YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ada banyak cara untuk mendekatkan hubungan sesama kampus baik di dalam maupun luar negeri. Bisa dengan seminar, konferensi internasional, summer school, atau science camp antar beberapa perguruan tinggi. International Cultural Culinary Festival (ICCF) 2021 menjadi salah satu upaya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mendekatkan diri dengan dunia, sekaligus mempererat kerjasama yang sudah terjalin.
Rektor UMY Gunawan Budiyanto menjelaskan bahwa langkah UMY untuk mendekatkan diri dengan dunia sudah dimulai sejak 2006 lalu, dan pada 2016 hingga saat ini sudah banyak aktivitas dalam mendukung hal tersebut salah satunya dengan menggelar ICCF 2021 yang notabene sebagai alat tukar budaya.
“Budaya merupakan sebuah alat yang luwes yang bisa menembus perbedaan cara pandang politik, bio strategis dan sebagainya. ICCF 2021 tetap diadakan terus meski pandemi, terus menjalin hubungan baik dengan rekanan universitas dalam dan luar negeri. Mudah-mudahan ini bisa memberikan dampak pengaruh atmosfer akademik, atmosfer internasional kepada sivitas akademika UMY,” ujarnya.
Lanjut Gunawan, ICCF menjadi sebuah jembatan yang penting bagi UMY membuka kerjasama baru dalam hal akademik. “Tukar budaya dan kuliner di acara ini, secara tidak langsung ikut mengembangkan program akademik seperti student exchange, akhirnya ini menjadi pintu masuk untuk kerjasama penelitian dan pengabdian masyarakat.”
ICCF 2021 merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan UMY sejak 2015. Pada penyelenggaraan yang keenam tahun ini, kegiatan tak bisa sepenuhnya dilakukan secara offline dan diganti menjadi online. Kendati begitu, ICCF 2021 tetap melaksanakan lomba memasak (Food Vlog) dengan jumlah 18 video, menyanyi lagu tradisional (4 video), menari tarian tradisional (4 video), storytelling (8 video), dan UMY Campus Tour (2 video). Dengan total 21 Negara berpartisipasi dalam kegiatan ICCF 2021.
Selain itu, pengenalan Jalur Rempah di Indonesia dan Batik Indonesia menjadi salah satu kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini tak lain untuk memperkenalkan bahwa Indonesia memiliki rempah-rempah yang melimpah, dan identitas batik sebagai ciri khas.
Dewi Kumoratih Kushardjanto, Direktur Eksekutif Negeri Rempah Foundation mengatakan sesuai sejarah jalur rempah Indonesia itu sudah terjadi semasa kolonialisme dan bahkan jauh sebelumnya, yaitu pada masa kerajaan-kerajaan. “Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman hayati. Terdapat 10.000 jenis tumbuh-tumbuhan endemik, yang tidak bisa ditemui di negara lain. Inilah yang harus menjadi kebanggaan kita (bangsa Indonesia, red) bersama.” tukasnya. (Hbb)