Ibu Zaman Now: Reposisi Peran Perempuan Sebagai Khaira Ummah
Oleh: Dr. Nurul Zuriah, MSi
Tulisan ini diilhami oleh sebuah kajian dan diskusi yang dilakukan oleh PCA UMM pada hari Jumat, 16 Desember 2020, yang mengambil tema “Kedudukan Perempuan Utama”. Menarik sekali untuk membicarakan kedudukan perempuan utama dalam memajukan kehidupan bangsa menuju peradaban utama sebagai perwujudan dari ikhtiar dakwah dan tajdid dalam membangun khaira ummah di bumi Indonesia. Dalam kajian tersebut disampaikan juga bahwa: jumlah perempuan dalam komunitas Islam kurang lebih mencapai setengah jumlah kaum muslimin. Peran perempuan dalam memajukan masyarakat Islam mirip seperti sayap burung yang tidak mungkin bisa terbang dengan satu sayap.
Ada 4 kedudukan perempuan yang utama yang diatur dalam Al’quran yaitu : 1) Sebagai putri (pribadi) dalam surat [QS Attahrim ;12]. 2) Sebagai pasangan laki-laki [istri/QS An-Nisa’;34]. 3) Sebagai ibu [QS Al-aqaf;15] 4) Sebagai anggota masyarakat QS Ataubah:71).
Peran Perempuan Sebagai Khaira Ummah
Selanjutnya peran Perempuan sebagai khaira ummah yang mengarahkan peradaban, dapat dilakukan dengan cara: 1) Membentuk konsep diri dan eksistensi diri, yang terwujud dalam Komitment ideologis sebagai khalifah fil ardl, menyangkut bentuk partisipasi dan kotribusinya dalam masyarakat seperti apa? 2) Dalam lingkungan keluarga: (a) sebagai istri; QS An-Nisa’ : 34 dan Al-Baqarah ; 223. (b) sebagai ibu ; melahirkan generasi yang mampu berdaya saing di era global (QS An-Nisa’ : 9).
Dalam konteks sebagai khaira ummah perempuan Indonesia mempunyai tugas mulia sebagai khalifah yaitu: memakmuran bumi Allah, dengan tugas utamanya, meliputi : (1) Syahsiyah : terhadap Pribadi, (2) Diniyah : terhadap agama, (3) Baitiyah (terhadap rumah tangga/keluarga) (4) Ijtimaiyyah : terhadap sosial kemasyarakatan, dan Wathaniyah ; Terhadap. Tanah air (berbangsa dan bernegara). Sebagai landasan utama manusia sebagai khalifah adalah :
- Al-Baqarah : 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
- Hud : 60. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).”
- Al-Ahzab : 72. Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat pada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Tugas lain dari perempuan sebagai ibu di Zaman Now atau era millenial antara lain adalah sebagai : (1) Tugas Istri [QS An-Nisa’ : 43] yaitu: Membiasakan perilaku baik, memelihara kehormatan dan mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. (2) Sebagai pribadi membentuk konsep diri, komitmen ideologi sebagai khalifah fil ardli : dengan partisipasi dan kontribusi. (3) Sebagai keluarga (Istri & ibu) : melahirkan generasi yang mampu berdaya saing (4) Sebagai Masyarakat : dengan cara memperbaiki kondisi umat. Biasanya perempuan lebih sensitif dalam menangkap berbagai fenomena sosial kemasyarakatan dan trampil dalam mengelola hubungan antar manusia. Ini adalah keunggulan yang dimiliki perempuan.
Perempuan Berdaya Indonesia Maju
Paparan di atas, sejalan dengan tema peringatan Hari Ibu Nasional yang jatuh pada Selasa, 22 Desember 2020 dengan tema utama Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) juga telah menetapkan empat sub-tema PHI ke-92 sebagai pendukung tema utama.
Subtema 1: Perjuangan Perempuan Masa Kemerdekaan: “Perempuan Pejuang – Perjuanganku Bagian Sejarah Perjuangan Bangsaku”. Tujuan dari subtema 1 yakni mengenang perjuangan kaum perempuan bersama kaum laki-laki dalam merebut Kemerdekaan Republik Indonesia.Memberikan pemahaman pada generasi muda (milenial) tentang keberanian dan pengorbanan kaum perempuan di masa pergerakan kemedekaan Indonesia.
