Menanamkan Tauhid dengan Pendekatan Sains?

Tauhid Sains etnosains

Foto Dok Ilustrasi Science Week

Menanamkan Tauhid dengan Pendekatan Sains?

Oleh: Nur Ngazizah,SSi, MPd

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12)

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13)

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji (Luqman :12)

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (Luqman :13)

Dua ayat di atas adalah landasan utama sebagai kurikulum dalam Pendidikan anak dalam Islam, berdasarkan dua ayat di atas, kita bisa mengambil dua konsep dasar yang penting dalam Pendidikan  anak yaitu :

  1. Konsep syukur

Berdasarkan Surat Luqman ayat12, Allah mengajarkan kepada kita konsep bersyukur, sungguh Allah telah mengkaruniakan kepada hamba-Nya yang bernama Lukman serta memberikan kepadanya hikmah (yaitu ilmu yang bermanfaat dan amalan shalih). Kemudian Allah memerintahkan kepadanya agar bersyukur atas kenikmatan yang besar ini, sebagai pengagungan atas nikmat tersebut, dan agar Allah tambahkan nikmat itu. Maka barangsiapa yang bersyukur maka rasa syukur itu akan kemabali kepadanya, dan barangsiapa yang mengingkari dan kufur, maka tidak ada yang membahayakan kecuali dirinya sendiri. Allah yang maha tinggi, maha kaya atas seluruh makhluk dan tidak membutuhkan rasa syukur mereka, Dialah yang maha suci, terpuji atas apa yang Dia kuasai dan tetapkan, maha terpuji atas apa yang Dia telah ciptakan dengan indah.

  1. Konsep tauhid

Berdasarkan Surat Luqman  ayat 13 , Allah mengajarkan kita konsep tauhid  yaitu  ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,” atau dia mengatakan perkataan kepadanya yang dengannya dia menasihatinya. Nasihat adalah perintah dan larangan yang disertai dengan targib dan tarhib. Dia memerintahkan kepadanya untuk ikhlas (bertauhid) dan melarangnya berbuat syirik, dan dia menyebutkan sebabbya seraya berkata,”sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezhaliman yang besar,” sisi keberadaan syirik sebagai kezhaliman yang sangat besar adalah karena sesungguhnya tidak ada yang lebih keji dan lebih buruk daripada orang yang menyamakan makhluk yang tercipta dari tanah dengan (Allah) pemilik segala perkara, menyamakan manusia ynag lemah lagi fakier dari segala sisinya dengan Rabb Yang Maha Sempurna lagi Mahakaya dari segala sisiNYa, dan menyamakan orang yang tidak bisa memberikan karunia sebesar biji sawi pun dengan tuhan yang tidak ada suatu nikmat yang ada pada manusia dalam urusan, agama, dunia, akhirat, hati dan jasad melainkan pasti berasal dariNya, dan tidak dapat menghilangkan keburukan kecuali Dia. Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari pada ini? Dan apakah ada orang tang lebih besar kezhalimannya daripada orang yang diciptakan Allah suapaya beribadah kepadaNya dan mengesankanNYa, lalu ia pergi dengan jiwanya yang mulia itu, kemudian menempatkannya pada martabat yang paling rendah dan menjadikannya sebagai penyembah sesuatu yang sama sekali menandingi apa-apa. Oleh karena itu, dia benar-benar telah menzhalimi dirinya dengan kezhaliman yang sangat besar

Apa itu tauhid dan sains?

Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Bagaimana menanamkan tauhid dengan pendekatan sains

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq, Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 1-5).

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran:190-191)

Berdasarkan  ayat di atas, baik surat Luqman, Al ‘Alaq maupun Ali Imran, kita dapat merumuskan tahap penanaman tauhid pada anak dengan pendekatan sains, yaitu meliputi :

  1. Mengajarkan konsep syukur pada anak

Berdasarkan surat Luqman ayat 12, Sedini mungkin sejak anak bisa melihat dan menggunakan inderanya, orang tua mengajak anak berdialog terkait dengan berbagai nikmat yang Allah berikan yaitu yang dimiliki oleh anak, meliputi anggota tubuhnya. Orang tua menyampaikan bahwa semua anggota tubuh yang dimiliki anak adalah nikmat dan anugerh indah dari Allah. Sehingga bentuk rasa syukurnya adalah menggunakan nikmat tersebut untuk hal hal yang baik. Sebagai contoh, mata bukan hanya untuk melihat. Karena kalau hanya untuk melihat, maka hewanpun melihat. Tetapi gunakan mata untuk melihat yang baik, untuk membaca Al quran , membaca buku ,meneliti dan hal baik yang lain, yang semakin mendekatkan diri pada Allah. Karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran akan dimintai pertannggungjawaban. Jika konsep syukur ini tertanam pada diri anak sejak dini, insyaallah ini menjadi dasar yang sangat baik untuk perkembangan dirinya.

