YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dr Ir Gunawan Budiyanto, MP, IPM kembali diamanahkan menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) periode 2020 – 2024, setelah sebelumnya dilakukan proses penyeleksian sejak 21 Agustus hingga 30 September 2020. Keputusan tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Lincolin Arsyad, MSc pada acara Pelantikan Rektor UMY 2020 – 2024 di Gedung Ar. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Senin (28/12).
Prosesi pelantikan berlangsung khidmat yang juga disiarkan melalui akun Instagram Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Youtube, juga Zoom. Dalam menjalankan kepemimpinan sebagai rektor UMY, Gunawan Budiyanto telah mengantarkan UMY memperoleh beragam prestasi diantaranya Top 251 World University Rangkings Asia, Top 75 University in Shouteast Asia, The best Muhammadiyah Higher Education Indonesia ranked 1, Top Private University Yogyakarta ranked 1, Top Private University Indonesia ranked 4, dan 15 Top University Indonesia.
Dalam sambutan pembuka, Ketua Senat UMY Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono M.M mengungkapkan bahwa Gunawan Budiyanto adalah orang yang luar biasa dan pantas menjabat rektor UMY di periode 2020-2024. “Hal yang luar biasa dari pak Gun adalah ia mampu merespon segala tantangan UMY dengan sangat lugas dan dijawab dengan prestasi,” ucapnya.
Gunawan Budiyanto juga memaparkan dalam sambutannya bahwa ia optimis mampu membawa UMY lebih maju dengan melakukan program unggulannya yang sudah ia siapkan. Tak hanya itu ia juga berkomitment untuk mewujudkan pengembangan program jangka panjang 25 tahun kedepan yang telah dicanangkan. Ia juga optimis pada tahun 2025 UMY bisa menjadi Research Excellent University. “Dengan capaian tahun 2025 UMY kita harapkan telah menjadi Research Excellent University serta menjadi TOP 300 World Class University,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, MSi dalam sambutannya menyampaikan dalam konteks Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, PP Muhammadiyah secara khusus sering membahas dalam pleno atau rapat tentang perlunya representasi dari PTM/A yang bisa masuk dalam reputasi internasional.
“Memang ke depan perlu ada representasi dari PTM/A yang masuk dalam reputasi internasional, yang lebih unggul, baik dalam konteks komparasi atau prestasi dengan perguruan tinggi swasta lain. Setidak-tidaknya bila boleh disebutkan, kami punya harapan terhadap tiga PTM yakni UMY, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Muhammadiyah Malang untuk bisa 1 langkah lebih di depan, 1 tingkat lebih di atas, yang kami harapkan ada proses akselerasi menjadi universitas yang bereputasi internasional di atas yang lain. Kalau tiga PTM ini sudah leading, maka universitas-universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah yang lain akan berlomba dengan baik untuk menjadi lebih baik (fastabiqul khairat),”papar Prof. Haedar.
Akan tetapi menurut Prof. Haedar, PTM/A yang sudah bisa mencapai predikat reputasi internasional untuk tidak melupakan Muhammadiyah sebagai rumah utamanya. “Nama Muhammadiyah sudah menjadi kekuatan, bukan hanya diakui di tingkat nasional bahkan sudah diakui secara internasional. Karena itu bagi PTM yang bergerak di ranah internasional atau global harus tetap menjadikan perguruan tingginya menyatu dengan sistem Muhammadiyah,” tegas Prof. Haedar lagi. (RM)