Meneguhkan Keluarga Sakinah dengan Rumus Al-Qur’an

Keluarga Sakinah

Ilustrasi Keluarga Sakinah Dok SM

Meneguhkan Keluarga Sakinah Dengan Rumus Al-Qur’an

Kasus perceraian di Purworejo tercatat sebanyak 1.550 kasus perceraian terjadi pada tahun 2016, data tersebut turun menjadi 1.461 di tahun 2017, kemudian kembali naik pada tahun 2018 sebanyak 1.577. Situasi ini berbeda dengan jumlah gugatan yang justru menurun setiap tahunya. Sebanyak 1.069 gugatan pada tahun 2016, 1.046 di tahun 2017, dan 1.121 selama tahun 2018. Gugatan cerai selalu menempati predikat lebih tinggi daripada cerai talak yang berasal dari suami. Dalam kasus perceraian, perempuan lebih dominan menjadi penggugat dibandingkan dengan cerai talak yang dilayangkan oleh pihak laki-laki. Cerai talak jumlahnya tidak banyak. Tahun 2018 saja ada 1.121 cerai gugat dari 1.577 kasus perceraian yang masuk.

Dijelaskan faktor utama menjadi penyebab perceraian didominasi oleh faktor ekonomi, disusul faktor ketidak harmonis, dan terakhir faktor ketidak setiaan. Dari ketiga faktor tersebut, masalah ekonomi keluarga menempati urutan pertama menjadi sebab perceraian.Faktor ekonomi menjadi penyebab banyaknya istri menggugat cerai suami. Umumnya, istri menggugat karena suami tidak mampu lagi memberikan nafkah. Sementara itu, faktor yang dianggap paling kuat untuk mengajukan perceraian seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kawin paksa, serta pernikahan dibawah umur jumlahnya tidak signifikan. Pernikahan dini yang kerap disebut-sebut sebagai faktor penyebab utama perceraian justru jumlahnya sedikit.

Berdasarkan hal di atas maka perlu kiranya terus dilakukan gerakan untuk meneguhkan keluarga sakinah terutama di era pandemic covid 19 sekarang ini. Bermuhasabah terhadap kelurga yang sudah kita bentuk bersama melalui aqad nikah yang agung yang merupakan perjanjanjian yang berat “mitsaqan ghalidza”. Perjanjian yang mampu menggoncangkan arsyNya Allah.

Tujuan berkeluarga adalah untuk beribadah kepada Allah dengan tumbuhnya rasa nyaman dan tenteram, dan tumbuhnya rasa kasih sayang diantara pasangan suami isteri. Sehingga pasca menikah seharusnya semakin dekat dengan Allah, semakin taat dengan Allah ,semakin rajin ibadahnya dan semakin bagus akhlaqnya. Jika pasca nikahyang terjadi kita semakin jauh dari Allah, maka ada yang salah dengan pernikahan kita, ada yang perlu diluruskan dengan orientasi pernikahan tersebut. Karena sekali lagi menikah adalah ibadah, dan ibadah itu adalah semakin dekat kepada Allah. Karena dengan dekatnya kita kepada Allah,maka Allah akan melimpahkan rasa kasih sayang diantara suami istri, jika sekarang ini belum muncul atau menipis, maka kembalilah pada Allah,dekatkan diri padaNya.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Ar Rum:21)

Keluarga Sakinah

ايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahrim:6)

Keluarga sakinah adalah keluarga yang mempunya visi besar yaitu memelihara diri dan keluarganya dari api neraka. Siapa yang punya kewajban ini? Yaitu dimulai dari seorang Ayah sebagai kepala keluarga. Ayah lah yang peetama bertanggung jawab terhadap visi besar ini. Dialog di dalam Al Quran antara Ayah dengan anak lebih banyak dibanding antara Ibu dengan Anak.

Lihatlah bagaimana dialog antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, dialog Luqman dan putranya, dialog antara Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf, dialog Nabi Nuh dan putranya dan masih banyak lagi, ada sekitar 14 dialog. Sedangkan dialog antara Ibu dan anaknya ,hanya sekitar3. Hal ini mencerminkan bahwa betapa pentingnya kehadiran dan peran Ayah bagi Pendidikan istri dan putra putrinya. Sehingga di dalam keluaga sakinah akan muncul program program ataupun kurikulum keluarga yang harus diwujudkan keluarga tersebut untuk mencapai visi besar.

Contoh program keluarga adalah : sholat tepat waktu berjamaah, mengaji rutin setiap hari satu juzz, menghafalkan Alquran, membaca tafsir, sholat rawatib, qiyamullail, sholat duha, baca buku,sedekah,olah raga, silaturahim dan lail lain. Ataupun program jangka Panjang tentang Pendidikan dan masa depan bagi putra putrinya untuk ditentukan seperti apa yang mau diwujudkan.

