Workshop PSPP UMJ: Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Strategi Ekonomi Sirkular

umj

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta mengadakan workshop dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Strategi Ekonomi Sirkular. Perbatasan dan pesisir menjadi kajian strategis terkait berbagai program peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di perbatasan dan pesisir. PSPP mendukung gerakan ekonomi sirkular, suatu pendekatan baru yang diperlukan saat ini untuk mempromosikan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki prinsip 5R. Prinsip 5R tersebut terdiri dari pengurangan pemakaian material mentah dari alam (reduce), optimasi penggunaan material yang dapat digunakan kembali (reuse), penggunaan material hasil dari proses daur ulang (recycle), proses perolehan kembali (recovery), atau dengan melakukan perbaikan (repair). Konsep pemberdayaan masyarakat PSPP mengutamakan pengolahan potensi sumber daya lokal dengan mengintegrasikan keseimbangan dan pelestarian lingkungan. Merekomendasikan penggunaan energi terbarukan pada masyarakat pesisir dan perbatasan yang tidak saja lebih ramah lingkungan tetapi juga lebih hemat bagi produktivitas nelayan, petani dan semua produksi UMKM.

Beberapa narasumber dihadirkan dalam workshop ini diantaranya yaitu Prof. Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Guru Besar Kelautan dan Manajemen Kelautan-Institut Pertanian Bogor, sekarang penasehat menteri KKP dan Dr. Endang Rudiatin, M.Si ketua Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Dr. Sa’diyah El Adawiyah, MS sebagai moderator. Dalam workshop ini prof Rokhmin mengarahkan PSPP untuk lebih menggarap pemberdayaan masyarakat, dan ada beberapa elemen yang harus menjadi fokus pembinaan yaitu bina lingkungan terdiri dari: Pemukiman sehat, bersih, indah, smart, dan produktif, Pengendalian pencemaran, Konservasi, Mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam.

Kemudian Bina Manusia meliputi Peningkatan knowledge, skill, expertise, etos kerja, dan Akhlak, DIKLATUH, Pelayanan Gizi dan Kesehatan. Bina Usaha meliputi Peningkatan Teknologi Produksi, Processing Industry, dan Pemasaran, Manajemen Bisnis, dan Manajemen Keuangan Keluarga. Bina Sarpras meliputi Infrastruktur, Sarana, dan Konektivitas.

Rokhmin Dahuri mengajak PSPP UMJ untuk menjadi Pusat Studi Terkemuka di Indonesia dalam Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat Wilayah Perbatasan dan Pesisir secara Adil dan Berkelanjutan berbasis Riset melalui misi merencanakan dan melaksanakan riset untuk menghasilkan: (1) invensi dan inovasi teknologi dan non-teknologi, (2) karya ilmiah yang terpublikasi di jurnal ilmiah ternama di Indonesia maupun di level internasional dalam rangka pengembangan IPTEKS, dan (3) meningkatkan IMTAQ para peneliti menurut agama masing-masing.

Endang Rudiatin memaparkan berbagai aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat yang sudah dilaksanakan PSPP mulai dari daerah-daerah perbatasan Kalimantan Utara, Kalimantan Barat hingga masyarakat pesisir pantai Utara Jawa. PSPP juga menjelaskan temuan-temuan lapangan yang kemudian menjadi rekomendasi PSPP bagi pemberdayaan  masyarakat dan pengembangan wilayah perbatasan dan pesisir. Fokus pemberdayaan masyarakat dengan mengolah sumber daya lokal sesuai dengan tradisi “kerjasama jaringan komunitas dan share risk” yang kemudian melanggengkan hubungan di antara mereka menurutnya menjadi kunci keberhasilan ekonomi sirkular yang sekarang menjadi agenda Bappenas. Kepercayaan dan kesetiaan modal sosial bagi pemberdayaan masyarakat perbatasan dan pesisir.

Di sisi lain, prof. Abdul Mu’ti lebih menekankan pada pemberdayaan masyarakat yang diprogramkan PSPP hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi geografis, sosial dan budaya masyarakatnya. Bila lebih cenderung ke arah pariwisata jangan dipaksa untuk menghasilkan produk-produk olahan perikanan, sebab bisa jadi sulit dalam transportasi.

PSPP menargetkan penelitian di 3 daerah perbatasan dan 9 daerah pesisir dengan memprioritaskan 2 daerah binaan di perbatasan dan 2 daerah binaan di pesisir, yaitu Sebatik-Nunukan, Entikong, Temajuk Sambas dan Nelayan Cirebon, Kalibaru, serta pulau Tidung di kepulauan Seribu. Ada dua tujuan utama pada workshop yang dilaksanakan secara tatap muka dan virtual ini, yang pertama adalah mengajak semua peneliti focus pada kajian perbatasan ataupun pesisir untuk berkolaborasi melakukan serangkaian penelitian untuk menjadi landasan pengembangan masyarakat dalam program-program pemberdayaan dan pendampingan masyarakat pesisir, menggali potensi lokal yang dapat di eksploitasi, menghasilkan atau membuat data base, terkait semua poin di atas.

Hadir dalam workshop para mitra Perguruan Tinggi dan mitra masyarakat desa pesisir dan pesisir perbatasan, Universitas Borneo Tarakan, Universitas Panca Sila, ketua kelompok masyarakat Sebatik Kaltara, Temajuk, Entikong, Sanggau Kalbar, dan para pengelola pusat Studi pesisir dari daerah. (Riz)

Exit mobile version