LAMONGAN, Suara Muhammadiyah-Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Lamongan Jawa Timur terus bertambah dan butuh penanganan yang serius serta kolaborasi banyak pihak. Berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan pada November 2019, menyebut bahwa ditemukan ODGJ dengan jumlah 2.801 orang.
Sedangkan pada Desember sampai Januari 2020 mengalami penambahan sebanyak 250 orang. Sehingga, saat ini jumlah ODGJ yang mendapat pendampingan Pemkab Lamongan sebanyak 3.051 orang. Data itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Lamongan Taufik Hidayat pada (16/2/2020).
Masalah yang sering dihadapi oleh ODGJ yang telah dinyatakan sembuh dan harus menjalani terapi pengobatan mandiri seringkali harus berhadapan dengan stigma yang tidak baik di masyarakat.
Stigma ODGJ yang masih melekat di masyarakat belum sepenuhnya dipahami betul oleh sebagian orang. Bahwa mereka juga saudara dalam kemanusiaan, mereka memiliki hak yang sama untuk bekerja, dilibatkan dalam urusan kemasyarakatan dan lain lain.
“Akibatnya diantara mereka masih terkucilkan dan akhirnya ekonomi nya lemah, dan itu dapat membuat mereka berpikir keras dan akhirnya kambuh lagi,” ungkap Irwan, pendamping ODGJ dari Puskesmas Laren.
Itulah yang membuat Lazismu Lamongan bersama Puskesmas Laren bekerja sama untuk menguraikan permasalahan diatas. Inisiasi itu dibuktikan, pertama dengan menyerahkan sebagian bantuan ekonomi produktif untuk 60 ODGJ di wilayah Laren pada Senin, 8/2/21.
“UPT Puskesmas Laren punya Griya Mandiri yang khusus membantu teman-teman ODGJ berkembang dengan menjahit, membuat tas, dll,” ungkap Irwan. Pemberdayaan skill ini diharapkan membuat mereka mandiri dan hidup lebih berkualitas.
Irwan memandang perlu untuk menggandeng Muhammadiyah, utamanya Lazismu untuk bersama sama mengelola Griya Mandiri. “Mengangkat derajat ekonomi ODGJ agar dapat mandiri di tengah masyarakat,” sambung Irwan.
Banyak di kalangan ODGJ yang butuh pendampingan dan support dari masyarakat luas. “Mereka punya keterampilan yang unik, seperti membuat kerajinan tangan, membuat tas dari plastik dll, dan Griya mandiri ini adalah wadahnya,” tukas Irwan.
Sujudna, yang hadir menyerahkan bantuan untuk penderita gangguan jiwa tersebut mengungkapkan bahwa ini adalah langkah pertama. “Ini langkah pertama kami sebagai supporting pertama sekaligus assessment kebutuhan yang mendesak untuk dikolaborasikan dengan banyak pihak,” ungkapnya .
“Bersama Puskesmas Laren, kami akan menjadikan griya mandiri ini sebagai pilot projects ekonomi pemberdayaan untuk teman teman ODGJ, kedepannya akan melibatkan ibu ibu Aisyiyah, NA, pemuda sebab ini adalah lahan dakwah yang serius,” sambungnya.
“Program ini program jangka panjang, maka dari itu kami juga dibantu secara khusus oleh dr Catur, dokter jiwa di RS Muhammadiyah Lamongan untuk mendampingi pasien dan melakukan posyandu jiwa serta melakukan langkah langkah yang kongkrit untuk pengentasan ekonomi ODGJ,” pungkasnya. (I)