JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti menilai kegiatan penggeledahan sebagai upaya memberantas terorisme bisa memunculkan opini buruk di masyarakat. Hal tersebut terkait penggeledahan ruangan Pondok Pesanren Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Jumat (2/4/2021).
“Secara institusional Densus 88 bisa melakukan penggeledahan di manapun. Akan tetapi, kalau tujuan penggeledahan itu dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan terorisme bisa kontra produktif. Cara-cara militeristik terbukti tidak cukup efektif,” ujar Abdul Mu’ti, Sabtu (3/4/2021).
“Selain itu, penggeledahan pesantren bisa menimbulkan opini bahwa pemberantasan terorisme berarti perang melawan umat Islam. Pendekatan militeristik tidak menimbulkan efek jera,” tambah Prof Abdul Mu’ti.
Menurut Abdul Mu’ti seharusnya Densus 88 berkolaborasi dengan elemen masyarakat dalam mengungkap jaringan terorisme. Mu’ti menyebut Densus 88 tak bisa bekerja sendiri dalam memberantas terorisme.
“Yang perlu dilakukan adalah pendekatan semesta partisipatif dimana Densus bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat. Densus tidak akan mampu bekerja sendiri,” katanya.
Selain itu, kata Mu’ti, Densus 88 harus bisa menjalin kerja sama yang baik dengan Badan Intelijen Negara (BIN). Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya salah sasaran dalam melakukan penggeledahan.
“Secara kelembagaan Densus harus bekerjasama dengan lembaga intelijen sehingga mendapatkan informasi yang akurat dan menindak dengan cara yang bijak,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah 2 tempat yang diduga berkaitan dengan kegiatan teroris. Kedua lokasi yang digeledah berada di Kapanewon Berbah, Sleman.
Di lokasi pertama, Densus menggeledah rumah yang berlokasi di RT 06 RW 05, Dawukan, Sendangtirto, Berbah, Sleman. Sementara itu, di lokasi kedua, Densus 88 menggeledah ruangan Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman. (Riz)