YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah kembali menggelar webinar dalam rangka menyemarakkan rangkaian penerimaan siswa baru tahun ajaran 2021/2022. Acara yang berlangsung Ahad, 17 Januari 2020 tersebut mengangkat tema “Mendidik Anak Ala Generasi terbaik” dengan pemateri Ustaz Ridwan Hamidi Lc MPI MA. Webinar tersebut dihadari oleh tidak kurang 264 peserta dari bergbagai darerah di Indonesia secara virtual.
Utaz Aly Aulia Lc MHum dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya webinar ini, dapat menjalin kerjasama antara orang tua dan madrasah dalam proses pendidikan yang holistik. “Ada dua tujuan utama kegiatan webinar yang berkala ini pertama adalah sebagai edukasi, pendampingan dan semangat kepada wali siswa dalam membersamai siswa di rumah, kedua adalah sebagai hikmah bagi kita secara khusus yaitu dimensi tarbiyah dalam keluarga dan nilai-nilai pendidikan yang terus digelorakan, sehingga terwujud keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, tema ini menjadi penting karena peran para generasi terbaik mendidik anak-anaknya terdokumentasikan dalam hadist dan al-quran, dari sana kita merujuk,” ungkapnya.
Sedangkan Ustaz Ridwan Hamidi Lc MPI MA sebagai pemateri dan alumni Mu’allimin tahun 1997, memaparkan bahwa generasi terbaik merupakan generasi rasul dan pasca wafatnya. Adapun peran penting orang tua dalam mendidik anak yaitu; pertama, dengan menjadikan nabi sebagai uswah khasanah dengan mempelajari Siroh nabawiyah dengan utuh dengan menjadikannya teladan dalam kehidupan sehari-hari. Nabi SAW tidak pernah membiarkan anaknya tumbuh begitu saja, beliau mendidik dan mendampingi hingga mengantarkan ke jenjang pernikahan. Kita ditugasi oleh Nabi oleh mendampingi tumbuhnya anak sebagai generasi terbaik yang akan datang.
Kedua, jika diibaratkan membangun sebuah bangunan, menddidik anak generasi terbaik seperti membangun gedung pencakar langkit, harus memiliki pondasi yang kuat dengan penanaman akidah dan karakter. Ketiga, memiliki visi misi yang jelas serta kurikulum keluarga dalam mengarahkan dan mendampingi tumbuh kembang anak. Keempat, kenali apa yang dapat didahulukan dan apa yang dapat di tunda, kenali setiap tahapan dan urutan pada prioritas pendidikan yang cocok untuk anak.
Perlu diketahui bahwa generasi yang didik langsung oleh Nabi tidak semua menjadi ulama, sebagian mengatakan hanya 50 ulama saja akan tetapi menjadi pemimpin di berbagai belahan daerah masing-masing, dengan kurikulum al-quran dan Sunnah yang diaplikasikan dalam Siroh nabawiyah. Salah-satu yang menarik dalam pendidikan siroh nabawiyah adalah pengantaran anak ke sekolah, selama anak diantar menuju sekolah ada transfer nilai-nilai yang disampaikan oleh orang tua. Hal ini sesuai Nabi SAW yang selalu menggunakan tiga waktu dan tempat untuk memberikan arahan kepada anak. Tiga waktu dan tempat ini efektif membangun pola pikir, mengarahkan perilaku, dan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri anak. Waktu tersebut adalah saat dalam perjalanan, saat waktu makan, dan saat waktu anak sakit.
Nabi muhammad berdakwah selama 23 tahun, yaitu fase makkah selama 13 tahun dan fase madinah selama 10 tahun. Fase makkah dipahami dengan penanaman akar dan pondasi akidah,syariah sedangkan fase madinah sebagai fase penguatan dan pengembangan akhlak. Hal tersebut yang kemudian dipahami sebagai salah satu contoh tahapan tarbiyah dalam konteks kelaurga mendidik anak.
Pada akhir sesi, Ustaz Ridwan menutup dengan paparan mengenai peran ayah dalam proses komunikasi dalam rangka mendidik anak di keluarga. Dalam al-quran ada 14 dialog ayah dengan anaknya, 2 dialog ibu dengan anaknya, dan 1 dialog antara kedua orang tua. Ayah sebagai figur pemimpin dan pengayom di keluarga memiliki peran tak kalah penting dari seorang ibu dalam proses mendidikan anak. Dalam surat Luqman, dialog dengan anaknya menjadi sebuah nasehat yang lebih berharga bagi seorang anak dari semua fasilitas dan tabungan yang diberikan kepadanya.wallahu a’lam bishawab. (FKR)