Nadjib Hamid, Wafatnya Sang Penggerak, Mentor dan Inspirator Muhammadiyah Jawa Timur
Oleh: Muhammad Jamaluddin Ahmad
Sejak menerima kabar duka wafatnya mas Nadjib Hamid, saya pingin menuliskan sosok sahabat dan senior saya yg luar biasa ini namun jari jemari ini berkali kali gagal untuk melakukannya. Perjalanan hidupnya dan perjuangan ber muhammadiyah sejak masih belia ketika aktif di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) di Paciran lamongan, menjadi ketua umum PCM IPM Paciran, aktif di pemuda Muhammadiyah hingga kemudian hijrah ke Surabaya, tinggal di komplek rumah/ markas dakwah AMM di Gembili hingga menjadi sekretaris dan wakil ketua PWM Jawa Timur menjadi bukti tentang kesungguhan, kesederhanaan,keikhlasan, istiqomah, kerja keras, TOTALITAS seorang aktifis dakwah persyarikatan Muhammadiyah yang tidak ada tandingannya.
Sangat Dekat dan Menjadi Bapak dari Seluruh AMM
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. DR. Haedar Nashir, Msi mengatakan, “Nadjib Hamid sosok kader Muhammadiyah yang gigih, tidak kenal lelah beraktivitas, dan tangguh dalam menggerakkan Persyarikatan. Saya mengenal sejak di IPM (katan Pelajar Muhammadiyah), Mas Nadjib Hamidjuga seorang penulis yang baik, sehingga aktkvitasnya di Muhammadiyah dia representasikan dalam tulisan-tulisannya yang menarik dan menggugah kesadaran yang inspiratif,” ungkapnya.Menurutnya, Muhammadiyah kehilangan kader yang militan serta dekat dengan anak muda dan berbagai kalangan”. Demikian Pernyataan Prof. Haedar yg dikutip oleh PWMU.CO.
Doktor Agung Danarto, MA sekretaris pp Muhammadiyah digrup WA alumni IPM /IRM menuliskan kesan yg mendalam tentng sosok Nadjib Hamid, “…..Sedih sekali mendengar kabar meninggalnya mas Nadjib Hamid. Mas Nadjib Hamid mendedikasikan hidupnya untuk Muhammadiyah. Kenal sejak masih IPM. Setiap ke Surabaya, tinggal di kantor yang penunggunya mas Nadjib Hamid. Mas Nadjib Hamid senantiasa menyapa ramah anak anak IPM yang berkunjung dan menginap. Sampai setelah di Muhammadiyah tetap ramah dan akrab. Selamat jalan mas Nadjib. Jalan ke Surga Insya Allah dimudahkan untukmu”.
Apa yang disampaikan Prof Haedar Nashir maupun DR Agung Danarto menunjukkan bahwa Mas Nadjib Hamid memang dikenal sangat dekat dengan anak anak Muda Muhammadiyah baik IPM, Pemuda Muhammadiyah, NA maupun IMM. Komplek Gang Gembili bertahun tahun menjadi rumah dan markas berkumpulnya anak anak muda Muhammadiyah Jawa Timur. Rumah Gembili dimana mas Nadjib Hamid dan mbak Luluk Hamidah tinggal menjadi saksi sejarah totalitas mas Nadjib dan istri serta putra putrinya menjadi Muhammadiyah sekaligus totalitas dalam merengkuh, membimbing dan membentuk mental juang para kader Muda Muhammadiyah Jawa Timur. Tidak ada aktifis Muda Muhammadiyah Jawa Timur bahkan tingkat nasional yang tidak mengenal mas Nadjib Hamid.
Saya sendiri sewaktu jadi ketua umum PP IPM sangat dekat dengan Mas Nadjib Hamid. Almarhum meminta saya kalau ada kegiatan IPM di Jawa Timur harus mampir dulu di Gang Gembili dan beliau akan antar dan dampingi saya untuk menghadiri kegiatan IPM di Jawa Timur termasuk ketika mengunjungi PD IPM diberbagai daerah. Mas Nadjib Hamid betul betul mengantar dan mendampingi kegiatan saya hingga acara IPM selesai. Mas Nadjib Hamid juga mengurusi seluruh urusan transportasi dan akomodasi. Almarhum betul betul peduli dengan para yuniornya yang dibuktikan dengan memikirkan dan memberi solusi berbagai masalah yang dihadapi para yuniornya. Dikalangan anak anak muda Muhammadiyah kehadiran mas Nadjib adalah solusi. Urusan serumit apapun menjadi mudah bila ada mas Nadjib Hamid.
