Apa yang Harus Dilakukan Guru di Era Disrupsi?

Apa yang Harus Dilakukan Guru di Era Disrupsi?

MALANG, Suara Muhammadiyah – Berbagai kontribusi untuk masyarakat selalu diupayakan oleh setiap mahasiswa, tidak terkecuali mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak hanya dalam aspek sosial, tapi juga pendidikan. Itulah yang dilakuakan oleh Ramadhan Permana Agung beserta keempat koleganya, Chendea Widya Pagitasari, Finki Iqbaliani, Azharia Saisabella, serta Bellgy Yunanda Shaherra. Mereka melangsungkan rentetan seminar bertajuk Education 4.0 for Teaching Method bagi guru-guru untuk menghadapi perubahan zaman. Acara tersebut berlangsung di Aula SMA Islam Nahdlatul Ulama Pujon pada, Sabtu (16/1).

Sebelumnya, mereka juga sudah melaksanakan acara seminar serupa namun dengan tema yang berbeda. Diawali dengan seminar bertajuk Speak Beyond Limitation. Mereka mengundang Anggun Izzatul Chofifah, Nimas Favorit Duta Pariwisata Kota Batu 2020 sebagai pemateri. Kemudian dialanjutkan dengan talkshow Empowering People Through The Film bersama M. Mian Sya’roni. Ia merupakan salah satu kru dari Meraki Visual yang berhasil menyabet tiga nominasi dalam gelaran Idnodax Short Film Festivel 2020.

Ramadhan, panggilan akrabnya, mengungkapkan seminar lanjutan ini digelar sebagai bentuk pengingkatan kesadaran bagi guru-guru SMA Islam NU Pujon. Utamanya terkait kebutuhan siswa dalam persiapan menghadapi disrupsi. Lebih-lebih di era revolusi industri 4.0. pada kesempatan tersebut, mereka menghadirkan salah satu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, M. Fuad Nasvian, S.I.Kom., M.I.Kom., sebagai Pemateri.

Dalam paparannya, Fuad Nasvian memberikan penjelasan mengenai pergeseran generasi dan komunikasi. Selain itu juga menyinggung skill-skill dan kemampuan yang dibutuhkan siswa agar mampu bersaing di era digital. “Banyak tantangan yang nantinya dihadapi oleh para siswa. Jenis pekerjaan yang tersedia juga akan beragam dan berubah. Maka sudah barang tentu perlu ada persiapan matang yang bisa diberikan oleh pihak sekolah,” terangnya.

Adapun agenda tersebut dilaksanakan secara luring. Meski begitu, mereka mematuhi protokol kesehatan dengan ketat sesuai anjuran pemerintah. Mereka menjaga jarak satu sama lain, menggunakan masker, dan juga mencuci tangan. Protokol ini dilakukan agar bisa menghindari dan mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Wakil Kepala SMA Islam NU Pujon Bidang Kesiswaan, Muali berharap agar seminar Education 4.0 for Teaching Method mampu memberikan dampak positif bagi guru. Baik itu pengetahuan-pengetahuan baru tentang tantangan siswa ataupun juga acara mengajar yang cocok di era disrupsi. “Semoga nantinya para guru bisa menyesuaikan, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa di dunia kerja,” tuturnya. (diko)

Exit mobile version