KUI UM Pontianak Ajak Sivitas Akademika Bersinergi untuk Internasionalisasi Berbasis Prodi

PONTIANAK, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Pontianak melalui Kantor Urusan Internasional menggelar webinar dengan tema “Internasionalisasi Berbasis Prodi dan Kebijakan Kampus Merdeka melalui video conference zoom yang dihadiri oleh 229 peserta dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia (17/03/2021). Kegiatan webinar menghadirkan dua narasumber yakni Firman Hidayat, Sub Koordinator Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud dan Yordan Gunawan yang merupakan Ketua Asosiasi Kantor Urusan Internasional PTMA Indonesia dan dipandu oleh Kepala Kantor Urusan Internasional, Ufi Ruhama sebagai moderator.

Dalam sambutannya di depan jajaran Pimpinan Universitas Dekanat, Kaprodi serta para peserta, Wakil Rektor Bidang Akademik UM Pontianak, Eko Dewantoro berharap seluruh sivitas akademika yang ada di lingkungan UM Pontianak dapat bersinergi untuk menjalankan program internasionalisasi berbasis prodi. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi pimpinan agar dapat menjadikan UM Pontianak menjadi kampus terkemuka dan dapat bersaing di tingkat nasional dan internasional. Mewakili institusi, beliau merasa senang karena selama ini sudah banyak peningkatan capaian kerja sama internasional yang sudah dicapai oleh Kantor Urusan Internasional. “Kedepannya akan menjadi lebih baik jika prodi dan masing-masing fakultas dapat berperan aktif untuk melaksanakan internasionalisasi berbasis prodi,” ujarnya.

Sementara itu, Bapak Firman Hidayat menyebutkan pentingnya internasionalisasi berbasis prodi yang terhubung langsung dengan kebijakan yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal tersebut terlihat dari kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa selama 3 semester untuk dapat menikmati pendidikan di luar prodi. “Selama 3 semester dalam kebijakan kampus merdeka ini, mahasiswa diberikan kebebasan untuk belajar di luar prodi, di luar fakultasnya, bahkan di universitas lain. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk menumbuhkan kreativitas dan daya saing mahasiswa dengan kemajuan jaman yang selalu terus berkembang,” tuturnya.

Firman menekankan ada 8 bentuk kegiatan yang dapat digagas dalam kerja sama internasional dan sesuai dengan kebijakan kampus merdeka. Mulai dari kegiatan pertukaran pelajar, magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, mengikuti kegiatan riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, proyek mandiri, dan kuliah kerja nyata tematik. Menurutnya, kebijakan kampus merdeka ini diselaraskan dengan tuntutan inovasi dan kreativitas yang harus dikuasai mahasiswa agar mampu bersaing dengan perkembangan jaman.

Dalam acara yang diikuti lebih dari 260-an peserta dari berbagai Perguruan tingi di Indonasia itu, Yordan Gunawan, Ketua ASKUI dalam paparan materinya menjelaskan pentingnya roadmap pengembangan dari program internasionalisasi perguruan tinggi. Internasionalisasi berbasis prodi dapat diawali dengan mengundang dosen luar negeri untuk kegiatan visiting professor. Hal tersebut dilakukan jika institusi kekurangan SDM yang mumpuni untuk bisa langsung mengadakan kegiatan student exchange.

Ia melanjutkan, untuk dapat menghasilkan kerja sama internasional dapat melalui beberapa tahapan seperti inisiasi kerja sama, penjajakan calon mitra, pembahasan substansi, penyusunan draf kerja sama, komunikasi dengan pihak mitra, hingga penanda tanganan MoU/MoA. “Tentu semua proses tersebut harus dilanjutkan dengan implementasi kerja sama dan harus ada monitoring serta evaluasi. Kalau misal belum bisa implementasi dalam komponen yang sulit seperti joint research, bisa diawali dengan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan perguruan tinggi.”

Kedua narasumber menegaskan bahwa semua perguruan tinggi wajib menyadari pentingnya penguasaan bahasa internasional khususnya bahasa Inggris untuk meningkatkan kualitas kerja sama internasional institusi. Penguasaan bahasa Inggris ini dapat diinisiasi dengan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kemampuan bahasa bagi dosen, staf, dan mahasiswa. Selain hal tersebut, tentu perlu dukungan dari pimpinan dan peningkatan kualitas iklim akademik yang serius, publikasi internasional dari para dosen, serta memiliki networking yang luas dari seluruh dunia. (Riz)

Exit mobile version