Ketika saya selama kurang lebih enam tahun bertugas di Manado, Rumah mas Nadjib di Gembili selalu menjadi tempat persinggahan kami.Setiap saya dan istri mudik dari Manado ke Klaten dan Banyumas, maka begitu pesawat mendarat di Bandara Juanda Surabaya maka kami langsung menuju Gang Gembili utk silaturrahim dan menginap di Rumah Mas Nadjib. Demikian pula sebaliknya bila saya dan istri akan kembali ke Manado maka dari Klaten menuju Surabaya dan menginap dulu di Gembili, baru besuk paginya, berangkat terbang ke bumi nyiur melambai Manado. Mas Nadjib akan marah bila kami ke Surabaya dan tidak nginap serta silaturrahim ke kediaman mas Nadjib. Kecintaan dan kepedulian pada yunior dan anak anak muda Muhammadiyah merupakan proses perkaderan yang paling berhasil dilakukan oleh Mas Nadjib Hamid dan jarang dilakukan oleh para aktifis dan pimpinan persyarikatan.
Selalu Menjadi Orang Pertama dalam Segala Kebaikan
Prof. DR. Saad Ibrohim,MA Ketua Umum PWM Jawa Timur menyampaikan kenangannya selama bersama Mas Nadjib Hamid. Menurutnya, Nadjib selalu menjadi orang yang pertama dalam segala kebaikan. “…Kalau ada orang yang kesusahan, Pak Nadjib orang yang pertama sampai. Kalau ada pengumpulan dana beliau yang terdepan menyumbang baru diikuti oleh yang lain…” ujarnya Prof Saad Ibrohim. Prof Saad melanjutkan kenangannya tentang Mas Nadjib Hamid “…..Bahkan saat dia sakit di Dukun itu juga dalam rangka berhikmat kepada agama, kepada ummat, kepada negara,” pungkas Prof. Saad.
Mas Nadjib memang pribadi yang sangat menghayati bagaimana seharusnya bersikap dan perprilaku sebagai aktifis dan sebagai pimpinan persyarikatan. Satunya kata dan perbuatan, selalu memulai dari diri sendiri dalam melakukan kebaikan, tidak perlu menunggu orang lain yang memulai kebaikan, betul betul dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari. Muhammadiyah akan tetus tumbuh dan berkembang selama para aktifisnya tetap menjaga DNA Muhammadiyah yaitu: ikhlas, rela berkorban, suka memberi, ringan langkah, melembagakan amal sholih, komitment pada dakwah amat makruf nahi munkar dan tajdid, memberi solusi, moderat serta berkemajuan. Mas Nadjib dimanapun dan kemanapun selalu merawat mutiara mutiara DNA Muhammadiyah tersebut dalam kehidupan pribadi maupun berorganisasi.
Ketika Mas Nadjib merintis Majalah MATAN, saya menyaksikan totalitas beliau dalam membesarkan majalah Muhammadiyah Jawa Timur ini. Di acara acara Muhammadiyah dimanapun, beliau bawa sendiri majalan Matan dan dibagikan ke seluruh peserta yg hadir di acara tersebut. Akhirnya majalah Matanya tumbuh besar tidak hanya utk warga di Jawa Timur namun juga untuk warga Muhammadiyah diseluruh Indonesia. Tidak hanya majalah Matan, namun juga buku buku yang ditulis oleh para tokoh Jawa Timur seperti buku buku tulisan Mas Nur Cholis Huda juga dibawa sendiri oleh Mas Nadjib Hamid di berbagai acara Nasional Muhammadiyah. Beliau tidak malu jualan buku yang penting Muhammadiyah hidup dan berkembang juga dimaksud kan utk membangun budaya literasi di kalangan warga Muhammadiyah.
Sangat Peduli Cabang Ranting
Hasil Musywil Muhammadiyah Jawa Timur periode paska Muktamar Makasar atau periode 2015- 2020 mas Nadjib Hamid menerima amanah sebagai wakil ketua PWM Jatim yang membidangi LPCR Dan Perkaderan. Di Bidang perkaderan beliau memotivasi PDM PDM untuk secara serius menyelenggarakan perkaderan formal dan perkaderan non formal. Bila PDM. dinilai sukses melakukan perkaderan dan menyelenggarakan perkaderan formal maka para ketua Majelis kadernya diberi reward untuk pergi ke luar negeri seperti ke Malaysia dll. Sedangkan untuk menggerakkan cabang dan ranting maka LPCR jawa timur kepengurusannya beliau isi dengan aktifis aktifis muda yang berpengalaman di ortom AMM dan dakwah seperti Cak Ubaid (Sidoarjo) dan ustadz Nugroho Hadi Kusumo (Malang) dan temen temen muda lainnya. Anak anak muda ini diharapkan mampu bergerak lincah dalam menggerakan dan mengembangkan cabang dan ranting Muhammadiyah.
