KEBUMEN, Suara Muhammadiyah – Saat hijrah ke Madinah Rasulullah membangun pranata sosial secara bertahap salah satunya dengan mendirikan pasar Saouq Al-Madinah, kemudian masjid Quba, hingga Piagam Madinah. Rasulullah tidak hanya menegakkan dan mengajarkan bagaimana ibadah dan moral, tetapi juga mengajarkan umat agar membangun kekuatan ekonomi umat.
Demikian disampaikan Deni Asy’ari, MA dalam Pengajian Ahad Pagi “Membangun Gerakan Ekonomi Umat” Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen secara daring, Ahad (10/12). “Artinya kekuatan ekonomi umat ini sama pentingnya dengan ibadah saat mendirikan masjid Quba,” ungkap Deni selaku Direktur PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah.
Secara historis dalam Persyarikatan Muhammadiyah pun sejak KH Ahmad Dahlan digerakkan para tokoh yang berlatar belakang saudagar atau entrepreneur. Begitu juga percepatan penyebaran Muhammadiyah ke berbagai daerah melalui perniagaan serta melalui pengiriman para da’i Muhammadiyah.
Agenda konsolidasi ekonomi persyarikatan tidak semudah sebagaimana konsep maupun dalam prakteknya. Banyak orang di Muhammadiyah yang secara personal mampu dan berhasil mengelola usaha akan tetapi belum tentu sukses ketika diterapkan di persyarikatan. “Ini menjadi PR kita bersama dalam gerakan ekonomi umat dikelola secara persyarikatan secara organisatoris tidak semudah mengelola bisnis-usaha secara pribadi,” ungkap Deni.
Oleh karena itu, Suara Muhammadiyah dengan unit usaha yang saat ini dikembangkan ingin membuktikan bahwa ekonomi di persyarikatan mampu dikelola secara berjamaah. Konsep ini diawali dengan didirikannya outlet SM Corner di berbagai daerah.
Deni mengungkapkan perlu adanya revitalisasi kultur entrepreneurship di persyarikatan. Termasuk semangat profesionalisme dalam membangun ekonomi umat yang diharapkan menjadi ikon dakwah Muhammadiyah.
Selain itu, terkait bisnis yang dikembangkan Suara Muhammadiyah saat ini diantaranya yaitu BulogMu, SM Logistic, Log-Mart yang merupakan interpretasi dari bisnis berbasis jamaah agar dapat berperan membangun ekonomi umat baik di hulu maupun hilir bisnisnya.
Melalui potensi yang ada di persyarikatan, Suara Muhammadiyah berikhtiar bukan hanya pilar Syiar Islam Berkemajuan, melainkan menjadi Pusat Bisnis Islam yang berkemajuan. (Riz)