Menyusul Istrinya, Bendahara PWM Sulbar Wafat Akibat Gempa

MAMUJU, Suara Muhammadiyah – Innaalillahi wa innaa ilaihi Raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Ir. H. Salihi Saleh, M.Si. Bendahara PWM Sulbar (Sulawesi Barat) dan Ketua BPH STIEM Muhammadiyah Mamuju. Kamis 21 Januari 2021 Pukul 09.30 WITA. Di Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Semoga Amal ibadah dan kebaikan beliau diterima oleh Allah SwT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran oleh Allah SWT.

Berita duka ini diterima dari Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan meneruskan kabar yang dikirim dari Ketua PWM Sulawesi Barat Wahyun Mawardi. Kepergian Ir H Salihi Saleh ini menyusul kepergian istrinya dr. Hj. Adriani Kadir yang wafat pada Jum’at 15 Januari 2021 terkena reruntuhan rumahnya yang rata dengan tanah akibat goncangan Gempa Bumi di Sulawesi Barat.

Saat gempa Ir. Salihi Saleh sempat diberitakan meninggal langsung akibat gempa, ternyata yang langsung meninggal di tempat dr Hj Adriani Kadir (istri Ir Salihi Saleh). Ia sendiri dapat dievakuasi relawan dan dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat. Setelah dirawat hampir seminggu, ternyata tidak bisa diselamatkan dan menyusul istrinya yang telah wafat lebih dahulu.

Muhammadiyah Sulawesi Barat berduka dengan meninggalnya dua kader militant ini. Ir H Salihi Saleh selain sebagai Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Barat juga sebagai Ketua BPH Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Mamuju, Sulawesi Barat. Sedangkan Istrinya (dr Hj Adriani Kadir) adalah Ketua Majelis PKU PWM Sulawesi Barat.

Tidak hanya keluarga Muhammadiyah yang berduka tetapi semua kolega mereka ikut berduka. Karena selain aktif di Muhammadiyah, mereka juga aktif di luar Muhammadiyah. Di tempat pekerjaannya, Ir Salihi Saleh menjabat Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mamuju setelah sebelumnya menjabat Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Mamuju. Sedangkan istrinya, dr Adriani Kahar, aktif di organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan saat meninggal merupakan Ketua IDI Mamuju.

Mereka saat ini meninggalkan tiga anaknya yang menjadi yatim piatu. Tiga orang anaknya itu, saat ini sedang menuntut ilmu di Kota Pelajar dan di ibu kota negara. Satu orang yang paling sulung sedang kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yang kedua merupakan calon dokter yang sedang kuliah pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sedangkan yang paling bungsu seorang lelaki adalah alumni Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo yang sedang kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tentu mereka butuh dukungan untuk dapat meneruskan kuliahnya, ini butuh perhatian Muhammadiyah, terutama perguruan tinggi di tempat mereka menimba ilmu. (Lutfi)

Exit mobile version