Pengusaha Muhammadiyah Didorong Garap Bisnis Start-Up

start-up

Foto Dok Ist

BOJONEGORO, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 benar-benar memberikan dampak bagi roda perekonomian, terlebih di dunia usaha. Sehingga dibutuhkan  berbagai pihak untuk membangun jaringan kolaborasi start-up dan teknopreneur yang bertujuan untuk mendukung ekosistem kewirausahaan berbasis teknologi.

Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) STIT Muhammadiyah Bojonegoro Periode 2019-2020 Sulton Ulum mengajak Pengusaha Muhammadiyah untuk bangun dan kembangkan bisnis Start-up untuk pulihkan ekonomi Indonesia yang sedang lesu ini.

Mengapa start-up? Start-up berbeda dengan usaha konvensional, perusahaan rintisan tidak lagi membutuhkan tempat  yang tepat dan strategis untuk memulainya. Sebab modal utama dari jenis bisnis seperti ini yaitu internet, dimana hal itu tidak mengenal ruang dan waktu.

“Bisnis start-up punya pasar yang sangat besar, masih ada hubungannya sedikit dengan tempat, modal utama bisnis ini memanfaatkan teknologi internet membuat bisnis ini tidak lagi terbatas lagi oleh jarak. Sehingga orang di manapun, di seluruh dunia dapat melihat etalase produk yang dijual,” Kata Sulton, pada Rabu (24/03).

Sulton Ulum menjelaskan, Start-up memerlukan modal yang relatif lebih rendah karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak pada beberapa keperluan seperti sewa tempat, belanja barang fisik dan sumber daya manusianya membuat modal usaha relatif rendah.

“Ilmu start-up bisa dipelajari, Seiring semakin menjamurnya perusahaan rintisan yang sukses di seluruh dunia, banyak juga para pengusaha membagikan pengalaman dan ilmunya dalam membangun sebuah usaha ini,” ujar Sulton

Sulton mengatakan, hal tersebut bisa  didapatkan dari berbagai macam sumber seperti media sosial, Youtube bahkan portal berita. Dan yang lebih mudah lagi semua itu bisa didapatkan secara gratis!.

Oleh karena itu, Sulton mengatakan bisnis ini dapat menyelesaikan masalah di masyarakat. Setiap orang pasti ingin membantu masalah yang dihadapi oleh orang lain. Hanya saja keterbatasan waktu serta kemampuan kadang membuat sulit mewujudkannya.

Sulton mengatakan, Melalui usaha rintisan ini untuk melakukannya tidak terlalu sulit lagi untuk meluangkan waktu serta tenaga. Sebab apa yang kita bisniskan sudah membantu mengatasi permasalahan banyak orang.

Misalnya Traveloka yang membantu orang yang ingin liburan murah dan Tokopedia yang menolong masyarakat buat mencari kebutuhan tidak harus pergi ke toko retail.

Terakhir Sulton sampaikan, Merubah pandangan orang terhadap suatu hal sepele lewat kreativitas dan invovasi yang kamu miliki bisa mengubah hal kecil. Tadinya gak diperhitungkan oleh orang-orang, namun menjadi sesuatu yang bikin masyarakat bergantung padanya.

“Salah satu contoh konkritnya adalah ojek. Sebelum adanya Go-Jek, transportasi yang satu ini dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Tetapi hari ini ada ratusan ribu bahkan jutaan orang Indonesia yang bergantung olehnya, hebat bukan?,” tutup Sulton. (Msub)

Exit mobile version