Milad Ke-64 UMSU, Haedar Nashir: Teruslah Merajut Kemajuan

MEDAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr H Haedar Nashir MSi turut menghadiri secara virtual Resepsi Milad ke-64 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Kegiatan ini digelar secara secara hybrid (online dan offline) dengan protokol kesehatan yang ketat di Auditorium Kampus Utama UMSU, Jl Kapten Mukhtar Basri, Medan, Sabtu (27/3/2020)

“Atas nama PP Muhammadiyah saya menyampaikan Selamat bermilad, semoga menjadi wahana untuk muhasabah  agar semoga kampus ini menjadi kampus yang membanggakan persyarikatan Muhammadiyah dan memberikan kontribusi besar bagi kenajuan masyarakat Sumatera Utara, bangsa dan Negara,” ujar Haedar dalam sambutan dan arahannya.

Ia mengungkapkan rasa bangganya, karena sekarang UMSU telah menjelma jadi PTM dan PTS ternama di Sumatera Utara dan dengan akreditasi institusi A UMSU telah menjadi kebanggaan dan merupakan PTM unggulan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah.

“Atas capaian ini, kami member penghargaan yang tinggi kepada Pak Rektor bersama seluruh jajaran, BPH dan keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah Sumatera Utara. Dalam proses perjalanan yang panjang dari setiap periode yang telah dilalui, betapa kampus UMSU telah menapaki perjalanan dan perjuangan yang tidak kenal lelah untuk membangun dan menjadikan kampus ini menjadi pusat keunggulan (center of excellent)” kata Haedar.

Haedar juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kemajuan-kemajuan sarana dan prasarana fisik, sekaligus juga akademik yang menjadi tonggak untuk menjadi kampus unggulan. Menurutnya tidak mudah dicapai karena berbagai macam unsur dan faktor telah dirintis sedemikian rupa dalam kepemimpinan rektor yang bersifat transformasional, kepemimpinan yang mampu menggerakakkan potensi sekaligus juga mengembangkan jaringan dan jalinan kerjasma dengan berbagai pihak yang luas dan melintasi serta manajemen kepemimpinan yang membawa pada perubahan dan kemajuan.

Karena itu, kata Haedar, rasa syukur ini harus ditindaklanjuti dengan tasharruf, bagaimana UMSU dengan modal kemajuan yang telah diraih terus bertumbuhkembang menjadi PTM papan atas yang mampu hadir menjadi kekuakatan penggerak (moving force) persyarikatan.

“Pertama, jadikan kampus ini sebagai kekuatan pengemban misi dakwah Muhammadiyah, khususnya di Sumatera Utara lewat istitusi pendidikan tinggi,” sebutnya.

Lebih lanjut dituturkannya, bahwa Muhammadiyah dalam perjalanan satu abad lebih terus menggelorakan dakwah untuk membawa kehidupan umat dan bangsa pada pencerahan perilaku, hati nurani, sikap dan alam pikiran yang dengan nilai-nilai keagamaan yang luhur mampu hadir menjadi kekuatan yang membangun keadaban dan peradaban.

Dikatakannya, UMSU sebagai PTM tentu bersama seluruh lembaga, majelis, ortom dan amal usaha lain harus terus menjadi kekuatan penggerak persyarikatan, bukan hanya lewat teori-teori akademik, tetapi hadir menjadi pembawa kemajuan ummat, bangsa dan negara.

Kedua, Haedar berharap UMSU menjadi kampus yang terus melakukan usaha untuk meningkatkan daya saing sumber daya insani masyarakat Indonesia.

Ia mengungkapkan, Indonesia saat ini masih terus harus berpacu dengan saudara-saudara kita di Asean dalam meningkatkan daya saing dan kualitas atau human development index (HDI) kita. Daya saing Indonesia masih berada di posisi nomor6 dan HDI pada posisi nomor 7 setelah Singapura, Malaysia, Thailand, Brunai Darussalam dan Philifina.

