MAJENE, Suara Muhammadiyah – Menjadi contoh nyata, Respon Bencana oleh Muhammadiyah Terapkan Prokes Cegah Penularan Wabah.Dalam operasi tanggap darurat Gempa Majene di masa pandemi Covid-19 oleh MDMC yang didukung oleh Lazismu dan melibatkan semua unsur Persyarikatan Muhammadiyah, penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan ketat.
Saat ini MDMC sudah mengoperasionalkan satu pos koordinasi di Gedung Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Barat Jalan Sukarno-Hatta, Rimuku, Mamuju. MDMC juga mendirikan empat pos pelayanan yaitu di Mamuju, Tapalang, Tapalang Barat dan Ulumanda yang masuk Kabupaten Majene.
Kawasan pos koordinasi dan pos pelayanan MDMC disetting menjadi kawasan wajib masker bagi semua relawan dan warga penyintas. Semua yang masuk ke kawasan ini wajib mengenakan masker dan menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, di berbagai sudut juga disediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan dengan sabun serta air mengalir.
Kampanye wajib bermasker dilakukan dengan membuat dan menempel peringatan “Semua Relawan Wajib Pakai Masker” di semua sudut pos koordinasi. Penekanan juga diberikan dalam setiap rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap hari dan dalam interaksi antar relawan.
Berbagai upaya lain yang dilakukan adalah memperketat kriteria relawan, menambah logistik APD bagi para relawan khususnya tenaga medis, membuka klinik khusus relawan. Kemudian melakukan pemeriksaan sebelum, saat berlangsung dan pasca penugasan,
Koordinator Medis Nasional Tanggap Darurat MDMC, Zuhdiyah Nihayati (dokter Zee) dalam keterangannya menyampaikan pihaknya berupaya tetap menjaga ketat protokol kesehatan relawan selama respon tanggap darurat di Sulawesi Barat.
“Ini mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung dan resiko penularan bisa terjadi di mana saja baik itu di pengungsian, di pos pelayanan dan bahkan di poskor sekalipun,” kata dr Zee, Senin (25/1/2021).
Untuk memastikan kesehatan relawan, setiap sore dilaksanakan skrining kesehatan terhadap semua relawan yang bertugas di pos koordinasi. Skrining meliputi pengecekan suhu tubuh, saturasi oxygen, tekanan darah dan pemeriksaan dokter.
Para relawan yang beresiko juga diwajibkan lakukan SWAB antigen di Balai Laboratorium Kesehatan dan Transfusi Darah yang berada di Kompleks RSUD Propinsi Sulawesi Barat.
SWAB antigen wajib dilakukan untuk para relawan yang sekiranya ada gejala mengarah Covid-19, ada kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan akan melakukan perjalanan kembali ke asal masing-masing, bagi yang dari luar propinsi Sulawesi Barat.
Bahkan bagi relawan yang datang dari luar pulau Sulawesi, setelah kembali ke rumah masing-masing juga diwajibkan laksanakan tes swab antigen dan karantina mandiri di daerah asal.
Dokter Zee juga menambahkan menjaga relawan dengan cara menekan serendah potensi penularan covid adalah prioritas utama selama menjalankan respon bencana di masa darurat ini.
“Semua ikhtiar itu dilakukan dengan prosedur yang ketat, terencana dan tertata untuk mengontrol serta mencegah agar layanan-layanan Muhammadiyah di Sulawesi Barat tidak menjadi klaster baru Covid-19,” pungkasnya. (MDMC/Riz)