Motivasi KALAH
Oleh: Dr. M. G. Bagus Kastolani
Inilah tim dayung Indonesia yang siap bertanding dalam pertandingan internasional. Kali ini, Indonesia akan mengahadapi Jepang. Kedua tim sepakat bahwa tim terdiri dari 8 orang. Kedua tim bekerja dengan keras untuk memenangkan pertandingan. Mereka saling berlomba untuk mencapai garis finish yang terdepan. Ternyata Jepang menang atas Indonesia.
Indonesia tertatih menghadapi tim Jepang. Tim Indonesia turun motivasinya. Oleh karena itu, Menpora memutuskan untuk meneliti sebab kekalahan tim dayung Indonesia dengan menyewa konsultan luar negeri. Dari hasil analisis para konsultan bahwa tim Jepang mempunyai 7 pendayung dan hanya 1 kapten. Dan Indonesia mempunyai 7 kapten dan satu pendayung saja. Akhirnya, konsultan itu memberikan rekomendasi yang brilian kepada Menpora, yaitu Restrukturisasi Organisasi/ tim. Sekarang tim Indonesia punya 4 kapten, 2 manajer, 1 top manajer dan 1 pendayung. Selain itu, konsultan merekomendasikan agar pendayung itu mempunyai kompetensi yang lebih tinggi.
Tahun berikutnya Jepang menang lagi. Tim Indonesia akhirnya memecat pendayung tersebut karena menunjukkan performance yang kurang maksimal. Dan bonus diberikan kepada para menajemen yang telah memotivasi bawahan dengan baik. Konsultan luar negeri tersebut masih digunakan lagi oleh Menpora. Mereka mempunyai usulan agar tahun depan, perahu tim Indonesia harus diperbaiki. Akhirnya tim Indonesia memperbaiki perahu mereka. Akankah mereka menang?
Kemungkinan besar cerita tentang lomba dayung di atas mirip dengan kejadian di tempat kerja kita. Kekalahan dalam kompetisi perusahaan bukan karena banyaknya leader di tempat kerja atau pun fasilitas yang memadai. Namun kekalahan perusahaan kita karena terlalu banyak orang yang memberikan perintah (too many bosses syndrome), sehingga membingungkan pekerja akan mengikuti siapa. Bahkan mungkin leader yang terlalu banyak ini pun tidak mengerjakan apapun. Jika ada yang salah, maka itu salah anak buah yang patut dipersalahkan. Sedangkan jika menang atau berhasil maka akan diklaim oleh leader dan hanya leader yang berhak mendapatkan bonus.
Kegagalan yang kedua dalam perusahaan adalah tidak meratanya distribusi tugas kepada semua pekerja kita. Hal ini menyebabkan beban kerja (work load) yang tidak berimbang antar satu pekerja dengan pekerja yang lain. Jika hal ini dibiarkan berlarut maka mungkin terjadi demotivasi pekerja dengan beban kerja yang tinggi. Dan akhirnya performansi kerjanya turut menurut. Kemenangan perusahaan kita sesungguhnya adalah kerja dan keberhasilan kolektif bukan kerja individual. Semua pekerja terlibat dan terbagi tugas untuk menyelesaikan misi bersama. Bukankah Allah SWT memerintahkan kita untuk bersatu di jalan Allah SWT?
Huwallahu a’lam bi showab.
Sumber: Majalah SM Edisi 24 Tahun 2019