FRANKFURT, Suara Muhammadiyah – PCIM Jerman Raya bekerja sama dengan KJRI Frankfurt, PCIM Se-Eropa, PCINU Jerman, IMG (Indonesishch Moslemische Gemeinde e.V.), dan Nusantara Foundation mengadakan pengajian online jelang Ramadhan 1442 H yang bertajuk “Persiapan Ramadhan dan Kegiatan Dakwah di Negara Barat di tengah Pandemi” pada hari Rabu, 07 April 2021.
Pengajian di buka oleh Bapak Acep Somantri selaku Konsulat Jendral RI Frankfurt. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada PCIM Jerman Raya yang merupakan inisiator dan organisator utama dalam terselenggaranya kegiatan pengajian online ini meski dalam keadaan pandemi Covid-19. “Ramadhan tahun ini menjadi momentum bagi umat muslim di Jerman untuk bersama membangun masyarakat muslim yang lebih tangguh dan nantinya dapat memberikan kontribusi konkrit bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.”ujar Bapak Acep.
Dalam kegiatan tersebut, ketua PCIM Jerman Raya, Muhammad Rokib juga menyampaikan tentang berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PCIM Jerman Raya adalah tidak lain sebagai bentuk upaya dalam menterjemahkan pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si.,sebagai gerakan Islam berkemajuan serta memaknai Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin.
Pengajian online diisi oleh Ustadz Dr. Syamsi Ali, seorang pendakwah asal Sulawesi Selatan yang telah megabdikan dirinya untuk berdakwah di bumi barat sejak tahun 1996. Beliau adalah representasi wajah islam moderat oleh dunia barat. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur/Imam Jamaica Muslim Center New York, komunitas Muslim terbesar di kota New York, Presiden Nusantara Foundation (yayasan yang didirikannya tiga tahun lalu), dan juga Presiden Muslim Foundation of America, sebuah yayasan dakwah di Amerika Serikat.
Dalam kajiannya beliau menyampaikan mengenai tiga hal yang harus dipersiapkan dalam menyambut bulan Ramadhan, “Mempersiapkan fisik, intelektual, dan spiritualitas. Fisik mencakup kesehatan dan kekuatan fisik terutama di masa pandemi Covid-19, itelektual mencakup tentang bagaimana puasa dimaknai sebagai ibadah yang didasarkan oleh ilmu yang disampaikan Al-Quran dan Rasulullah SAW. Spiritual mencakup tentang bagaimana puasa sebagai ibadah yang dapat mendekatkan hati kita kepada Allah SWT” terangnya. Beliau juga menyampaikan tentang misi dakwahnya yaitu mengantarkan kita kepada perilaku yang lebih baik “Keberhasilan agama akan dilihat kepada karakter kemanusiaan kita” lanjutnya.
Pengajian ini dihadiri oleh umat muslim dari berbagai belahan dunia seperti Eropa, Amerika, dan juga Asia. Dalam kegiatan ini peserta dibekali pemahaman tentang ibadah puasa bulan Ramadhan yang sesungguhnya, serta penguatan diri dan hati untuk menjalankan misi dakwah di negara barat khususnya di masa pandemi Covid-19. (Ris)