PCM Samarinda Utara: Anak Muda Modal Pembeda

PCM Samarinda Utara: Anak Muda Modal Pembeda

Salah satu quota tau kata-kata bijak tentang arti penting pemuda adalah apa yang pernah dikatakan oleh Sukarno presiden pertama negeri ini. “Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia.” Kalimat tersebut menunjukkan bahwa Sukarno paham betul bahwa pada diri pribadi seorang pemuda terdapat potensi atau modal besar untuk membawa perubahan dan kemajuan.

Begitu pentingnya keberadaan anak muda, persyarikatan Muhammadiyah pun meresponya dengan sistem kaderisasi. Baik melali jenjang organisasti, jenjang ortom, maupun amal usaha. Tujuannya adalah untuk menjaga keberlangsungan organisasi. Namun hal masih diarasa kurang, karenanya AR Fachruddin dalam Meremajakan Pimpinan Muhammadiyah (2010) mengusulkan pentingnya peremajaan pimpinan sebagai upaya peremajaan sekaligus penyegaran. Harapannya sederhana, yaitu terlahirnya pimpinan Muhammadiyah dari level Pusat hingga Cabang dan Ranting yang usianya antara 40-55 tahun. Karena pada usia itu seorang dianggap sudah matang tapi tetap lincah dan gesit.

Atas dasar itu pula, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Samarinda Utara melakukan peremajaan dan bisa dikatakan cukup berhasil. “Sekarang personil PCM paling senior berusia 43 tahun. Selebihnya kurang dari itu tapi di atas 30 tahun,” ucap Taufik Rahman Ketua PCM Samarinda Utara.

Dari tangan para generasi muda usia emas ini, PCM Samarinda Utara kini berubah menjadi Cabang yang cukup diperhitungkan. Karena hampir seluruh amal usaha Muhammadiyah (AUM) di bawah PCM berdiri dan tumbuh berkembang dengan baik. Bahkan menjadi AUM besar.

Beberapa di antaranya adalah SD Muhammadiyah 4 Terpadu Samarinda dan SD Muhammadiyah 6 Lempake Samarinda. Kedua lembaga pendidikan milik persyarikatan ini merupakan sekolah favorit di daerah tersebut. Keduanya biasa menutup pendaftaran peserta didik baru di saat sekolah lain baru membuka pendaftara. “Sekolah kami cukup favorit, peminatnya cukup banyak,” kata Taufik.

“Mungkin karena lulusannya diwajibkan hafal juz 30 (juz ‘amma), jadi masyarakat tertarik dengan mutu kami,” imbuhnya.

Sekolah lain yang menjadi favorit lainnya adalah SMP Muhammadiyah 5 Samarinda atau yang lebih dikenal dengan sebutan Istiqomah Muhammadiyah Samarinda. Yaitu sekolah berbasis pesantren (boarding) yang juga menekankan salah satunya pada tahfidz. “Untuk SMP, lulusan kami hafal lima sampai enam juz,” terang Ketua PCM tersebut.

Walau semua pimpinan Cabang relative muda, namun hubungan orang tua dan anak muda di PCM Samarinda Utara sangatlah harmonis. “Justru orang tua kami yang mendorong kami agar mau menjadi pimpinan walau kami sendiri merasa kurang mampu. Tapi orang tua selalu member kami tempat,” jelasnya.

Sebaliknya, lanjut Taufik, yang muda juga sering meminta masukan dan pertimbangan dari para orang tua tentang banyak hal. Semoga di banyak tempat bisa melakuakn peremajaan pimpinan sebagaimana Samarinda Utara, agar persyarikatan tetap segar dalam dakwahnya. (gsh)

Sumber: Majalah SM Edisi 10 Tahun 2019

Exit mobile version