JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta menggelar Lokakarya Model Pendidikan Al Islam, Ke-Muhammadiyahan dan Rapat Kordinasi Kepala Sekolah se DKI, di Hotel Balairung Jaktim tanggal 16 Desember 2020. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta KH M Sun’an Miskan menekankan tentang Firman Allah yang akan mengangkat derajat orang–orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat (Q.S. al-Mujadilah: 11).
Lokakarya dan rapat kordinasi kepala sekolah Muhammadiyah se DKI diharapkan dapat terselenggara dengan baik. Semoga acara berhasil dengan baik dan menelurkan program kerja tertulis bagi kepala sekolah Muhammadiyah se-DKI untuk dua tahun ke depan sampai pada Muktamar Muhammadiyah yang ditunda nanti pada Juli 2022.
Acara ini sangat penting karena kita hidup di era industri 4.0, era digital, abad daring, abad banjir informasi baik yang positif atau negatif. Menurut Prof Dr Muhadjir Effendy,M.AP mantan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI anak didik kita itu supaya mampu bersaing dan menang dalam kompetisi, di Era 4.0 harus di bekali dengan Berfikir kritis; Kreatif dan banyak inovasi; Terampil komunikatif; Pandai kerjasama; dan Percaya diri.
Kita bisa membayangkan kedepan hebatnya anak didik kita kalau pandai komunikasi dengan berbagai bahasa lisan tulisan, kritis memilih lautan informasi dan bekerjasama menjadikannya sebagai komoditas ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasti semua pihak ingin menjadikannya sebagai partner kerja. Sudah barang tentu kalau anak didik kita dituntut untuk memliki sekian keahlian diatas, tentu gurunya, lebih lebih kepala sekolahnya harus memiliki kelebihan dengan anak didiknya itu.
Ada pepatah bahasa Arab “Faaqidus Syai Laa Yu’thi”, orang yang tidak punya apa apa, ya tidak bisa memberi apa apa.
Lebih lebih kalau gurunya jadul dalam mengolah informasi digital dan menggunakan sarana komunikasi daring, sekolahnya akan ketinggalan kereta dengan sekolah lain, tentu wali murid akan mengurungkan niatnya menitipkan anaknya ke sekolah Muhammadiyah.
Ada hal lain lagi yang oleh para guru dan kepala sekolah, harus dipahami bahwa wali murid ingin menyekolahkan anaknya di sekolah Muhammadiyah, ingin anaknya punya identitas seperti yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah. Yaitu anaknya kepingin memiliki faham agama yang diajarkan Muhammadiyah yaitu ingin senantiasa kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah Al Maqbuulah, konsisten bertajdid, membersihkan iman dan ibadah mahdloh dari TBC ( Takhayyul, Bid’ah dan Khurofat ), Rajin berijtihad, Ber-Ittiba’, tidak Taqlid buta dan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek ) ingin ambil alih yang paling mutakhir untuk kemajuan dan memberi rahmat semesta alam.
Disinilah pentingnya pelajaran Al Islam dan KeMuhammadiyahan. Al Islam sebagai paham agama dan KeMuhammadiyah sebagai ideologi perjuangan , keyakinan dan cita cita hidup yang diperjuangkan oleh Muhammadiyah yang unsur unsurnya ada di Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah dengan Khithoah Peruangannya, Matan Keyakinan dan Cita cita Hidup dan pedoman hidup hidup Islami warga Muhammadiyah.
Yang terakhir ini adalah alur berfikir untuk memahami Al Islam dan KeMuhammadiyahan. Adapun aplikasinya, penerapan di kelas,masing masing tingkat sekolah Muhammadiyah sudah ada kurikulum yang digariskan oleh PPM Majlis Dikdasmen.
Hari ini saya sangat berbahagia dan respek atas kegiatan yang diadakan oleh PWM Majlis Dikdasmen ini, yang tiada henti berinovasi ditengah kewaspadaan menghadapi bahaya Covid–19. Pada beberapa minggu kemarin tepatnya pada Rabu 25 November 20, menyerahkan piala Pemenang Lomba Inovasi Kepala Sekolah Muhammadiyah DKI di Gedung FKIP Univ Muhammadiyah Dr. Hamka
…يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١
… niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang–orang yang beriman di antaramu dan orang–orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Riz)