YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Derap derukan langkah. Dan kibar geleparkan panji-panji. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Sejarah umat telah menuntut bukti.
Lagu “Mars IMM” diputar oleh host dalam penutupan Darul Arqam Dasar (DAD) pada Selasa (26-01) kemarin. Sekalipun lagunya terdengar putus-putus sebab terkendala sinyal, suasana berlangsung khidmat. Seluruh peserta berjumlah 46 orang mematikan mikrofon dan menyalakan kamera, tetap khusyuk menyimak hingga berakhirnya lagu. DAD Online yang dilaksanakan oleh Bidang Kader dari Pimpinan Cabang IMM Bulaksumur-Karangmalang (PC IMM BSKM) ini akhirnya menginjak acara terakhir, setelah berjalan lima hari berturut-turut sejak Jumat (22-01) lalu.
Penyelenggaraan DAD Online
Ada yang berbeda dengan DAD kali ini.
Pandemi COVID-19 menyebabkan DAD tidak dapat dilaksanakan secara luring sebagaimana biasanya. Oleh karenanya, setiap elemen-elemen yang menggerakkan pelaksanaan DAD terpaksa mencari alternatif dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia.
Koordinasi antarpeserta dan antarinstruktur dilakukan melalui WhatsApp. Penyampaian materi dihelat di Zoom. Kultum dan kegiatan tadarus bersama oleh Imam of Training (IOT) digelar di Google Meet. Agenda mentoring oleh kelompok-kelompok kecil pun mencari celah untuk menjadi akrab satu sama lain dengan menggunakan WhatsApp Group Call, voice messages, atau kolom chat.
Sekalipun hari pertama hingga akhir DAD digelar secara daring, agenda screening para calon peserta ada yang dilakukan luring. Screening adalah salah satu tahap yang perlu dilalui calon peserta sebagai persyaratan mengikuti DAD Online. Dalam screening, calon peserta melalui obrolan tanya-jawab dengan seorang instruktur mengenai personalia calon peserta dan pengetahuannya soal IMM dan Muhammadiyah.
Adalah Afif Fauzy, salah satu screener yang melakukan screening secara luring. Calon-calon peserta domisili Yogyakarta diberi kesempatan untuk menemuinya di Masjid Al-Muttaqin, lokasi komisariat PC IMM BSKM. Menurut Afif, tidak ada perbedaan substantif antara screening daring maupun luring. Hal yang membedakan adalah perihal nonteknis seperti durasi obrolan yang bisa berjalan relatif lebih lama dibandingkan screening daring. “Lalu, kalau ada kendala sinyal, screening online cuma bisa mengandalkan suara, dan itu nggak begitu nyaman,” tambahnya.
Jadwal pelaksanaan DAD Online sendiri pun terpaksa diperlebar menjadi lima hari. Hal ini mempertimbangkan daya tahan peserta yang harus berkutat pada layar selama berjam-jam lamanya. Selain itu, tentu tiap peserta punya urusan di rumah atau di luar DAD yang tidak dapat ditinggalkan. Sehingga—terkecuali tadarus dan kultum oleh IOT yang dilaksanakan setelah subuh—materi baru dimulai pukul satu siang.
Pengadaan materi pun tetap diupayakan agar sesuai dengan silabus DAD dalam Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) IMM. Dalam bahasan berkali-kali yang dilakukan oleh para instruktur, dilakukan rapat untuk merumuskan silabus DAD Online agar menjadi pegangan pelaksanaan DAD ini. Hasilnya, beberapa tema materi pun tetap bertahan dan calon-calon pemateri yang ditetapkan diminta kesediaannya untuk mengisi.
Materi-materi tersebut antara lain Tauhid yang diisi oleh Afif Fauzy, Kemuhammadiyahan oleh Aulia Fathurrahman Darwis, Analisis Sosial oleh Calits Mumbahij Bahi, IMM oleh Benni Setiawan dan Nurul Hafiza Rahima, Filsafat Manusia oleh Dzikril Hakim, dan suplemen bertajuk “Long Distance Leadership” oleh Miftahul Umam.
Upaya Mengumpulkan Barisan
Angka yang tertera di sudut kanan atas aplikasi WhatsApp—tanda jumlah pesan masuk—seolah-olah tidak ada habisnya. Ya, grup WhatsApp “Instruktur Muda BSKM” terus ramai selama pelaksanaan DAD Online ini.
Banyak yang diperbincangkan sejak pagi hingga larut malam. Misalnya yaitu pesan pengingat untuk para mentor, para observer, atau para IOT. Atau, ucapan terima kasih dan penyemangat yang bersahut-sahutan, pun tidak ketinggalan selingan kiriman stiker. Selain itu, di dalam grup juga berseliweran tanya-jawab singkat dan obrolan-obrolan ringan.
Kira-kira seminggu yang lalu, nama grup WhatsApp tersebut masihlah “Calon Instuktur BSKM”. Anggota-anggota dalam grup tersebut berisi peserta-peserta Latihan Instruktur Dasar (LID) yang dilaksanakan pada akhir September 2020 silam. Sebagaimana pelaksanaan DAD, penyelenggaraan LID kala itu juga dilakukan secara daring. Dengan kata lain, tidak hanya para peserta DAD yang berhadapan dengan keterbatasan ruang gerak sebab adanya pandemi. Para instuktur DAD pun juga demikian selama menjalani pelatihan mereka.
Master of Training (MoT) pada pelaksanaan DAD, Aulia Fathurrahman Darwis, menyampaikan bahwa keberhasilan LID daring memiliki nilai yang besar bagi pelaksanaan DAD Online ini. “Kami dari PC IMM BSKM merasa, kalau LID online bisa terumuskan dengan baik, maka DAD online bisa terwujud,” ujar Aul. Oleh karenanya, indikator personalia dan kapasitas instruktur menjadi penting untuk diperhatikan, sebab merekalah yang akan mengawal DAD Online ini.
