Umat Islam Harus Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
Anwar Abbas
Setelah saya membaca kesuksesan Bill Gates. Kemudian saya dalami lagi kunci sukses tersebut ternyata sesuai dengan sifat nabi. Sidiq, amanah melahirkan trass, fatonah melahirkan innovation, dan tabligh (interaksi) melahirkan networking. Sepengetahuan saya, segala apa yang dilakukan dan disampaikan oleh nabi pasti benar. Maka saya buat sebuah konklusi, siapa pun dan apa pun dia jika mengikuti sifat-sifat nabi pasti akan sukses.
Sifat nabi tadi ada empat dan kemudian diterjemahkan serta dipraktekkan oleh Bill Gates menjadi tiga, akhirnya ia sukses. Oleh karena itu jika umat Islam tidak sukses tandanya kemampuan dia untuk merespon dan meniru sifat-sifat nabi itu sangat lemah. Umat Islam itu mundur ke belakang karena dia meninggalkan agama, tidak mencontoh nabinya. Sekilas, saya menyimpulkan bahwa untuk maju, umat Islam harus kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Apa saja yang difirmankan oleh Allah pasti benar dan apa saja yang disabdakan oleh Rasulullah pasti tidak salah. Apa yang harus umat Islam sekarang lakukan? Yang harus kita lakukan adalah membuktikan kebenaran tersebut.
Di dalam Al-Qur’an ada sepotong ayat yang menjelaskan bahwa kejayaan itu dipergilirkan oleh Allah kepada seluruh umat manusia. Tidak ada satu pun negara, suku bangsa di dunia ini yang mampu mempertahankan kejayaannya untuk selama-lamanya. Sejarah telah membuktikan kebenaran itu. Dulu di zaman Nabi ada kerajaan Romawi dan Persia, lalu akhirnya hancur. Ada Daulah Bani Umayyah, lalu hancur. Ada juga Daulah Bani Abbasiyah kemudian hancur juga dan lain sebagainya.
Para peneliti memperkirakan bahwa di tahun 2045 Indonesia akan menguasai dunia. Beberapa tahun yang lalu dalam bidang ekonomi, Amerika berada di nomor satu, China diurutan kedua, Jepang nomor tiga, dan akan mengalami perubahan. Di tahun 2040 diprediksikan bahwa China nomor satu, Amerika nomor dua, India nomor tiga, dan Indonesia nomor empat. Pertanyaan, lalu siapa yang menjadi penentu di negeri ini untuk dapat menguasai dunia?
Ternyata yang menjadi penentu arah di negeri ini bukan pejabat, politisi, presiden, birokrat, TNI, polisi dan lain sebagainya. Namun yang menjadi penentu di negeri ini adalah mereka yang menguasai sumber daya alam atau pemilik kapita.
Jika ketidakadilan merajalela maka akan terjadi masalah dan di negeri ini telah terjadi banyak ketidakadilan. 10 persen orang di negeri ini menguasai kekayaan negara dan dari 10 persen itu hanya satu yang beragama Islam. Minoritas menguasai mayoritas. Untungnya masih tahun 2020. Masih ada waktu sekitar 20 tahun lagi untuk mempersiapkan diri untuk memberantas ketidakadilan sehingga harapannya di tahun 2045 Indonesia dapat menguasai dunia.
Melihat kondisi umat Islam yang seperti ini, kita berharap nantinya ekonomi kita seperti belah ketupat, yang kalangan elit dan miskin tidak banyak, namun yang memiliki ekonomi menengah sangat banyak. Kita bersyukur pada dekade ini kita telah memancangkan pilar ketiga, yaitu ekonomi. Suatu saat nanti saya membayangkan, yang disebut dengan Muhammadiyah tidak lagi dengan sekolah, rumah sakitnya. Namun yang terbayang dari Muhammadiyah adalah maskapai pesawat terbang, pemilik klub ternama di Inggris dan lain sebagainya. banyak teman-teman saya menertawakan saya. Sepertinya nasib saya akan sama seperti KH. Ahmad Dahlan, dia ditertawakan pada masanya, namun dipuji-puji pada masa setelahnya.(Diko)
Sumber: Majalah SM Edisi 8 Tahun 2020