Santriwati Madrasah Muallimaat Harus Memiliki Lima Kualifikasi Utama

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Santriwati Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta dalam mengikuti proses belajar, santri Madrasah Muallimaat harus memiliki lima kualifikasi utama, yaitu keilmuan, kepribadian, sosial kemanusiaan, kecakapan dan gerakan. Ditambah lagi ada 3 spirit yang harus dimiliki, yakni disingkat KPK (Kedisiplinan, Pantang menyerah dan Keikhlasan).

Demikian disampaikan oleh Direktur Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Agustyani Ernawati, MPd dalam Leadership Webinar pada Senin, 4 Januari 2021. Agenda ini didukung penuh oleh seluruh peserta didik,, Fatma Latifah selaku ketua PR IPM Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta turut memberikan sambutan.

Madrasah Mu’allimaat adalah sekolah pemimpin, sehingga sikap kepemimpinan harus menjadi bekal utama. Selain itu, peserta didik juga disiapkan untuk menjadi pemimpin perempuan berkemajuan di masa mendatang. Sebagai ujung tombak persyarikatan, belajar ilmu pengetahuan di Mu’allimaat adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan dengan maksimal.

Agenda Leadership Webinar diselenggarakan dalam rangka meningkatkan motivasi siswi menyambut semester baru. Dengan mengusung tema Student Today, Leader Tomorrow “Merancang Masa Depan Yang Gemilang”, peserta didik kelas I sampai VI mengikuti agenda tersebut dengan penuh antusias.

Sherly Annavita Rahmi sebagai narasumber utama mencoba mendefinisikan makna anak muda.”Bicara anak muda, bukan lagi bicara tentang usia, tetapi mind set dan pilihan sikap. Bicara anak muda berarti bicara tentang masa depan. Karena tidak mungkin anak muda menawarkan masa lalu. Yang bisa ditawarkan adalah masa depan. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan,” ungkapnya.

Jika berbicara tentang persiapan untuk mencapai masa depan, Sherly Annavita Rahmi menjelaskan ada empat tipe manusia, antara lain: manusia pesimis, realistis, optimis, dan progresif. Tidak ada alasan untuk anak muda bersifat realistis apalagi pesimis. Yang bisa dilakukan adalah ada pada tangga optimis, dan perlahan menuju tangga progresif. Pada tangga progresif hanya akan ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yakni perubahan dan pembaharuan. Selain itu, untuk mempersiapkan hidup di masa mendatang, kualitas manusia dibedakan menjadi empat, yakni manusia standar baik, lebih baik, terbaik dan excellent.

Pada akhirnya, Sherly menyampaikan “Tidak ada cita-cita yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah langkah kita yang terlalu pendek. Tidak ada visi yang terlalu besar, yang ada hanyalah misi kita yang terlalu kecil. Pastikan kita memanjangkan langkah dan besarkan misi. Untuk melakukan sesuatu yang belum pernah kita dapatkan, pastikan kita akan melakukan langkah yang belum pernah kita lakukan. Karena akan selalu ada langkah di atas rata-rata untuk mendaptkan hasil di atas rata-rata.”

Agenda pagi ini diakhiri dengan tanya jawab, baik secara langsung dan tidak langsung. Seluruh siswi sangat antusias dan mengikuti webinar dengan hikmat. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan, baik melalui zoom meeting ataupun live chat di Youtube.

Sebagai pungkasannya, Sherly Annavita Rahmi menutup dengan menyampaikan kalimat penuh makna. “Jika ada 1000 kali jatah gagal, maka kita harus memiliki 1001 keinginan. Untuk mencapai kebaikan lihatlah ke atas, jika dalam hal bersyukur, kita harus selalu melihat ke bawah”, tegasnya. (LTA)

Exit mobile version