YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ironi jika kita melihat kondisi bangsa Indonesia yang masih bergantung kepada impor dalam memenuhi kebutuhan pangan warganya. Sebagai salah satu negara penghasil sumber makanan pokok terbesar di dunia, pemerintah kita belum bisa melepaskan ketergantungannya pada impor dari negara lain. Hal ini tentu sangat merugikan kaum petani yang termarjinalkan oleh sistem sosial dan budaya yang berlaku.
Menurut data dari Bandan Statistika Nasional, Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar kedua di dunia setelah Brazil, namun lagi-lagi pemerintah lebih mementingkan impor dari pada memaksimalkan produksi singkong dalam negeri. Hal ini ditanggapi oleh Riza Azyumaridha Azra, Direktur Rumah Mocaf dengan mengolah singkong menjadi tepung yang ia mulai sejak dua tahun lalu di tanah kelahirannya, Banjarnegara. “Ini menjadi potensi yang besar bagi kita bahwa singkong dapat kita olah menjadi tepung mocaf,” ujarnya.
Pria yang baru saja menerima penghargaan Kick Andy Heroes 2021 tersebut mengungkapkan bahwa Rumah Mocaf yang ia dirikan telah berhasil menjual 30 ton tepung per-bulan dan akan mengekspor sebanyak 60 ton ke Inggris.
Melalui usahanya tersebut, ia berusaha mengangkat martabat petani singkong yang sebagian besar masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal tersebut lebih disebabkan karena singkong masih menjadi makanan yang termarjinalkan secara kultur dan sosial. Dari langkah kecil yang ia buat dan melalu komunitas yang ada, tepung mocaf yang merupakan hasil kolaborasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara mulai berkibar di mancanegara.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan apresiasi atas apa yang telah Riza Azyumaridha Azra dan kawan-kawan lakukan. Haedar mengatakan bahwa kita tidak sedang melawan siapa-siapa, karena Muhammadiyah sedang menciptakan kedaulatan pangan untuk negeri. “Kami terus mendorong pemerintah untuk memilih kebijakan yang afirmatif demi terwujudnya kedaulatan pangan yang merata, serta menjadi sesuatu yang produktif,” tegas Haedar dalam acara prosesi Ekspor Perdana Mocaf hasil produksi Rumah Mocaf dampingan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah (8/4).
Ia menambahkan bahwa tepung mocaf merupakan penjelmaan baru dari singkong untuk merubah paradigma lama, dengan mencoba melakukan langkah-langkah yang berani. “Hal ini menjadi tugas kita bersama, bagaimana mengolah bahan pokok yang kita produksi agar dapat menjadi makanan yang diminati oleh kaum milenial,” ujarnya dalam launching ekspor perdana di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl. Cikditiro no 23 Yogyakarta. (diko)