PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kutoarjo (PCPM Kutoarjo) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan agenda bersama memberikan Pengabdian Masyarakat dengan mengangkat tema Strategi Memperkuat Ketahanan Pangan Keluarga dan Penanggulangan Sampah Organik di Masa Pandemi COVID 19 dengan Penerapan Sistem Minahortigan dan Ember Tumpuk di Komplek Masjid Darussalam Kutoarjo.
Disampaikan Galuh Budi Laksono selaku Ketua PCPM Kutoarjo bahwasanya kegiatan ini hasil kerja sama dengan UMY yang mana dalam rangka memberikan alternatif solusi ketahanan pangan dalam masa pandemi dan penanganan sampah organik akhir pekan Februari.
“Pengabdian masyarakat ini merupakan hasil kerja sama dengan UMY melalui LP3M dengan PCPM Kutoarjo dengan harapan mampu mengembangkan keilmuan dan pengabdian mengembangkan dakwah berupa pertanian terpadu skala rumah tangga yang dapat diterapkan dalam masa pandemi covid 19 mengisi waktu senggang menjadi produktif. Dengan peserta perwakilan PCPM, PCNA, PCA Kutoarjo. Tentunya diharapkan program ini berkelanjutan dalam projek yang bermanfaat bagi ketahanan pangan keluarga,” ungkap Galuh Budi Laksono.
Dari pihak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melalui Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) nya mendukung penuh dari segi materi dukungannya serta pematerinya. Dalam penyampaian materi diisi oleh Yoni Astuti,SSi,M.Kes.,Ph.D sebagai Kepala departemen Biokimia dan Kepala PSW UMY. Latar belakang dilaksanakannya sebagai upaya memenuhi kebutuhan nutrisi yang mudah murah dan terjangkau bagi keluarga selama masa pandemi. Kelurga juga dapat mengatur jumlah nutrisi yang harus disajikan bagi anggota keluarga sesuai dengan kebutuhan.
“Latar belakang agenda ini selama masa pandemi yang mana keluarga diberikan akses terbatas yang harus di rumah saja tentunya membutuhkan nutrisi yang bergizi terjangkau dan berbobot. Seperti protein hewani. Juga untuk kebutuhan sayur mayur. Dari sini diprogramkan pertanian urban dengan peternakan menggunakan sistem Minahortigan. Akan dihasilkan sayurannya seperti kangkung, bayem atau lainnya dan lele sebagai lauk protein hewaninya.
Dalam pelaksanaannya juga melibatkan mitra dari Bengkel Tani Kutoarjo yang telah juga mengembangkan Minahortigan sebagai sistem peternakan dan pertaniannya serta Sistem Ember Tumpuk yang guna mengolah sampah organik untuk mendapatkan pupuk organik cair, pupuk organik padat dan maggot untuk pakan ternak.
“Harapannya tiap-tiap keluarga punya potensial media untuk mampu menyediakan kebutuhan protein dan mineral dari sayuran secara berkesinambungan serta terjangkau. Semoga program ini membantu menjawab kebutuhan akan hal tersebut,”ujar Yoni Astuti.
Peserta mendapat perlengkapan ember tumpuk atau instalasi minahortigan guna menerapkannya di rumah masing-masing mengaplikasikan pengetahuan yang sudah disampaikan. (Akhmad Musdani)