“Kondisi Sumber Daya Insani kita yang di sana sini masih tertinggal tentu menjadi tanggungjawab kolektif kita, baik Negara maupun masyarakat seperti yang dilakukan Muhammadiyah. Karena itu UMSU harus terus meng-upgrade sekaligus juga menginovasi usaha-usaha pembinaan Tri Darma dan sekaligus peningkatan kualitas SDM lewat pendidikan tinggi,” kata Haedar.

Ia mengatakan, di era perubahan masyarakat dan di zaman modern abad 21 diman Revolusi 4.0 menjadi bagian dari kehidupan saat ini meniscayakan kualitas daya saing dan kualitas SDM yang harus mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain. Karena itu, kampus dengan kekuatan para akademisi, intelektual, guru besar yang memiliki keunggulan kompetitif tentu harus mendorong setiap anak bangsa untuk meraih pendidikan tertinggi sekaligus juga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

“Tugas ini tentu tidak mudah. Tetapi saya yakin UMSU akan terus meningkatkan kualitasnya dengan modal yang telah dimilikinya selama ini,” ujar Haedar.

Ketiga, haedar berharap UMSU bersama kampus-kampus PTM yang lain mampu menjadi kekuatan perubahan bagi kemajuan dunia pendidikan dan kehidupan kebangsaan di republik ini. Muhammadiyah kini memiliki 166 Perguruan Tinggi. Bahkan tahun ini Uni Rank mengumumkan dari kategori Top Islamic University in the World ada 3 PTM yang masuk dalam 10 besar, yakni UMM, UMY dan UMS. UMM bahkan meraih peringkat pertama.

“Saya yakin, bahwa UMSU juga tinggal menunggu waktu untuk proses untuk ke situ,” sebut Haedar.

Pengakuan ini, kata Haedar, merupakan bukti PTM menjadi kampus yang terkategorisasi ke dalam center of excellent, sekaligus juga menjadi kekuatan perubahan bagi masyarakat, bangsa serta kemanusiaan semesta.

Risalah Iqra’ dan Akhlak

Lebih lanjut Haedar mengingatkan, nilai-nilai Muhammadiyah yang berbasis pada Islam berkemajuan harus menjadi inspirasi yang terus hidup di UMSU dan kampus PTM lainnya.

Pertama, membawa misi iqra’ sebagai misi risalah Islam untuk membangun peradaban ummat manusia yang maju dan tercerahkan.

Disampaikannya, wahyu pertama sebagai penutup dari semua risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah kunci dari membangun peradaban.

Atas dasar itu, kata Haedar, Muhammadiyah sejak awal berdirinya menggelorakan tajdid atau pembaharuan baik dalam pemikiran maupun praktik beragama maupun membangun kehidupan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan budaya.

“Semuanya lahir dari spirit Islam yang berkemajuan, Islam yang berbasis pada iqra’ untuk membangun peradaban utama,” tegasnya.

Pada saat yang sama, kata Haedar, Muhammadiyah berkomitmen membangun keadaban ummat, bangsa dan kemanusian semesta yang berbasis pada al-akhlaq al-karimah.

“Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq adalah kunci dari risalah Nabi yang berada dalam paket yang sama dengan risalah iqra’ yakni menyempurnakan akhlak manusia,” jelasnya.

Terkait hal ini, ia menyinggung tentang masyarakat dan dunia modern yang telah berhasil membangun peradaban yang tinggi dari sisi ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi. Bahkan negeri-negeri barat telah menjadi negeri yang berada di depan pada abad modern ini.

Tetapi, kata Haedar, sejarah juga menunjukkan bahwa kecerdasan dan penguasan iptek tanpa dilandasi kekuatan nurani akal-budi dan akhlak yang mulia telah meninggalkan jejak kelam dalam sejarah peraban masyarakat modern.

Karena itu, menurutnya peradaban modern yang berbasis pada iptek harus berpondasi pada nilai-nilai nurani akal budi dan akhlak mulia.

