih ke berbagai pelosok tanah air dengan penerima manfaat lebih dari 3,3 juta jiwa merupakan salah satu peran nyata dari sekian peran nyata Muhammadiyah dalam kemanusiaan dan ikut membangun Indonesia,” ungkap Prof Agus.
Prof Agus berpesan agar peran ormas di berbagai agama harus dilibatkan untuk bergotong royong dalam menghadapi wabah pandemi Covid-19. Karena telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat untuk bantu-membantu
Ormas keagamaan memiliki andil dalam membantu mengedukasi masyarakat guna mengendalikan penyebaran Covid-19. “Melalui tokoh agama dan ormas ini maka diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan karena menjadi panutan bagi masyarakat,” tutur Prof Agus.
Selain itu, Ormas keagamaan pun turut serta memberi imbauan kepada umatnya masing-masing mengenai kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19. “Jadi menggunakan pendekatan emosional agar masyarakat mematuhi betul tentang ancaman Covid-19,” imbun Prof Agus.
Termasuk mengenai sosialisasi vaksin Covid-19, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan agar melibatkan Ormas keagamaan dalam program sosialisasi vaksinasi untuk menangkal Covid-19.
Prof Agus menyampaikan vaksin bukan segala-galanya, masyarakat tetap harus menerapkan adaptasi kebiasaan baru seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, pola hidup bersih dan sehat, serta menghindari kerumunan.
Kemenko PMK juga mengapresiasi berbagai Ormas keagamaan lainnya seperti Nahdlatul Ulama (NU) melalui Satgas Peduli Covid-19 NU, Persekutuan Gereja Melawan Covid-19 (GMC-19), dan Yayasan Budha Tzu Chi. Melalui kontribusi tersebut diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat luas dalam menanamkan kemandirian, etos kerja, integritas, dan gotong-royong.
Dengan bahu-membahu dan bergotong royong dalam penanganan Covid-19. Termasuk mendorong berbagai institusi di Indonesia untuk terus peduli dan bersama dalam menghadapi setiap permasalahan. “Kita yakin karena di balik kelulitas pasti ada kemudahan,” pungkasnya. (Riz)