YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pengajian rutin Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales, Australia, telah berlangsung secara virtual, Ahad (24/1/2021). MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Arif Nur Kholis, berkesempatan menjadi narasumber dengan menjelaskan peran dan respon Muhammadiyah dalam penanganan bencana alam di berbagai daerah di Indonesia, termasuk yang saat ini terjadi di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.
Beliau menjelaskan bahwa dalam penanganan bencana yang selama ini ditangani oleh Muhammadiyah telah mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat yang terdampak dari bencana. Bahkan sudah empat kali Muhammadiyah mendapat penghargaan dari pemerintah sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang paling respon dan paling baik dalam penanganan bencana.
“Beberapa kali pemerintah bingung. Kok, setiap bencana, Muhammadiyah sudah hadir di lokasi”, kata mantan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.
Dalam bagian lain, Sekretaris Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, mengatakan bahwa untuk melaksanakan amanat Muktamar Muhamamadiyah 2015 di Makassar, pihaknya sudah melakukan berbagai pelatihan di berbagai daerah terkait dengan penanganan bencana alam. Pelatihan ini bekerjasa sama dengan seluruh organisasi otonom Muhammadiyah dan perguruan tinggi Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Dalam setiap pelatihan, biayanya ditanggung oleh pihak penyenggara, sedangkan tim dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah bertindak sebagai fasilitator. Hasil dari berbagai pelatihan sudah terasa di berbagai tempat.
Dia mencotohkan tim relawan bencana dari Muhammadiyah Sulawesi Barat, sebagai tim relawan yang cukup tanggap dan terlatih. Ketika terjadi bencana gempa di Palu Sulawesi Tengah, dua tahun lalu, relawan Muhammadiyah yang pertama tiba adalah dari Sulawesi Barat. “Sedangkan pada saat gempa minggu lalu yang terjadi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, relawan ini sudah langsung bekerja membantu masyarakat yang tertimpa bencana, tanpa menunggu instruksi” puji lelaki yang suka memakai kopiah hitam ini.
Ketua PRIM NSW, Nurwanto, mengatakan bahwa warga Muhammadiyah yang ada di Australia pun saat sedang menggalang bantuan untuk korban bencana tersebut. Dijelaskan pula bahwa tema penanganan bencana dalam pengajian ini sengaja dipilih sebagai bagian dari respon Muhammadiyah dalam membantu sesama yang terkena musibah.
Dalam pengajian virtual ini, selain dari Australia, pesertanya pun ramai diikuti warga dari Indonesia. Termasuk beberapa aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah dari Jakarta, Yogyakarta dan Makassar. Demikian pula warga Muhammadiyah yang dulu pernah tinggal di Australia dan sudah kembali ke Jakarta mengabdi kepada bangsa dan negara, termasuk Ustadz Muhammad Sayuti, PhD., Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan alumni University of Wollongong.
Turut serta membawakan sambutan, Ketua PCIM Australia, Ustadz H. Hamim langsung dari Melbourne. Beliau merespon dengan baik usulan dari salah seorang peserta, Mashuri Masyhuda, agar dibentuk pula perwakilan MDMC Muhammadiyah di luar negeri.
Pada bagian lain Ustadz H. Hamim juga menjelaskan tentang perkembangan pendirian perguruan Muhammadiyah di Australia. Menurutnya, pada tahun ajaran baru 2022, akan dimulai dengan penerimaan siswa baru tingkat anak-anak di sekolah Muhammadiyah Melbourne.
Pengajian berikutnya akan dilaksanakan pada bulan depan di Botanic Garden Wollongong, yang dirangkaikan dengan pengajian bersama warga JPI Wollongong dan KKSS Sydney. Insya Allah pada hari Sabtu, 13 Februari 2021 mulai pukul 10.30,pagi sampai selesai.
Dijadwalkan Ustadz Dr. H. Amin Hady, Lc., anggota Dewan Imam Australia, akan tampil sebagai narasumber. Sedangkan Dr. H. Imran Hanafi, M.A., Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, pun telah menyatakan kesediaannya untuk hadir. Sekaligus melepas kepulangan beliau kembali ke tanah air setelah menyelesaikan tugasnya sebagai atase.(HFS)