Lazismu Lamongan Dampingi Tunanetra Belajar Al-Qur’an

Lazismu Lamongan Dampingi Tunanetra Belajar Al-Qur'an

Para Tunanetra melalui kelompok Pertuni seringkali melakukan berbagai aktivitas dan sangat kompak untuk saling membantu satu sama lainnya, termasuk dalam hal memahami Islam dan belajar Al-Qur’an. Ternyata tunanetra di pelosok Indonesia masih kesulitan dalam mempelajari Al-Qur’an yang disebabkan mahalnya biaya pengadaan Al-Qur’an Braille. Selain itu, wilayah yang masih sulit untuk dijangkau menyebabkan mereka tidak mendapatkan fasilitas yang memadai.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tahun 2019, menyebutkan bahwa jumlah disabilitas dan tunanetra yang ada di Lamongan Jawa Timur yakni sebanyak 738 orang.

Lazismu kabupaten Lamongan pada tahun 2021 ini memberikan porsi yang lebih untuk peduli dan memperhatikan kebutuhan hidup warga difabel. Salah satunya adalah menyediakan Griya al-Qur’an bagi Difabel Tuna Netra. Di rumah ini warga Tuna Netra dapat mengaji dan mempelajari al-Qur’an dan hidup berIslam secara keffah, dengan dibimbing oleh seorang ustadz.

Griya al-Qur’an bagi Difabel Tuna Netra yang berlokasi di Graha Kusuma Bangsa (GKB) kota Lamongan diresmikan pada hari Ahad, 4 April 2021. Peresmian dihadiri oleh tokoh masyarakat antara lain Pimpinan Cabang Muhammadiyah kota Lamongan, RT-RW, Pembina Keagamaan warga Tuna Netra, Pimpinan Lazismu Jawa Timur dan Lamongan, dan lain sebagainya. Drh Zainul Muslimin Ketua Lazismu Jatim hadir bersama Sekretaris Aditio Yudono guna meresmikan Griya al-Qur’an yang diinisiasi oleh Lazismu Kabupaten Lamongan.

Sebuah rumah yang terletak persis di depan pintu masuk perumahan Graha Kusuma Bangsa (GKB) Lamongan milik dr Era Catur Prasetya ditempati sebagai rumah pembelajaran al-Qur’an bagi warga tuna Netra. Rumah tersebut dipinjamkan oleh pemiliknya sebagai wahana untuk pembinaan keagamaan bagi warga difabel. Pembelajaran dilakukan menggunakan kitab al-Qur’an huruf Braille.

“Puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa Lazismu di berbagai Daerah terus berupaya menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama. Kali ini di Lamongan kita meresmikan Griya Qur’an bagi Difabel khususnya Tuna Netra. Lazismu ingin memberikan kehidupan yang lebih baik bagi sesama tanpa memandang latar belakang dan kondisi fisik. Kita ingin warga Tuna Netra yang beragama Muslim lebih mencintai al-Qur’an dan tentu berbagai sarana harus disediakan, baik tempat maupun perlengkapan pembelajarannya” kata Zainul Muslimin ketika memberikan sambutan.

Sementara itu Sujudna, Ketua Lazismu Kabupaten Lamongan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada dr Era Catur yang telah meminjamkan rumahnya sebagai ajang untuk pembinaan al-Qur’an bagi warga Tuna Netra. “Terima kasih kepada dr Catur atas kebaikannya meminjamkan salah satu rumahnya bagi warga Tuna Netra belajar al-Qur’an dengan aman dan nyaman. InsyaAllah bermanfaat dan bisa istiqomah. Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan penjenengan” ucap Sujudna.

Untuk teknisnya, Irvan Syaifullah, Manager Lazismu Lamongan, menjelaskan bahwa griya Qur’an ini dibuka setiap hari senin hingga jumat. Griya ini akan dipakai untuk kegiatan mengaji dan membaca al-Qur’an berhuruf Braille bagi warga Tuna Netra yang ada di Lamongan.

“Griya Qur’an ini sebagai tempat mengaji dan belajar al-Qur’an khususnya bagi para pelajar SLB di Lamongan. Kami menyediakan tempat ini karena kondisi ruangan di sekolah dan asrama SLB yang overload. Para pelajar Tuna Netra ini membutuhkan tempat untuk bisa mengaji dan membaca al-Qur’an yang tenang, nyaman dan dibimbing oleh ustadz berpengalaman yang bisa mengajarkan kitab Qur’an berhuruf Braille” jelas Irvan.

“Untuk pengajarnya sudah ada, yaitu ustadz Khoirun Nidhom. Beliau juga seorang Tuna Netra dan akan menjadi guru di Griya Qur’an ini. Untuk kitab al-Qur’an berhuruf Braille juga sudah kita sediakan dan akan terus bertambah dengan dukungan Lazismu Jatim. Semoga upaya ini menjadikan mereka betah dan bergairah untuk belajar dan mendalami al-Qur’an. Semoga pula upaya pemahaman dan penguatan agama Islam bagi mereka bisa dirasakan dan memberi semangat hidup layaknya warga normal” ungkap Irvan.

Exit mobile version