YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan pedoman perkaderan terbarunya. Pedoman tersebut merupakan hasil Ijtihad Bidang Kader dan Instruktur Madya IMM DIY merespon dinamika perkaderan dalam kondisi pandemi.
Pedoman berjudul Panduan Perkaderan Pandemi itu mendapat penetapan melalui Surat Keputusan IMM DIY Nomor: 272/A-1/XII/2020 pada tanggal 28 Desember 2020.
Sekretaris Bidang Kader IMM DIY, Alief Yoga Dhiyaul Haq mengatakan Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi agenda yang sudah terjadwal. Seperti halnya Perkaderan yang terdampak, sehingga harus menunda pelaksanaannya.
“Penundaan maupun pemberhentian agenda IMM turut membuat anomali perkaderan di DIY. Khususnya di tataran akar rumput, yaitu Cabang dan Komisariat,” ungkapnya kepada awak media, Selasa (29/12/2021).
Hadirnya Panduan Perkaderan Pandemi, menurutnya, memberi jawaban atas persoalan perkaderan saat ini. Terutama atas problematika manajemen dan pelaksanaan perkaderan IMM.
“Panduan ini menjadi jawaban manajemen perkaderan pada masa seperti sekarang ini. Tentunya bukan hanya saat Pandemi Covid-19, tapi harapannya bisa menjadi rujukan dalam kondisi darurat lainnya,” ujar Alief.
Hal senada juga diungkapkan Instruktur Madya IMM DIY, Muhammad Dzulnafis Tanjung. Ia mengatakan Panduan Perkaderan Pandemi ini semoga mampu menjadi angin segar.
“Pedoman ini juga bisa menjadi salah satu rujukan manajemen perkaderan dalam situasi krisis. Maka pentingnya untuk kita pelajari pedoman ini sebagai bagian dari ijtihad perkaderan IMM,” ujar Dzulnafis.
Menurut penuturannya, proses penyusunan panduan tersebut tim menelaah pedoman formal perkaderan IMM dan beberapa referensi terkait lainnya. Serta memetakan skala prioritas dan memetakan solusi atas permasalahan perkaderan yang ada.
Ia menganggap pengalaman menerapkan panduan tersebut sebagai bagian dari upaya pengembangan ide dan gagasan perkaderan berbasis digital. Mengingat, fokus pembahasan perkaderan IMM DIY selama ini jauh dari kondisi darurat seperti saat ini.
“Kritik dan masukan menjadi harapan penyusun sebagai bahan evaluasi dan perbaikan pedoman perkaderan pandemi yang lebih baik dan sempurna,” ungkapnya.
Tim penyusun Panduan Perkaderan Pandemi antara lain, Muhammad Dzulnafis Tanjung, Alauddin Dzulfahmi, Alief Yoga Dhiyaul Haq, Alifah Nur Rohmah. Amrullah, Burhanudin Ja’far, Fahri Al Rokhim, Laeli Tri Agustina, Maysitho, Rifqi Annafi’, Sirajudin Bariqi, Tati, Yunita Dwi Prastika. (MB)