SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Kondisi Siaga Merapi yang telah berlangsung sejak 4 Npvember 2020 ditanggapi Muhammadiyah Sleman melalui MCMC / LPB PDM dengan mendirikan Pos Koordinasi dan Pos Layanan sebagai antisipasi erupsi gunung Merapi.
Salah satunya adalah yang dilakukan koordinasi di pos Pelayanan Siaga merapi 2020 di PCM Cangkringan Sleman sebagai area yang paling berpotensi menghadapi kondisi Merapi.
Setelah agak mereda di akhir Desember 2020 , ternyata aktivitas gunung Merapi kembali menghangat dan tentunya ini memerlukan stamina yang panjang untuk relawan Muhammadiyah dalam kegiatannya di masyarakat dalam tanggap Merapi kali ini, belum lagi kondisi pandemi Covid-19 juga harus senantiasa menjadi perhatian penuh untuk penanganannya di pengungsian dengan mengedepankan protokol kesehatan yang harus selalu dipatuhi.
Kegiatan ini menurut salah satu koordinator relawan Cangkringan Pak Supri atau yang akrab dipangil dengan “ Ndan Semprit “ , mengemukakan bahwa “ agenda ini dilakukan Untuk meneguhkan kembali semangat dan spirit berjuang khususnya di kalangan relawan dibawah panji Muhammadiyah Cangkringan”. Acara ini digelar pada Ahad 3 Januari 2020 diadakan rapat koordinasi Pos Layanan dan Sarasehan tentang SAR dan kerelawanan Muhammadiyah serta penyusunan draft SOP apabila terjadi kenaikan aktifitas Merapi yang mengharuskan adanya pengungsian dengan jumlah yang lebih besar.
Acara ini berlangsung bertempat di Masjid Nurul Muttaqin komplek PKU Muh. Cangkringan dengan peserta sekitar 40 orang berbagai unsur dari Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, Lembaga Penangulangan Bencana, KOKAM serta medis PKU Cangkringan.
Dalam sarasehan ini dengan Pemateri H .Tuyahmin dari LPB Daerah Sleman yang menyampaikan “ kita semua para relawan telah dua bulan memberikan layanan kepada saudara kita para pengungsi yang berada diberbagai barak di Glagaharjo, SDM Cepitsari dengan berbagai kegiatan layanakan kesehatan, psikososial, santunan sembako dan banyak lainnya ditengah kita sendiri juga berada di area yang berada di kawasan bencana Merapi, Semoga rasa lelah dan perjuangan itu menjadi catatan amal kita kelak, tandas Tuyahmin.”
Partisipasi masyarakat perlu pengananan yang optimal agar semakin terarah dan terorganisir sehingga kegiatan para relawan di daerah bencana dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam pengananan bencana. (Arif Hartanto)