Subtema 2: Perjuangan Perempuan Masa Kini: “Perempuan – Inspirasiku untuk Kemajuan Bangsaku”. Tujuan subtema 2 meliputi memaknai perjuangan perempuan masa kini untuk Indonesia maju dilihat dari 12 critical areas Beijing Plat Form for Action (BPFA). Memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk menerapkan nilai-nilai perjuangan perempuan untuk kemajuan Indonesia masa kini. Mengangkat keberhasilan perempuan Indonesia untuk mencapai kesetaraan.
Subtema 3: Perjuangan Perempuan di Era Tatanan Baru (New Normal): “Perempuan – Penyemangat dan Garda Terdepan di Era New Normal”. Adapun tujuan dari subtema 3 yakni untuk mengangkat perjuangan perempuan sebagai inspirator dalam keluarga dan masyarakat pada era tatanan baru.
Subtema 4: Kemitraan Perempuan dan Laki-laki untuk 5 Prioritas Kemen PPPA: “Perempuan dan Laki-laki – Bersama dan Berbagi untuk Negeri”. Tujuan dari subtema 4 yakni untuk mempercepat pencapaian agenda prioritas Kemen PPPA melalui kemitraan perempuan dan laki-laki.
Makna Filosofis Logo PHI 2020
Selain itu, Kemen PPPA juga telah merilis logo resmi Peringatan Hari Ibu 2020 sebagaimana ilustrasi tulisan ini. Apa makna filosofis dari logo PHI 2020 tersebut? Menarik untuk dikaji lebih jauh, yaitu: warna dasar Merah dan Putih sebagai penggambaran Semangat Nasionalisme Perempuan Berdaya untuk Indonesia Maju. Filosofi logo Peringatan Hari Ibu 2020 adalah: Bentuk bunga representasi dari cara berpikir perempuan berdaya. Cerdas intelektual (ilmu), cerdas emosional (ikhlas/tabah), dan cerdas spiritual (iman).
Menebarkan pemikiran positif seperti bunga yang menebarkan aroma harum. Karakter perempuan, seperti bunga yang menjadi simbolik kelembutan dan keindahan. Bentuk siluet dan wajah perempuan representasi sikap dan tindakan perempuan berdaya. Tegas, namun lembut penuh cinta. Menatap ke depan penuh percaya diri. Tangguh, mampu menjalankan peran dalam berbagai aspek kehidupan secara seimbang dalam kesetaraan.
Ibu Zaman Now
Begitu luar biasa makna filosofis yang dikandung logo PHI 2020 ini. Problematika berikutnya adalah bagaimana Ibu di zaman Now dan bagaimana reposisi perannya di era millenial? Ketika berbicara tentang “Ibu Zaman Now”, maka akan dibicarakan juga tentang “Ibu di Zaman Old”, sehingga jelas perbedaannya. Misalnya: dalam hal mengasuh dan merawat anak. Ketika zaman berubah, tidak cuma dari segi teknologi atau ilmu pengetahuan lainnya saja yang berubah tapi peran dan cara mengasuh seorang ibu terhadap anaknya juga berubah. Ya, pastinya sesuai dengan zamannya. Memang pada konteksnya peran ibu dari zaman dulu sampai zaman sekarang tidak berubah. Tapi, seiring perkembangan zaman pasti ada perubahan dalam cara mengasuh dan merawat anak-anaknya.
Perbedaan utamanya dapat dikaji sebagai berikut. Kebanyakan ibu ‘zaman old’ sumber informasinya adalah orang tua atau ibu mertuanya sendiri. Nah, ibu zaman now atau millenial dapat info dari mana aja termasuk Google atau media sosial (medsos). Selain itu, suka berkomunitas adalah salah satu ciri lain dari ibu ‘zaman now’. “Eh anak lo suka begini nggak sih, suka gitu juga nggak. Dalam komunitas selalu ada conversation kayak gitu, jadi kalau anak gimana atau kenapa kita juga bisa dapat referensi dari cerita ibu lain dalam komunitas yang diikuti dalam WA, Facebook, Instagram, Telegram, Twetter dan lain sebagainya.