“Maka Muhammadiyah selalu tiada henti berkomitmen membangun dunia pendidikan pada basis iman dan takwa berbuah akhlak mulia, sembari pada saat yang sama juga terus mengasah kecerdasan penguasaan iptek serta keahlian atau profesi agar terbangun dan terbentuk manusia yang utuh (insan kamil) sebagaimana cita-cita pendidikan di dunia muslim,” ungkapnya.

Ia berpendapat, perpaduan antara nilai akhlak, kecerdasan dan penguasaan iptek dan keahlian akan melahirkan sumber daya insani yang membawa kepada pencerahan, pencerdasan dan kemajuan peradaban ummat manusia.

Nilai-nilai inilah yang harus terus hidup di dunia perguruan tinggi. Pendidikan dimana pun, lebih-lebih di Indonesia yang berbasis Pancasila, tidak boleh lepas dari nilai-nilai luhur agama dan kebudayaan bangsa.

Agama, iman dan takwa serta aklak mulia ketika bersenyawa dengan kecerdasan dan penguasaan iptek insha Allah akan melahirkan manusia Indonesia yang unggul dan berkeadaban tinggi.

“Di sinilah komitmen Muhammadiyah dalam meluruskan kiblat pendidkan bangsa dari tingkat dasar, menegah sampai tinggi agar kita mampu menghadirkan pendidikan sebagai pilar al-madinah al munawwarah, peradaban yang maju, cerah dan mencerahkan menuju kehidupan yang membawa kesalamatan hidup umat manusia,” tegasnya.

Di akhir arahannya, Haedar menyampaikan pesan, dalam usia yang ke 64 semoga UMSU akan terus merajut kemajuan. Tidak hanya membina nilai-nilai iman, akhlak dan takwa serta keluhuran budi, tapi juga memperkaya, memperkuat dan membawa keunggulan kecerdasan penguasaan iptek kepada subjek didiknya.

“Sehingga dari kampus ini, selain Akreditasi A yang menjadi kebanggaan tapi juga melahirkan sumber daya insani yang membawa peradaban maju selaras dengan nilai-nilai agama, Pancasila dan kebudayaan bangsa,” tutupnya.

Unggul Cerdas Terpercaya

Sementara itu, Rektor UMSU Dr Agussani MAP dalam pidato miladnya mengungkapkan rasa syukurnya bahwa UMSU sekarang sudah genap berusia 64 tahun.

“Kita berharap diusia yang ke-64 ini UMSU tetap istiqomah berjalan di bawah koridor persyarikatan Muhammadiyah dan dengan slogannya kita harapkan UMSU tetap menjadi universitas yang Unggul, Cerdas dan Terpercaya,” ujar Agusani.

Ia juga menuturkan bagaiman jejaksejarah perjalanan panjang UMSU dalam bentuk tayangan slide foto, sejak didirikan 64 silam, hinga sekarang menjadi perguruan tinggi swasta yang sangat diperhitungkan di Sumatera Utara.

Sebelumnya, acara Resepsi Milad ini dirangkai dengan acara penyampaian orasi ilmiah oleh sejumlah dosen-dosen UMSU.

Acara Resepsi Milad ke-64 UMSU yang berjalan khidmad ini dihadiri oleh jajaran PW Muhammadiyah Sumut, BPH UMSU, PW ‘Aisyiyah Sumut, jajaran Rektorat UMSU, PD Muhammadiyah Se-Sumut, pengurus ortom se Sumut, Pimpinan Fakultas se UMSU dan perwakilan dari mahasiswa.

Tampak juga hadir sejumlah tamu undangan, di antaranya Sekda Pemprov Sumut Dr Ir R Sabrina MSi, Wakapolda Sumut Brigjen. Pol Dr H Dadang Hartanto, SH SIK M.Si, Kepala Kantor Wilayah BPN Sumut, Dr Dadang Suhendi SH dan sejumlah undangan lainnya. (Risvan/Syaifulh/Riz)

Exit mobile version