  1. Mengajarkan konsep tauhid pada anak sebagai pondasi dasar

Al ‘Alaq 1-5 Ayat yang sangat popular di tengah masyarakat, karena merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah yang terkandung di dalamnya bukan hanya perintah membaca ayat qauliyah dan qauniyah atau berliterasi, tetapi juga sepaket dengan ajaran tauhid. Bagaimana maksudnya? Perintah membaca dengan nama Allah yang menciptakan.  Nama Allah yang pertama kali dikenalkan bukan Ar Rahman Ar Rahim, Al Malik, Al Kudus tetapi Al Khaliq. Allah Sang Maha Pencipta, artinya apa? Bahwa orang tua mengajarkan tauhid di awal pendidkan kepada anak setelah konsep syukur. Mengajarkan tauhid kepada anak dengan pendekatan sains adalah bagaiman memunculkan dialog kepada anak, bahwa semua anggota tubuh anak yang meliputi system gerak, pernafasan,pencernaan, peredaran darah, metabolism, ekskresi, koordinasi dan reproduksi adalah merupakan ciptaan Allah Yang Maha Esa. Sistem di dalam tubuh yangdimiliki sangat  sempurna dan tiada bandingnya.

Sebagai contoh adalah salah satu organ yang dipunyai yaitu mata, dimana di dalamnya mempunya bagian bagian, seperti pupil,iris,retina,lensa,kornea, air mata dan lain lain. Bagaimana mata bisa menangkap cahaya,mengatur cahaya masuk ke dalam mata, memusatkan bayangan di retina dan juga mengatur air mata agar menjaga kelembaban mata. Semua system canggih itu diciptakan Allah Sang pencipa. Sehingga konsekuensinya ketika kita semua diciptakan Allah, maka wajib tunduk dan taan kepada Sang Pencipta. Nilai ini yang harus ditanamkan pada anak, apapun yang kita lakukan adalah dalam kerangka ibadah kepada Allah dan mencari keridhoan Allah. Merasa diawasi oleh Allah dimanapun anak berada akan tertanam jika konsep tauhid ini sudah mandarah daging. Sehingga Pendidikan tauhid adalah pondasi dari semua aspek Pendidikan yang harus ditanamkan pada anak

  1. Mengajak anak untuk tadabur alam

Bedasarkan Surat Ali Imran ayat 190-191, Allah mengajarkan tentang konsep mentadaburi alam, mengamati,meneliti dan memikirkan tentang kondisi alam sekitarnya. Orang tua mengajarkan kepada anak tentang penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, fenomena alam apapun baik hewan maupun tumbuhan untuk menumbuhkan daya kritis dan nalar anak. Sehingga akan muncul sebuah kesadaran, apapun yang dilihatnya akan memunculkan Allah dalam pikiran dan hatinya, apapun yang sedang dipelajarinya tidak lepas dari pemahaman dan kesadaran bahwa Allah lah Sang Pencipta semua ini. Tidak ada yang sia sia yang diciptakan Allah, walaupun itu bakteri, jamur atau virus sekalipun. Sebagai contoh diciptakannya bakteri untuk membusukkan sampah, memfermentasikan sampah sehingga menjadi pupuk organic yang dimanfaatkan oleh manusia lagi. Sungguh tidak ada yang sia sia semua yang diciptakan Allah.

Sebagai penutup dari tulisan ini, kita mengingat kembali Tujuan Pendidikan Nasional yaitu, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah  mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mari berikan Pendidikan terbaik untuk anak anak kita ,agar terwujud ummat terbaik yaitu yang mengajak manusia pada kebaikan, mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah SWT.

Fastabiqul khairaat

Nur Ngazizah,SSi, MPd, Dosen PGSD UMPurworejo, Divisi Penguatan pengajian dan Media Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah

Exit mobile version