Sedangkan kalau nanya orang tua belum tentu juga bisa kita aplikasikan sarannya. Misal, sehabis melahirkan jangan keramas 40 hari, nah bisa tidak nggak keramas selama itu? Walaupun ini kembali lagi pada nilai yang dipegang masing-masing keluarga. Kalau dulu kita belanja ke supermarket harus datang langsung, sekarang bisa belanja pakai aplikasi. Sekarang informasi pun mudah banget didapat.
Cuma, saking banyaknya informasi yang beredar kadang kita gampang percaya pada informasi yang dibaca, padahal nggak jelas sumbernya. Kadang informasi itu didapat karena dibagikan oleh teman melalui grup What’s App atau screen shoot dan Instagram. Sumbernya? Nggak jelas. Benarkah infonya? Sering kali hoax belaka. Nah, hal-hal seperti ini menjadi tantangan bagi ibu-ibu di zaman Now yang sering disebut zaman millenial.
“Gadget memang sudah menjadi bagian hidup kita, tetapi harus tetap diperhatikan time management-nya. Sebaiknya orang tua tidak terlena dengan gadget sehingga akhirnya anak nggak punya batasan. Apalagi orang tua zaman sekarang mudah banget kasih anak gadget demi ‘yang penting anak diam’, padahal itu tidak bagus.
Apa yang dimaksud dengan ibu zaman now – millenial atau Gen Y. Mereka biasanya kelahiran 80-an hingga 90-an. “Tapi kadang, berbeda referensi berbeda lagi batasan usia si millenial ini. Ibu yang merupakan generasi millenial ini berusia sekitar 24 sampai 38 tahun. “Nggak cuma usia tapi gen Y ini juga berhubungan dengan karakter. Di mana gen Y mementingkan rasa hormat, techno savvy, serta goal dan achievement oriented,”
Trend yang berkembang di kalangan ibu zaman Now dengan semakin berkembangnya zaman termasuk teknologi, makin mudah juga kehidupan kita. Misalnya untuk mencari informasi dan mendapatkan sesuatu. Kayak aktivitas membeli barang contohnya, ibu- ibu millenial atau ‘zaman now’ rasanya nggak mungkin nih kalau nggak memanfaatkan gadget. Kita bisa membeli kebutuhan anak, dirinya, bahkan kebutuhan rumah tangga dengan tinggal klik di smartphone. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebanyak 143 juta masyarakat Indonesia mengakses internet.
Selanjutnya Google Indonesia bersama Kantar Worldpanel dan Kantar TNS melakukan riset yang salah satu hasilnya menyebutkan satu dari empat masyarakat Indonesia yang online adalah kaum ibu- ibu. Ibu-ibu suka mengonsumsi konten di internet terutama parenting. Topik kehamilan merupakan topik yang paling banyak dicari. Topik kehamilan sering dicari karena banyak pengguna yang mungkin bakal menjadi first time mom. Lalu, informasi yang banyak dicari lainnya seperti nama bayi, tanda kehamilan, persiapan kehamilan dan persalinan, serta fase kesuburan.
Selain itu, dua topik lainnya yang sering dicari oleh ibu adalah topik seputar tumbuh kembang bayi dan balita. Ada beberapa tren yang menarik, kehamilan, newborn baby yang jumlah pencarian di Google meningkat pada akhir tahun, baby gear dan educational activities yang merupakan tren pencarian saat liburan. Ibu ‘zaman now’ juga suka nonton video di Youtube tentang parenting. Pertumbuhan waktu menonton (watchtime) YouTube di Indonesia sendiri meningkat lima kali lipat per tahun. Dari sini, diprediksi kalau video online menjadi sumber informasi yang semakin penting mengenai parenting.
Posisi strategis Ibu di zaman now, seperti yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’Beliau menjawab, ‘Ibumu.’Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah).
Berdasarkan hadist tersebut, sosok ibu merupakan sosok yang pantas menjadi teladan bagi hidup orang-orang tua zaman now karena bakti beliau kepada suami dan sayang kepada anak-anaknya. Selamat hari ibu.
Dr Nurul Zuriah, MSi, Dosen PPKn-FKIP UMM dan Ketua AP3KnI Jatim