Penyebab Konflik Keluarga

  1. Perbedaan psikis

Suami istri yang secara psikis belum matang, mudah terpengaruh oleh perbedaan-perbedaan yang sepele. Mereka cepat sekali mereaksi karena perbedaan selera makanan, perbedaan cara menghidangkan ataupun perbedaan perilaku ketika makan. Mereka bisa mengalami konflik terbuka maupun tertutup hanya gara-gara persoalan semacam ini.

  1. Sikap Empati

Suatu ketika istri  ingin membuat kejutan yang menyenangkan kita. Saat itu, orang bilang ulang tahun kita. Ia buat puding yang agak mewah dibanding biasanya tanpa sepengetahuan Anda. Sekali lagi, ini dilakukan istri Anda karena karena ingin membuat kejutan yang menyenangkan Anda. Nanti, ia akan menghidangkan puding istimewa itu kepada Anda begitu pulang kerja. Dan ia akan bahagia manakala melihat Anda berseri-seri, apalagi kalau mau mengucapkan terima kasih dan sedikit pujian buat istri.

  1. Saling menyalahkan

Ini lah yang sering terjadi. Sikap tidak mau melakukan tabayyun ini membuat masing-masing tidak mampu memperbaiki hubungan. Mereka tidak menemukan titik temu dan saling menyadari kekhilafan untuk kemudian menemukan yang terbaik. Dalam bahasa agama mereka tidak bisa melakukan ishlah (perbaikan).

  1. Perbedaan Prinsip Keimanan

Iman kita kadang naik, kadang turun. Kita kadang sangat bersemangat melaksanakan sebagian ketentuan agama, termasuk perkara-perkara sunnah, tetapi kadang untuk melaksanakan yang wajib agak enggan. Penghayatan iman kita juga tidak tetap. Setiap saat sangat mungkin untuk mengalami perubahan; baik karena membaca, mendengar pengajian, merenungkan kejadian-kejadian setiap saat, atau mengikuti serangkaian kursus ilmu-ilmu keislaman secara berkesinambungan

Prestasi Tertinggi Iblis

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Iblis tidak akan pernah berhenti menghembuskan perpisahan kepada pasangan suami istri dengan berbagai macam caranya. Dengan salaing menyalahkan, saling berpasangka, curhat di media social, curhat dengan lawan jenis yang menimbulkan perselingkuhan dan tindakan amoral yang lain. Yang seakan akan itu menjadi langkah solusi pernikahan yang terasa kering, padahal itu adalah jebakan dari iblis. Maka mari saling memperkuat komunikasi antara suami istri, bermuhasabah dan mencari jalan keluar sesuai dengan rumus dari Al Quran.

Rumus Dalam Al-Qur’an

Jika terdapat masalah atau konflik, maka Al Quran sudah menawarkan solusinya seperti yang ada di dalam surat An Nisa ayat 34-35 berikut ini.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا (٣٤)

 وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا (٣٥

34. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi, jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi  lagi Mahabesar.

35. Dan jika kamu khawatirkan terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (An Nisaa:34-35)

Di dalam ayat di atas langkahnya adalah bertahap yaitu : memberi nasehat, memisahkan tempat tidur atau ranjang, jika perlu bisa dipukul. Jika mereka sudah taat maka jangan mencari cari kesalahan untuk menyusahkannya. Kemudian langkah berikutnya jika terjadi persengkataan maka mencari juru damai baik dari keluarga laki laki dan perempuan. Sungguh sempurna petunjuk Allah di dalam Al Quran yang mengatur secara sistematis dan bertahap terkait bagaimana langkah yang harus ditempuh jika terdapat konflik dalam keluarga.

Kemudian juga dilengkapi dalam  Surat Ali Imran ayat 159 tentang konsep secara bertahap jika ada hal hal yang kita merasa ada masalah dengan pasangan ataupun putra putri kita. Sebetulnya asbabun nuzulnya adalah saat Rasulullah SAW berperang, tetapi ini bisa juga digunakan untuk pedoman suami istri atau keluarga jika ada permalahan ,sehingga bisa diselesaikan dengan baik , yaitu sebagai berikut :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Ali Imran :159)

Berdasarkan ayat di atas, bagaimana yang kita lakukan jika ada permasalahan diantara pasangan atau putra putri kita, yaitu : berlaku lemah lembut, memaafkan, memohonkan ampun. bermusyawarah, membulatkan tekad dan bertawakal. Dengan langkah yang bertahap ini diharapkan bisa menjadi langkah solusi untuk menyelesaikan masalah Bersama untuk tetap dalam koridor keluarga sakinah. Tidak ada keluarga yang tanpa masalah, yang menjadi berbeda dalam keluarga sakinah adalah keluarga yang selalu menyandarkan pada Allah dalam menyelesaikan masalah. Dan selalu menyadari konsep masalah bagi seorang muslim adalah Allah tidak akan memberikan beban di luar batas kesanggupan kita. Dan Bersama kesulitas pasti ada kemudahan.

Nur Ngazizah,SSi,MPd, Dosen PGSD UMP, Ketua PDNA Puworejo

Exit mobile version