Untuk menggerakkan cabang dan ranting Muhammadiyah beliau lakukan tidakhanya bertumpu pada LPCR namun juga dilakukan oleh Mas Nadjib dengan hadir di cabang dan ranting melalui kunjungan langsung dan dengan mengisi pengajian hingga ke pelosok cabang dan ranting di berbagai PDM. keinginannya agar cabang dan ranting hidup dibuktikan oleh Mas Nadjib dengan memenuhi setiap undangan dari cabang dan ranting yang mengundang almarhum untuk hadir. Prinsipnya selama tidak ada barengan dengan acara yang lain maka bisa dipasyikan mas Nadjib akan hadir memenuhi keinginan semua cabang dan ranting. Hal ini menyebabkan dalam satu hari saja mas Nadjib Hamid bisa mendatangi pengaian atau kegiatan di cabang dan ranting lebih dari lima tempat. Bahkan ada yang sehari lebih dari delapan tempat yang beliau datangi, dari subuh perpindah tempat hingga larut malam. Beberapa kali saya WA dan hubungi mas Nadjib hampir selalu posisinya sedang diluar kota mengunjungi PDM, Cabang dan Ranting Muhammadiyah.
Kerja keras dan tak kenal lelah dari Mas Nadjib dan para pimpinan PWM Jawa Timur yang hampir semuanya mrnjadi “Mubaligh Cleleng” atau mubaligh yang entengan menjadikan PWM jawa Timur menjadi PWM yang memiliki cabang ranting unggulan paling banyak dibandingkan dengan PWM yang lain. Jawa Timur memang memiliki banyak sekali cabang Dan ranting yang maju dan unggul.
Lugas dan Totalitas dalam Ber Muhammadiyah
Ustadz Nur Cholis Huda Pengurus PWM Jawa Timur sekaligus penulis yang sangat produktif yang juga sahabat dekat Mas Nadjib Hamid ketika memberikan sambutan mewakili PWM Jatim mengatakan bahwa “….Bapak Nadjib Hamid telah dipanggil Allah SWT. Kita semua merasa kehilangan besar,” katanya.Sambil sesenggukan, Wakil Ketua PWM Jatim ini melanjutkan. “Beliau adalah orang yang berjasa besar. Terutama segala tugas apapun beliau laksanakan. Dan selama ini pengabdiannya kepada Muhammadiyah, kepada umat, dan kepada negara sangat besar,” ungkapnya, lalu berhenti lagi berbicara dan tak sanggup lagi meneruskan sambutanya.
Bagi Mas Nadjib Hamid, ber- Muhammadiyah itu bukanlah sekedar berorganisasi namun ber muhammadiyah menjadi jalan hidup untuk meraih ridlo Allah dan syurganya. Karena Ber muhammadiyah itu jalan menuju ridlo dan syurganya Allah SWT maka Mas Nadjib Hamid menjalani seluruh kegiatan Muhammadiyah dengan penuh keikhlasan, semangat dan penuh kegembiraan. Beliau juga Ber muhammadiyah tanpa beban sekaligus Ber muhammadiyah dengan hati yang bersih. Di forum apapun dan kepada siapapun Mas Nadjib Hamid selalu bicara lugas, apa adanya, tanpa beban menyampaikan pikiran dan pendapatnya. Semua dilakukan sebagai bukti kecintaannya pada Muhammadiyah dan para sahabat sahabatnya sesama pengurus Muhammadiyah.
Totalitas nya dalam berdakwah sungguh sangat mengharukan. Mas Nadjib Hamid pernah menyampaikan ke saya bahwa bila sedang kurang enak badan dan berdiam di rumah maka malah terasa bertbah sakit, namun bila sedang sakit atau kurang sehat dan berangkat dakwah maka saktnya jadi hilang dan sembuh. Beliau memang sedang sakit dan sudah lama beliau rasakan. Kepada DR. Mariman Darto Kepala Diklat LAN di Samarinda yang sekaligus sahabat mas Nadjib Hamid yang secara khusus mengunjungi Mas Nadjib Hamid ketika sakit (tanggal 9 Januari 2021), Mas Nadjib bertutur pada Pak DR. Mariman Darto bahwa “….Dakwah harus tetap jalan. Ia tidak bisa dihentikan. Karena penting untuk mencerahkan ummat. Bagi saya, tiada hari tanpa rihlah. Dalam satu hari, bisa menghadiri 9 – 10 kegiatan dakwah di daerah. Tempatnya pasti berbeda-beda. Ini sudah berjalan cukup lama. Sakit saya kemarin itu hanya kecapean saja”. Ungkapan Mas Nadjib ini sangat menggetarkan hati saya sekaligus mengingatkan kepada perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan yang terus berdakwah meski sedang sakit.
Selamat jalan Mas Nadjib Hamid
Selamat jalan senior, mentor dan sahabat
Selamat jalan sapu kawat Muhammadiyah Jawa Timur
Semoga ridlo Allah dan syurga Firdaus terlimpa untukmu
Muhammad Jamaluddin Ahmad, Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah