JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekolah Tinggi Manjemen Informatika dan Komputer (STMIK) Muhammadiyah Jakarta sukses menggelar Wisuda ke-14 pada Sabtu, 6 Maret 2021. Suasana wisuda yang khidmat berlangsung di Hotel Desa Wisata Taman Mini Indonesia (TMII), meski harus waspada menghadapi Pandemi Covid–19 dan mematuhi protokol kesehatan.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta KH M Sun’an Miskan, Lc turut mangayu bahagia dan mengucapkan selamat dan sukses kepada para Wisudawan/Wati, kepada Walinya dan kepada STMIK Muhammadiyah yang telah mampu menyerahkan kembali mahasiswanya ke Wali Mahasiswa setelah di didik dan dicerdaskan sehingga menyandang gelar sarjana.
Sebagai asset bangsa Muhammadiyah dengan amal usahanya lewat pendidikan diantaranya STMIK Muhammadiyah Jakarta ini , sudah dilakukan sejak sebelum kemerdekaan RI. Hal itu didorong oleh cara ia memaham agama Islam bahwa Agama Islam itu adalah pencerah, pembebas dan pemberdaya ummat dan bangsa. Pribadi , masyarakat dan bangsa akan tercerahkan rohaninya, emosinya, intelektualnya kalau ia mendapatkan pemahaman Islam yang benar. Yaitu Islam berkemajuan.
Maka dapat kita pahami bahwa wujud qalam (pena) dalam Q,S. ‘ALAQ 4–5 :
الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ # عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
[96:4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaran Qalam (Pena)
[96:5] Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
di era kekinian kita ini adalah komputer dengan perangkat keras (hardware) dan lunaknya (software) dan TI (Teknologi Informasi) yang terkonek dengan internet memunculkan fenomena Big Data. Yaitu data dengan jumlah yang sangat besar (milyaran, trilyunan) dengan kecepatan perubahan yang tinggi. Fenomena Big Data ini terjadi sejalan pula dengan tersedianya perangkat keras seperti Handphone (HP) yang pemakaiannya sangat masif, karena mudah digunakan dan harganya reltif terjangkau serta tersedianya jaringan internet Pengetahuan Teknologi Informasi (TI) ini adalah bak pisau bermata dua, dapat digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat atau sebaliknya.
Ia harus digunakan dengan fondasi, pemikiran Bayani (Al Quran dan Sunnah Al Maqbulah), Burhani (akal cerdas anugrah Nya yang menghasilkan iptek) dan Irfani (ahlak mulia yang induknya ialah rasa keadilan untuk kemaslahatan orang banyak). Agar berkembang , mendatangkan rahmat, barokah dan amal soleh. Itu harus dimulai pada usia sedini mungkin dengan pelatihan yang panjang untuk mengetahui manfaatnya.
Pendidikan tersebut di atas adalah pendidikan yang materi pelajarannya berbentuk ilmu yang holistik integratif yaitu keterpaduan antara Imtaq (Iman dan Taqwa) dengan Imtek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Itu semua harus bersumber dari ajaran Tauhid yang murni, ibadah mahdloh yang fungsional dan muamalah duniawiyah yang menzamani. Inilah bentuk pemahaman tentang serasinya hubungan antara hablum – minallah (tali Allah) dan hablum – minnan naas (tali manusia) dan juga alam semesta. Yang membuat kita terhormat , mulia, kapan dan di manapun berada .
Firmannya QS Ali Imran 112 :
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ ﴿ ١١٢﴾
[3:112] Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat–ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas
Paham Agama yang demikian ini yang telah membawa kemajuan ummat dan bangsa dinyatakan kembali dalam Muktamar Muhammadiyah ke 45 di Malang jelang usia 1 Abad berupa Pernyataan Pikiran Muhammadiyah jelang Abad 21. Didalamnya juga ada sebuah tekad baru untuk melakukan tajdid jilid ke dua untuk mengatasi problem kemanusian baik dalam sekala rejional maupun internasional sebagai akibat negatif dari paham materialisme dan akibat negatif kekuatan dahsyat teknolog informasi yang lepas kendali, terutama kendali yang berupa faham agama yang menzamani diatas.
Sekali lagi kepada wisudawan, saya mengucapkan selamat atas keberhasilan studynya. Ini adalah baru tahap awal dari usaha untuk meraih succes dimasa mendatang. Itulah sebabnya segera apa yang didapat di kampus ini di uji cobakan di masyarakat, dilapangan pekerjaan. Dan sangat ideal sekali kalau itu dilakukan dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan baru, menjadi wira usahawan yang mandiri.
Apa yang ditemukan di masyarakat dan di lapangan pekerjaan itu nanti segera di-ilmiah-i, ditambahi dengan seperangkat teori iptek baru. Caranya dengan mengikuti jenjang kuliah yang lebih tinggi lagi, me–reseachnya seteliti mungkin untuk selanjutnya diwujudkan dalam sebuah karya ilmiyah untuk mendapatkan gelar yang lebih tinggi lagi yaitu (S2).
Kepada wali mahasiswa kami turut mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya kepada lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan menyerahkan putra putrinya di STMIK Muhammadiyah semoga menjadi anak yang maju, berbakti kepada orang tua, ummat dan bangsa. Sangat berterima kasih sekali kalau putra–putrinya didorong untuk terus cinta almamaternya dan menyisihkan waktunya untuk bersama sama memperjuangkan Islam lewat wadah organisasi Muhammadiyah.
Kepada segenap Civitas Akademika STMIK , khususnya para pimpinannya, kami meminta untuk diteruskan hubungan baik dengan pemerintah, Kementerian Pendidikan RI dan menjaga kepercayaan itu sebaik–baiknya. Juga jangan lupa untuk meningkatkan SDM nya di tengah persaingan yang sangat ketat dalam meraih perguruan tinggi yang dapat kepercayaan dari pemerintah dan masyrakat di Ibu Kota RI ini dan mencukupi dosen sesuai dengan rasio jumlah mahasiswa yang ada.