YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mewabahnya pandemi Covid-19 memberikan pembelajaran mendalam bagi siapapun, termasuk pada bidang pendidikan sekalipun. Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta selalu berupaya memberikan langkah pencegahan yang terbaik untuk internal madrasah dan masyarakat sekitar pada umumnya. ‘Jalur Satu Arah’ ini adalah salah satu alternatif solusinya dan berhasil diterapkan sejak tanggal 13 Februari 2021.
Bentuk keseriusan Madrasah Mu’allimaat dengan datangnya pandemi ini adalah memunculkan berbagai Standard Operating Procedure (SOP), diantaranya: SOP kedatangan dan kepulangan guru dan karyawan, SOP kedatangan santriwati di Madrasah Mu’allimaat, SOP Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), SOP kegiatan di asrama, SOP selama di madrasah, SOP ketika santriwati mengalami sakit, dll. SOP yang telah disusun ini merupakan hasil ikhtiar Tim Satgas Covid-19 Madrasah Mu’allimaat bersama dengan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan Madrasah Mu’allimin.
“Dari berbagai SOP yang telah kami diskusikan, ada satu SOP yang harus kami realisasikan karena bersifat sangat urgen, yakni SOP Kedatangan dan Kepulangan, atau disebut dengan SOP ‘Jalur Satu Arah’. Dan SOP ini merupakan alternatif untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan madrasah agar tidak terjadi kerumunan, yakni melalui bilik ozon”, ujar Ketua Satgas Covid-19 Madrasah Mu’allimaat, Ibu Betti Herma Yuwati, S.Pd.
Atas berbagai pertimbangan dan analisis yang mendalam, akhirnya SOP kedatangan dan kepulangan guru karyawan Madrasah Mu’allimmat bisa direalisasikan ke dalam suatu sistem, yakni ‘Jalur Satu Arah’. Ada satu hal penting yang menitikberatkan pada sistem baru ini, yakni dengan mewajibkan seluruh guru dan karyawan memasuki bilik ozon. Selain itu, hal utama yang ingin dicapai adalah dengan meminimalisir kerumunan dan tidak berpapasan ketika kedatangan ataupun kepulangan dari madrasah.
Sosialisasi terkait SOP pun dilakukan kepada berbagai pihak, yakni internal madrasah baik guru ataupun karyawan yang dilakukan secara daring melalui zoom meeting pada tanggal 8 Februari 2021. Dan juga kepada pihak eksternal madrasah, seperti ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakar di sekitar Mu’allimaat, diantaranya daerah Suronatan, Notoprajan, dan Ngadiwinatan secara langsung di ruang terbuka Madrasah Mu’allimaat pada 14 Februari 2021. Sosialisasi secara eksternal kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan sebagai upaya keterlibatan masyarakat untuk selalu waspada dengan pandemi ini. Selain itu untuk memberikan pemahaman kepada warga sekitar madrasah bahwa pencegahan penularan virus ini merupakan tanggungjawab bersama. Sehingga harus saling bahu-membahu satu sama lain.
“Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kita semua bisa saling menjaga dan melaksanakan dengan baik terkait prosedur jalur satu arah. SOP jalur satu arah ini merupakan suatu ikhtiar kita agar virus tidak menyebar di area Madrasah Mu’allimaat. Mari kita bersama mengawal SOP ini agar bisa berjalan dengan optimal”, jelas Ibu Agustyani Ernawati, M.Pd., selaku Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta ketika melakukan sosialisasi kepada guru dan karyawan secara virtual.
Berikut adalah skema ‘Jalur Satu Arah’ yang diterapkan di Madrasah Mu’allimaat, antara lain: memarkir kendaraan di area parkir gedung selatan, meninggalkan jaket dan helm di kendaraan masing-masing, memasuki madrasah melalui pintu gerbang utara, mencuci tangan di wastafel yang sudah disediakan, melakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas, melewati bilik ozon dan berdiam diri di dalam bilik ozon selama 20 detik, presensi kehadiran di mesin fingerprint, mengambil ID Card yang telah disediakan berdasarkan nama dan selalu mengenakannya selama berada di lingkungan kerja, ketika pulang letakkan ID Card sesuai dengan tempat semula, melakukan fingerprint, mencuci tangan di wastafel, dan diakhiri dengan pulang melalui pintu gerbang selatan.
SOP jalur satu arah ini telah diterapkan sejak tanggal 13 Februari 2021. Tetapi pada penerapannya ini masih saja ada beberapa hal yang harus dievaluasi. “Ada beberapa yang harus dipertimbangkan kembali dalam penerapan SOP jalur satu arah ini, misalnya penerapan lamanya berada di bilik ozon. Pada awalnya kita menerapkan selama 30 detik berada di bilik ozon, tetapi karena ada beberapa keluhan sehingga diubah menjadi 20 detik. Perubahan ini dilakukan atas dasar hasil konsultasi kepada MCCC”, ujar Ibu Betti Herma Yuwati, S.Pd.
“SOP ini akan tetap dilaksanakan sampai keadaan membaik dan benar-benar dinyatakan aman serta terbebas dari pandemi ini. Harapan terbesar dari penerapan sistem baru ini adalah kita semua bisa terhindar dari Covid-19”, imbuh beliau. (LTA)