BERLIN, Suara Muhammadiyah – Rehabilitasi Medik merupakan salah satu tema penting dalam pelayanan kesehatan yang masih belum menjadi prioritas di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Mengangkat tema “Perkembangan Rehabiltasi Medik di Indonesia di Era New Normal Covid-19“, Majelis Kesehatan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya dan didukung oleh KJRI Frankfurt menginisiasi Program Afternoon Talk MARS UMY#8 yang diadakan tgl 23 Desember 2020 dan dihadiri sekitar 250 peserta yang merupakan dokter dan profesional di bidang kesehatan dari berbagai daerah di Indonesia.
Topik di atas untuk membangkitkan public awareness dirasakan sangat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia. Rehabilitatsi medik sebagai bagian integral bagi pelayanan kesehatan medik sangat diperlukan untuk mempercepat kesembuhan pasien dan mempercepat pulihnya pasien untuk bisa kembali bekerja seperti semula, termasuk juga pada pasien-pasien penderita infeksi Covid-19.
Afternoon Talk kali ini menghadirkan pakar Rehabilitasi Medik dari Jerman dan Indonesia. Perwakilan dari Indonesia adalah dr. Rita Rogayah, Sp.P(K)., MARS., yang menjabat sebagai direktur pelayanan kesehatan rujukan, Direktorat Jendral Kemenkes RI dan Dr dr Tirza Z. Tamin, Sp. KFR(K)yang menjabat sebagai ketua umum Perdosri (Perhimpunan Dokter spesialis kedokteran Fisik dan Rehabilitasi). Sedangkan pembicara dari Jerman adalah Prof. Christoph Gutenbrunner, MD., Ph.D., FRCP dan Dr.rer.biol.hum Boya Nugraha, MS., PhD, keduanya dari Departement of Rehabitation Medicine, Hannover Medical School.
Dari hasil pemaparan ke empat narasumber dapat disimpulkan bahwa Rehabilitasi medik memiliki peranan yang sangat penting bagi pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi. Ketua Perdosri juga menyampaikan bahwa Indonesia masih memiliki keterbatasan ahli rehabitasi Medik sehingga masih banyak tenaga profesional yang dibutuhkan. Perdosri siap bekerjasama dengan pemerintah dan juga lembaga lain seperti Muhammadiyah untuk meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang mendalami Rehabilitasi Medik.
Menurut Prof. Christoph Gutenbrunner, MD., Ph.D., FRCP, Rehabilitasi Medik perlu diajarkan dan menjadi kurikulum di tim kesehatan baik di rumah sakit maupun di daerah. Selain itu Perawat yang dibekali pengetahuan Rehabilitasi Medik juga dapat membantu pasien agar hidup lebih mandiri. Salah satu peserta menyarankan agar pendidikan dokter saat menjalani co-ass bisa mendapatkan rotasi di Department Rehabilitasi Medik agar para dokter juga memiliki pengetahuan seputar rehabilitasi.
Acara online seminar dan diskusi berlangsung lancar dan interaktif. Para peserta, yang lebih dari setengahnya adalah para ahli rehabitasi medik di Indonesia dan pemangku kebijakan di Rumah Sakit, sangat antusias bertanya kepada para pembicara. Ketua MPKU Drs. Agus Samsudin MM. memberikan masukan dan saran agar Muhammadiyah membuka Programm Studi Rehabilitasi Medik untuk menambah jumlah profesional di bidang Rehabilitasi Medik. Dr.rer.biol.hum Boya Nugraha, PhD menambahi bahwa Hannover Medical School bisa membantu dalam mempersiapkan pembuatan kurikulum dan bekerjasama membangun Rehabilitasi Medik di RS di Indonesia.
Semoga langkah awal ini bisa menjadi motivasi Muhammadiyah untuk terus memberikan sumbangsihnya bagi kemajuan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. DN,SS. (PCIM Jerman Raya)