• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Dari Belajar Menjadi Tradisi

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
19 Maret, 2021
in Kolom
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

Dari Belajar Menjadi Tradisi

Oleh Masud HMN

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Pembelajaran dan pembiasaan selalu ada kaitan dalam realitas kehidupan. Pembelajaran adalah pembangunan keccerdasan sementara pembiasaan membangun kebudayaan. atau tradisi..Agaknya disinilah perlunya dalam kehidupan modern yang berkemajuan kecerdasan dan tradisi berkelindan kait berkait menjadi satu kesatuan.

Seperti apa yang di nyatakan oleh Fazlur Rahman (1919-1998) berkebangsaan Pakistan tergolong pemikir neo modenis dalam bukunya Islam and Modernity bahwa masyrakat modern memerlukan satu konsep yang dinamakannya living tradition in the society. Maksudnya hasil pembelajran harus dibiasakan menjadi perilaku; Suatu kehidupan yang maju sulit dicapai tanpa terbangunnya hasil belajar menjadi tradisi

Yang sering terjadi banyak pembicaraan, namun minim pelaksanaan, sehingga perkataan tidak membekas karena tidak ada kenyataannya, Padahal mestinya ada konsep ada aplikasin dalam kenyataan. dalam masyrakat Demkina Fazlur Rahman

Tidak salah kalau dikatakan apa gunanya belajar kalau hasil belajar tidak dipergunakan menjadi perubahan tingkah laku. Jadi dari learning haruslah menjadi living tradition. Banyak masyrakat banfsa nefara maju dalam pebagai bidang menunjukkan fakta tentang reairas demikian. Jepang atau Jerman sebagai missal Negara yang hancur lebur karena kalah perang dunia kedua, mereka belajar dan mengunakan hasil belajarnya. Hasilnya menjadi Negara maju sama dengan Negara yang menjadi pemenang perang. Demikian juga Turki sebagai Negara maju sat ini

Persoalannya kemudian bagaimana mengimplementasikan belajar dan mengamalkan hasil belajar itu. Mungkin bisa di jawab dengan pendekatan strategis yang diwujudkan dalam sifat dan tradisi kehidupan Rasullulah yaitu.

Pertama, perilaku amanah. Yaitu dapat dipercaya lawan dari khianat. Masyrakat yang mengaju dalam perilaku yang jujur akan membuat masyrakat aman, dan tentram serta maju.

Kedua, Perilaku sidiq jujur, Lawannya pembaohong atau Kizzib.. Tradisi siddiq , kur itu perlu.,Kita tidak bisa bayangkan kalau masyrakat penuh kebohongan dan dusta.. Masya akat rusak

Ketiga perlaku tabliq. atau terbuka lawannya disembunyikan.. Adanya keterbukaan, tranparamsy memabuat masrakat jadi mudah dalam hubungan antar amsyarakat.

Keempat, Fathanah, kecerdasan. Masyrakat yang cerdas akan mudah untuk memperloeh kemajuan, ketimbang masyarakat yang bodoh

Tradisi kehidupan Rasullah ini diikat dalam satu pola integrasi,komitmen, dan kosistensi. Pola teladan dari kehidupan Muhammad Rasulullah dilaksanakan secara rigid, teukur. Pola integrasi, konsistens dan dan komitmen menjadi garansi kepastian

Kepastian dalam praktek sejalan dengan teori dipergunakan ilmu psikologi dalam pendekatan behaviour pada perubahan tingkalh laku Dengan meminjam Covey Gerald (2009)) seorang ahli ilmu psikologi dalam bukunya Teori dan Praktek Konseling behaviour approach sebagai pembelajaran untuk merubah tingkah laku.

Ia mengaitkan satu pembelajaran akan bermakna jika ia menghasilkan perilaku yang diharapkan. Jangan sampai terjadi maladaptive yakni behaviour negative dari pembentukan prilaku ideal yang diinginkan.

Teori pendekatan tingkah laku ini iselaraskan dengan penerpana penguatan respropmen dasn tekanan ( punishment). Membentuk keseimbangan jika baik di dukung dengan pujian dan yang buruk atau negative di minimalkan dengan sangsi atau hukuman ,

Ahli psikologi lain seperti dikemukakan Ginanjar (2001) ada unsur pembelajaran untuk membentuk tradisi antaralain, kearifan (wisdom ) kepedulian empaty, ) kehendak willinness.kepecayaan (credible) .Ini semua adalah sikap mulia dalam pembelajaran membentuk tingkah laku

Teadisi menjadi sebuah kemasan perilaku mulia amat diperlukan dalam masyrakat kita saat ini. Tradisi mulia telah diteladankanoleh nabi Muhammad Raulullah dengan sifat amanah, sidiq, fathanah dan tabligh.Perilaku mulia itu terintegrasi dalam aplikasi konsisten dan komitmen dilaksanakn dalam masyrakat.Pertanyaanya akankah hasil belajar yang mulia dan benar itu diaplikasikan dalam kehidupan kemasyrakatan kita? Semoga.

Dr Masud HMN, Dosen Paskasarjana Universitas Muhammadiyah Peof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Tags: Belajarmuhammadiyahtradisi
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post

Meraih Prestasi bersama SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In