• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Juli 13, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Bedah Buku Ijtihad Kontemporer Muhammadiyah: Elaborasi Syiar dan Pancasila

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
4 Januari, 2021
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Share

MALANG, Suara Muhammadiyah – Pembahasan ijtihad seringkali menarik dan tiada habisnya. Maka dengan itu PSIF UMM menyelenggarakan bedah buku yang membahas secara mendalam melalui agenda bedah buku Ijtihad Kontemporer Muhammadiyah Dar Al-Ahd Wa al-Syahadah: Elaborasi Syiar dan Pancasila. Gelaran ini diadakan oleh Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Rabu (30/12), melalui kanal Youtube PSIF Official.

Bedah buku tersebut dihadiri oleh pembicara utama yaitu Hasnan Bachtiar selaku penulis buku. Selain itu turut hadir pula Gonda Yumitro, yang membedah buku secara lebih mendetail, serta Faridi, selaku kepala PSIF UMM.

Baca Juga

Memahami Indonesia dengan Darul Ahdi wa Syahadah

Darul Ahdi Wa Syahadah: Teologisasi Demokrasi

Dalam sambutannya, Faridi mengungkapkan bahwa Muhammadiyah harus berperan aktif dalam pergeseran struktural masyarakat. Khususnya dalam tingkat global. “Tugas Muhammadiyah ke depan adalah memberi penyadaran kepada masyarakat. Utamanya mengenai pergeseran nilai-nilai kultural di masyarakat global dan hal-hal yang mengangkat nilai-nilai kemanusiaan.” Ujar Faridi.

Sementara itu, dalam pemaparannya Hasnan banyak menjelaskan latar belakang mengapa ia begitu tertarik dengan gagasan Ijtihad. Ia juga menjelaskan bahwa konsep Ijtihad dapat diaplikasikan melalui dua cara. Pertama, intertekstualitas yaitu kaitan antara teks satu dengan yang lain. Kedua adalah interkontekstualitas yang berarti mempertimbangkan sejarah terbentuknya teks dan sejarah masa kini.

“Pancasila berisi terkait musyawarah dan demokrasi kerakyatan. Sementara jelas kita ketahui bahwa Islam juga banyak membahas tentang konsep musyawarah. Jadi Islam mengandung konsep-konsep ideal sebagaimana yang dikandung dalam pancasila. Bisa dikatakan bahwa keduanya saling berhubungan satu sama lain.” terang dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMM tersebut.

Di lain sisi, Gonda sangat mengapresiasi hadirnya buku tersebut. Ia menjelaskan bahwa kebanyakan orang hanya membicarakan Islam, negara, atau Pancasila saja tanpa mengaitkan satu sama lain. Lain halnya dengan buku karya Hasnan Bachtar yang membawa pembaharuan besar bagi bangsa dan negara melalui konsep Islam serta Pancasila.

“Melalui konsep Ijtihad, saya melihat bahwa buku ini menawarkan banyak solusi terhadap pelbagai permasalahan yang sekarang sedang terjadi di Indonesia. Terutama masalah radikalisme” ujar Gonda di akhir sesi. (diko)

Tags: Darul Ahdi wa SyahadahijtihadIjtihad Kontemporer
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Memahami Indonesia dengan Darul Ahdi wa Syahadah
Berita

Memahami Indonesia dengan Darul Ahdi wa Syahadah

19 Agustus, 2023
Darul Ahdi wa Syahadah
Wawasan

Darul Ahdi Wa Syahadah: Teologisasi Demokrasi

9 Mei, 2023
Ijtihad Dalam Muhammadiyah Ilustrasi SM
Pediamu

Ijtihad

12 Juni, 2023
Next Post

Prof Haedar Nashir: Covid-19 Masih Meninggi Anggota Muhammadiyah Jadilah Uswah Hasanah

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In