Pencegahan Stroke saat Pandemi Covid-19

Stroke

Foto Dok Palm Beach Home Care

Pencegahan Stroke saat pandemi Covid-19

Kenapa cegah stroke sangat penting?

Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Terkait kecacatan di dunia, stroke merupakan nomor satu penyebab kecacatan. Stroke termasuk penyakit yang membutuhkan biaya besar untuk penangananya. Di Indonesia, menurut data kementrian kesehatan pada 2018, stroke telah menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 2,56 triliun rupiah.

Apakah stroke itu?

Stroke merupakan gangguan peredaran darah otak. Definisi baru American Heart Association (AHA)/American Stroke Association (ASA) sejak 2013 memasukkan kriteria stroke selain di otak juga gangguan peredaran darah di retina (mata) dan spinal (tulang belakang)

Bagaimana gejalanya?

Stroke pada otak bermacam gejalanya. Gejala stroke sesuai area otak yang terkena. Yang khas gejala pada stroke terjadi secara mendadak. Pasien stroke mengalami kelemahan sisi separuh, wajah merot secara mendadak. Gejala stroke dan penanganan awal untuk masyarakat lebih mudah dikenali dengan singkatan WASPADA (Wajah merot, Anggota gerak lemah separuh, Sensibilitas terganggu, Pelo, Aphasia atau sukar berkomunikasi, Disorientasi, Apabila ada gejala di atas segera ke rumah sakit).

Di negara lain juga dikampanyekan gejala Stroke berupa BE-FAST (Balance, Eye, Face, Arm, Speech, Time -untuk segera dibawa ke rumahsakit). Pasien stroke bisa memiliki gejala gangguan balance/ keseimbangan dan gangguan penglihatan mendadak. Dengan adanya singkatan-singkatan tersebut, diharapkan pasien stroke akan segera dibawa ke rumahsakit.

Apakah jenis stroke?

Stroke secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu stroke penyumbatan (ischaemic stroke) dan stroke perdarahan (haemorrhagic stroke). Pembuluh darah yang mengalami sumbatan ditangani dengan obat-obatan yang mempunyai efek “pengencer darah” seperti trombolisis, antiplatelet, antikoagulan dan terapi lain.

Stroke jenis kedua stroke perdarahan. Jenis ini lebih berbahaya karena pasien biasanya datang dengan klinis yang lebih berat. Lebih berat karena dapat disertai nyeri kepala, mual-muntah, kejang bahkan penurunan kesadaran.  Pada stroke jenis perdarahan tidak menggunakan obat-obatan pengencer darah. Sehingga inilah salah 1 alasan pasien stroke harus segera dibawa ke rumahsakit.

Apakah faktor risikonya?

Secara garis besar para ahli kesehatan membagi 2 faktor risiko stroke. Yang pertama, faktor risiko yang tidak bisa diubah (non-modifiable risk factor). Faktor risiko yang kedua yang bisa diubah (modifiable risk factor).

Faktor risiko yang tidak bisa diubah (non-modifiable risk factor) yaitu: usia, jenis kelamin, faktor keturunan, ras tertentu. Sebagai contoh, semakin tua, seseorang akan lebih berisiko mengalami stroke dibanding yang muda. Laki-laki juga lebih banyak mengalami stroke dibanding perempuan.

Yang kedua, faktor risiko yang bisa diubah (modifiable risk factor), seperti: tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, serangan otak spintas (TIA=Transient ischaemic attack ). Masih ada faktor risiko lain seperti: kolesterol, merokok, obesitas, inaktivitas, narkoba dan lain-lain.

Perlu waspada, karena faktor-faktor risiko tersebut juga merupakan komorbid (penyerta) pada covid-19, misal: diabetes, penyakit jantung, obesitas, merokok.

Bagaimana pencegahan stroke?

Cara sederhana mencegah stroke adalah selalu aktif. Istilah zaman sekarang: Jangan Mager atau Malas Gerak. Cara lain berupa penanganan faktor risiko stroke dengan stop merokok, amati tekanan darah, turunkan berat badan dan olahraga.

Bagaimana dengan olahraga?

Olahraga saat pandemik perlu tetap dilakukan sesuai protokol kesehatan. Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan diterapkan dengan ketat.

Olahraga bagi orang dewasa sehat, yang dianjurkan untuk cegah stroke berupa olahraga aerobik. Olahraga yang membutuhkan banyak oksigen dan melibatkan banyak otot.  Dengan intensitas sedang (seperti: jalan cepat, lari, bersepeda), selama 30-40 menit sehari, 3-4 kali dalam seminggu.

Bagaimana dengan makanan?

Menurut guideline pencegahan Stroke Amerika disebutkan bahwa konsumsi minimal 5 porsi buah dan sayur dalam sehari dapat mencegah stroke. Menu kuliner sehat Indonesia yang kaya sayur/buah mungkin bisa berupa pecel, gado-gado, rujak, urap-urap, semanggi dan lainnya. Wallahu a’lam.

Mohammad Saiful Ardhi, dr., SpS(K), Dosen FK Universitas Airlangga, Dokter RS Muhammadiyah Surabaya

Exit mobile version