Salah seorang dari peserta LID tersebut ialah Ulul Azmi Syafira. Ulul menyampaikan perasaannya selama berproses mempersiapkan DAD Online ini, mulai dari pelatihan instruktur hingga menjadi salah satu mentor dalam pelaksanaan DAD. “Rasanya campur aduk antara senang, sedih, percaya diri, dan takut mengecewakan,” katanya.
Total peserta DAD yang lolos tahap screening dan penugasan sejumlah 46 orang. Agar situasi pembelajaran tetap kondusif, para instruktur menginisiasi kelompok mentoring.
Kelompok mentoring ini menjadikan seluruh peserta DAD Online terbagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Beberapa instruktur memiliki tugas dan wewenang sebagai mentor-mentor dalam kelompok tersebut, antara lain memastikan seluruh peserta yang diampunya hadir dalam setiap kegiatan dan memahami isi materi yang disampaikan. Berdasarkan penuturan Ulul, agenda mentoring belum pernah diadakan oleh DAD sebelum ini. “Dan adanya kelompok mentoring ini bikin adik-adik bisa dipandu dengan konsisten,” ujarnya.
Kata Mereka yang Peserta
Jauh sebelum kegiatan mentoring, para peserta perlu membentuk kontrak belajar usai Studium Generale hari pertama. Laiknya penyelenggaraan DAD yang sudah-sudah, penyusunan kontrak belajar ini dipimpin oleh seorang “Ketua Kelas” yang disepakati oleh seluruh peserta.
Peserta yang tertunjuk adalah Ilham.
Sebagai ketua, sudah menjadi tugas Ilham untuk mengoordinasi “kelas”. Meskipun sempat punya kekhawatiran karena terbentur keadaan daring, ia bersyukur karena teman-teman pesertanya kooperatif dan mau bertanggung jawab dengan kontrak belajar yang telah ditentukan. “Alhamdulillah juga karena instruktur bisa memahami peserta yang telat bergabung atau mematikan kamera karena kendala sinyal,” lanjutnya.
Selain kendala sinyal, Ilham juga menyebutkan hal lain, yakni kendala waktu. Yang ia maksud adalah perbedaan zona waktu di Indonesia.
Sebab, sekalipun peserta DAD terbatas oleh mahasiswa UNY dan UGM, para peserta tersebar di tempat tinggalnya masing-masing di seluruh Indonesia. Jeda waktu azan yang tertera dalam susunan acara belum tentu bisa dipatuhi oleh mereka yang berdomisili di zona waktu luar WIB, sebab di tempat mereka boleh jadi belum masuk waktu salat.
Selain agenda mentoring dan pemaparan materi, ada agenda bersama IOT yakni tadarus dan penyampaian kultum. Salah satu peserta, Rahmah Hanifah, mengatakan bahwa kegiatan tersebut berjalan lancar. “Penyampaian kultum itu menarik, kita saling bertukar cerita, membagi pengalaman atau ilmu kajian,” paparnya. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ilham sebelumnya, Rahmah juga mengamini bahwa sinyal dan keterlambatan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan.
Para Penggerak yang Mengetuk Tombol, Melambai Layar
Pelaksanaan DAD tentu tidak dapat berjalan tanpa adanya para penggerak yang melakukan kerja-kerja kepanitiaan. Ketua panitia dari pelaksanaan DAD Online kali ini yakni Ryant Abdillah Nuranto.
Selama mempersiapkan DAD, Ryant menyampaikan kendala-kendala yang ditemui oleh para panitia. Pertama, hambatan teknis yang biasanya hadir apabila perkuliahan atau seminar daring, misalnya koneksi internet, faktor cuaca, dan perangkat yang digunakan oleh panitia. Kedua, kendala waktu. Sebab selalu ada perihal yang menyebabkan panitia tidak dapat terkumpul komplet tiap rapat daring. “Belum lagi praacara DAD bersamaan dengan pelaksanaan UAS di UNY,” tutur Ryant.
Melalui pernyataan Ryant, sejak awal para panitia telah merencanakan bahwa DAD akan diselenggarakan daring secara penuh, tanpa ada wacana untuk membuka kemungkinan luring. Sebab, kendatipun keadaan bisa membaik menjelang dekat pelaksanaan DAD, belum tentu para peserta bisa tetap datang apabila mereka sedang berada di kampung halamannya masing-masing. “Dan panitianya pun demikian,” sambungnya.
Selain inisiasi bahwa DAD dilakukan secara daring, pelaksanaan DAD Online ini untuk pertama kalinya digerakkan oleh Pimpinan Cabang dan bukan dari Pimpinan Komisariat (PK). Bersama-sama, seluruh PK yang tergabung dalam Koordinator Komisariat IMM UNY dan IMM UGM meluangkan waktu dan energi untuk menyukseskan DAD ini.
Zidan Yusron, Ketua Bidang Kader PC IMM BSKM, menyatakan bangga dengan selesainya pelaksanaan DAD daring ini. Sebab, pelaksanaan DAD daring akan menjadi sebuah catatan sejarah bagi PC IMM BSKM dan IMM secara luas. Zidan menyebutkan pula, bahwasanya tanpa kerja-kerja instruktur, kerja keras panitia, antusiasme peserta, dan dukungan PC IMM BSKM beserta PK-PK di bawahnya maka DAD daring takkan seberhasil ini. “Suksesnya DAD online ini membuktikan kalau kader-kader IMM mampu mengatasi keterbatasan dengan memanfaatkan teknologi yang ada,” tutupnya.
Rasya Swarnasta, Koordinator Komisariat IMM UGM